Sudah diceritakan tentang apa dan siapa anak kami, silahkan baca posting sebelumnya:
- Menyahut Seruan Presiden John F Kennedey, Anakku Menjadi Tutor Iptek
- Intermezo - Dari Tutor Menjadi Research Associate
- Dance with Prairie Orchids - Tarian Hantu Kala Senja
- Intermezo - Lugu dan Lucunya Calon “Ilmuwan” Amerika
- Pandemik Covid 19 – Setali Tiga Burung Beo
Jangan bayangkan ilmuwan Amerika itu pakai kaca mata tebal, duduk serius di depan mikroskop atau membaca buku tebal tebal di perpustakaan.
Atau jangan pula bayangkan sepert Tesla, penemu aliran listrik AC dan “Tesla coil” yang dipakai dalam teknologi radio, dimana di tengah malam buta dia naik sepeda “telanjang bugil” mengelilingi kota.
Apa beda antara Tesla dan pemilik perusahaan mobil listrik Tesla?
Persamaannya sama sama suka “telanjang.” Satu “telanjang bugil,” satunya lagi “telanjang dada.” Buka baju kalau jogging.
Pokoknya ada kata “telanjang.”
Loh, kok ngalur ngidul?
Ilmuwan Amerika, sejak usia muda berpikir sangat lepas, tanpa batas. Langit batasnya.
Riset bisa diulang berkali kali, sampai mendapatkan hasil yang memuaskan menurut mereka.
Meskipun berkelamin perempuan, bisa naik speed boat sendirian mengambil sampel riset di lokasi sebuah pulau tanpa penghuni.
Ada pula yang ikut ruaya angsa, dari satu hutan ke hutan lainnya. Mengintip bagaimana angsa liar itu beranak pinak dan menghindari serangan predator.
Soal “behavior” angsa ini, ada yang menang hadiah nobel. Begitulah seriusnya para ilmuwan Amerika sejak dari usia muda.
Anak kami dengan jumlah tim 8 orang. Semuanya kulit putih, pernah ada dua orang Yahudi.
Sudah dua tahun keluar masuk hutan melakukan riset (pengambilan sampel, observasi dan uji hipotesa) “tranmisi” penyakit dari satu mahluk ke mahluk lainnya.
# Syarat untuk jadi ilmuwan itu cuma satu: BERANI
## Sementara teman teman seusianya di tanah air, ada yang “repot” dengan pencalonan diri sebagai bupati atau walikota.
- berbusa busa “berbohong” dengan janji janji palsu.