Dari pertanyaan di judul, maka “plain answer” adalah NO, Nehi, Nej.
Secara psikologi yang didukung “pretext,” hampir PASTI, Presiden Jokowi TIDAK akan mundur!
Kenapa?
Kilas balik dari semua presiden RI dalam konteks masa jabatan adalah sebagai berikut:
- Suharto MUNDUR
- Habibie, habis masa tugas, dan tidak bisa maju kembali.
- Gusdur, diberhentikan
- Megawati, meneruskan jabatan sisa
- SBY, selesai dua periode. Paling sempurna.
Hanya Suharto yang MUNDUR. Kondidi Suharto saat itu sudah tua (77 tahun), sakit sakitan (sempat check up di Jerman) dan jenuh (32 tahun memerintah).
Pretext atau prakondisi di luar kendali dirinya, semakin mendorong Suharto untuk mengundurkan diri. Ini poin poin pentingnya.
1) Ketua DPR/MPR, Harmoko minta Suharto mundur
2) Tokoh masyarakat, diantaranya Emha Ainun Najib dan Gusdur menemui dan minta langsung presiden Suharto mundur.
3) Forum rektor se Indonesia, secara resmi minta Suharto berhenti.
4) Demonstrasi mahasiswa secara besar besaran menuntut Suharto mundur
5) Jauh sebelumnya, Jenderal Sayidman Suryohadiprodjo (gubernur Lemhanas) dan buk Tien Suharto sudah minta Suharto tidak mencalonkan diri lagi.
Dari 5 poin di atas, hanya poin 4) saja, yaitu elemen mahasiswa yang terang terangan minta Jokowi mundur.
Unsur unsur lain hanya sepi dan bisu. Pura pura ribut di sosmed. Entah ribut menuntut Jokowi mundur atau “tepekik tepekau” karena tidak punya jabatan.
Selanjutnya, secara Psikologi, Jokowi JAUH “percaya diri” sebagai seorang presiden, jika dibanding Suharto saat mundur.
Usia Jokowi masih muda, sehat wal’afiat dan dalam kondisi puncak secara psiko untuk meneruskan masa jabatan presiden sampai 2024.
Jadi, jika anda buka jendela tanggal 12 April 2022, hampir pasti (99% bisa dipercayai), Jokowi masih presiden Indonesia!!
# Posting sebelumnya:
- Pilpres 2019- Indonesia Pengimpor Gula Terbesar Dunia
- Pilpres 2019- Jokowi Melawan Janji dan Kenyataan yang Diciptakannya Sendiri