Jika “oposisi” seperti Rocky Gerung atau Said Didu menyorot kemiskinan di Jateng, mungkin kita bisa “abaikan,” karena memang fokus kritik mereka ke presiden Jokowi dan Ganjar.
Begitu juga jika Puan Maharani yang melancarkan kritik terhadap Ganjar Pranowo, kita bisa mahfum, karena mereka sedang bersaing:
- Sudah 4 Survey Menempatkan Puan Maharani Top 5 Besar – Tibak 14
- Megawati “Melawan” 3 Presiden – Tibak 13
- Puan Maharani Lebih Populer Setelah Menggebuk Ganjar Pranowo
Bagaimana jika yang membahas soal kemiskinan di Jawa Tengah itu adalah tokoh PDIP, seperti Trimedya Panjaitan?
Bisa diartikan, bahwa kemiskinan menjadi perhatian khusus seluruh pengurus PDIP di tingkat pusat dan daerah.
Bukan hasil survey copras capres dari lembaga “ondal ondel!”
Kenapa begitu?
Karena menekan angka kemiskinan termasuk dalam ideologi bung Karno, dan dinyatakan secara TEGAS di pembukaan UUD, dimana salah satu tujuan negara Indonesia adalah: “…. untuk memajukan kesejahteraan umum….”
Artinya, Indonesia didirikan BUKAN untuk memiskinkan rakyat!
Seirama pula, kemiskinan di Indonesia meningkat tajam di era presiden Jokowi. Menurut Bank Dunia:
- pertambahan 13 juta orang miskin dari tahun 2019 sampai saat ini.
Implikasi dari data kemiskinan di Jawa Tengah dan Indonesia tersebut sangat mungkin menentukan keputusan Ketum PDIP dan jajaran DPP PDIP untuk mengusung calon presiden dari PDIP.
Bagaimana menurut anda tentang kemiskinan di Jateng dan Indonesia terhadap pengaruh keputusan DPP PDIP dalam menentukan sosok capres 2024?
# Posting sebelumnya:
- Bagi Bagi Hadiah Menjelang Natal dan Tahun Baru – Intermezo
- Ilham dari NASA untuk Rekayasa Minuman Fermentasi – Intermezo
- Muslim Menang 82 Kursi di Pemilu Amerika 2022 – Tibak 22
- Buah Jeruk yang Hanya Kulitnya Dimakan
- Apakah Mendengar Suara Langit? – Israel Melaksanakan Suntikan Vaksin ke 4