Menyatunya elemen elemen yang memenangkan presiden SBY dan Jokowi di kubu Prabowo Subianto, menyebabkan banyak kader PDI-P merasa "GENTAR"
Diantara elemen kemenangan tersebut adalah Pepabri (Agum Gumelar, Wiranto), intelijen (AM Hendropriyono) dan AKMIL 1973 (SBY dan rekan). Berdasarkan "desas desus," mayoritas purnawan jenderal yang bermukim di Jakarta sudah berada di belakang Prabowo.
Kenyataan di lapangan, kalau pada posting lalu (Pasangan Ganjar AHY Bisa Menang Satu Putaran Pilpres 2024 – Tibak 52), Prabowo unggul tipis di Jatim dan Jakarta, sekarang sudah "melebarkan sayap" ke Jawa Barat dan Banten.
# Posting penting:
Praktis, Prabowo sudah menguasai pulau Jawa, minus Jateng dan Jogya! Situasi terus bergerak, bukan tidak mungkin, Jateng dan Jogya segera jatuh!
Mencium "bau kekalahan" seperti ini, salah seorang tokoh PDI-P, Guntur Sukarno, abang kandung Megawati langsung mengusulkan agar presiden Jokowi segera menjadi ketum PDI-P.
Apa tanggapan PDI-P?
Apakah ada pilpres 2024, jika presiden Jokowi menjadi Ketum PDI-P?
PDI-P, melalui Sekjen, Hasto ternyata tidak menolak mentah mentah usul ini, menganggapnya sebagai "masukan berharga."
Seperti biasa, Hasto kemudian menjelaskan mekanisme pergantian kepimpinan di PDI-P. Sekarang fokus pilpres dan pileg 2024, baru setelah itu pemilihan ketum.
Omongan Sekjen PDI-P ini hanya bersifat tentatif, tentu soal pergantian Ketum ini akan bergulir beberapa hari mendatang.
Menariknya, jika benar benar terjadi, dimana presiden Jokowi menjadi ketum PDI-P, konsekwensi pasti adalah Pileg 2024 akan tetap berlangsung Februari 2024.
Bagaimana dengan Pilpres 2024?
Sebagai ketum PDI-P, presiden Jokowi sangat berwenang memberi perintah kadernya (ketua DPR) untuk membuat UU penundaan pilpres 2024!
Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Stay tune!!
# Posting sebelumnya: