Kata MEROKET adalah tepat jika kita menggambarkan pertumbuhan ekspor Indonesia selama kuartal 1 tahun 2021.
Ekspor kita, terutama untuk ekspor barang meningkat (tumbuh) sebesar 11,86%.
Jika angka 7% sebagai dasar pijakan, maka angka ekspor barang yang tumbuh “double digit” ini bolehlah kita sebut dengan istilah MEROKET.
Kuartal 1 mencakup bulan:
- Februari
- Maret
Anehnya, pertumbuhan ekonomi kuartal 1 tahun 2021 tetap MINUS sebesar -0,74.
Hal ini menjadikan pertumbuhan ekonomi kita MINUS sebanyak 4 kuartal berturut turut (3 kuartal tahun 2020 dan 1 kuartal tahun 2021).
Kenapa bisa ekspor meroket, tetapi pertumbuhan ekonomi minus?
Jawabnya: karena pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat ditentukan oleh KONSUMSI.
Sumbangan variabel KONSUMSI untuk pertumbuhan sebesar 59%.
Sedangkan variabel EKSPOR dan lain lain hanya sebesar 41%
Artinya?
Meskipun ekspor MEROKET, sementara konsumsi MINUS, maka pertumbuhan ekonomi selalu MINUS.
Selain konsumsi dan ekspor, apalagi variabel “lain lain” sebagai penentu pertumbuhan?
Wisata
Wisatawan yang datang ke Indonesia sangat menurun.
Sekarang anda mengerti kenapa Sri Mulyani dan Sandiaga Uno seperti kesurupan menyuruh rakyat Indonesia:
- berwisata.
Tak lain adalah supaya terjadi pertumbuhan ekonomi!
Terus?
-------------------------------------------
Ribut ribut soal PERTUMBUHAN ekonomi kuartal kedua tahun ini.
Sri Mulyani bilang angka pertumbuhan 8% ke atas.
Seperti biasa, Jokowi dengan angka “ajaibnya” menyatakan pertumbuhan kuartal kedua di kisaran 7%.
Pertanyaannya kemudian: siapakah yang benar?
8% atau 7%?
Hampir pasti keduanya salah.
Kenapa?
# stay tune!
- akan kita bahas nanti akhir Juli atau awal Agustus.