Sawan Fibrosis: September 2020

Wednesday, September 30, 2020

Kata Insya Allah Dalam Debat Donald Trump Vs Joe Biden

Debat yang tegang antara Donald Trump Vs Joe Biden
(Credit to The Hill)

Debat pertama Pilpres USA 2020 antara pertahana Donald Trump Vs Joe Biden barusan saja selesai.

Diantara hal yang menarik adalah pemakaian kata “Insya Allah” oleh Joe Biden. Kata itu muncul ketika Donald Trump ditanya soal jumlah pajak penghasilan yang dia bayar ke negara.

Kira kira dialognya sebagai berikut:

Moderator: Apakah anda membayar pajak penghasilan cuma sebesar US$750 dalam dua tahun terakhir ini?

Donald Trump (bohong): Tidak. Aku akan perlihatkan dokumennya nanti.

Joe Biden (nyeletuk): Kapan? Insya Allah?


Bagaimana respon orang Amerika terhadap pemakaian kata Insya Allah ini?

-----------------------------------

Setelah debat usai, kata “Insya Allah” menjadi ramai diperbincangkan di berbagai media, mainstream maupun media sosial.

Berbagai komentarpun muncul baik positif maupun negatif. Positifnya, ini dianggap sebagai tonggak sejarah bahwa umat Islam akan semakin masuk dan semakin terlibat dalam dunia politik di Amerika Serikat.

Dalam beberapa tahun belakangan ini, muslim Amerika mulai menyadari bahwa agar suara didengar, salah satunya dengan cara memegang jabatan jabatan politik.

Sampai saat ini, diantaranya yaitu sudah ada dua orang Islam yang menjadi anggota Kongres, satu orang pernah menjadi ketua partai Demokrat di tingkat propinsi, satu orang calon gubernur Michigan.

Bernie Sanders, senator dan calon presiden dari partai Demokrat, kalah melawan Joe Biden di primary adalah diantara tokoh yang mempromosikan umat Islam untuk terjun di dunia politik praktis.

Negatifnya, setelah mengetahui bahwa padanan kata Insya Allah itu adalah “God willing,” menyebabkan kata ini mulai dipakai untuk tujuan tujuan “sarcasm.”

Masih ada dua debat sisa Donald Trump Vs Joe Biden. Kita tunggu kejutan apa lagi nantinya.

Stay tune.

Wednesday, September 23, 2020

Pilgub Kepri 2020 – Bisakah Soerya–Iman Mengalahkan Pertahana?

Calon gubernur Kepri 2020 (credit to Seputar Riau)

Ada dua berita yang menarik perhatian dalam pertarungan merebut kursi gubernur Kepri:

1) Ketua DPW Nasdem, Rudi mentargetkan 10% suara untuk Ansar – Marlin di Karimun (Surya Kepri, 26 July 2020).

2) “Pilkada Kepri 2020: Soerya Yakin Menang Mutlak di Karimun” (batamnews, 17 September 2020).

Kabupaten Karimun sangat penting dalam Pilkada Kepri, karena jumlah pemilih kabupaten ini berada di urutan kedua setelah Batam.

Selanjutnya, apa makna dari dua berita di atas?

----------------------------------------

Bisa diartikan bahwa Rudi sudah “menyerah kalah” sebelum bertanding. Istrinya TIDAK bisa bersaing di Karimun, kampung halamannya sendiri.

Kemudian, berita kedua, Soerya Respationo “yakin” menang di Karimun.

Mungkin anda tersentak kaget: Masa sih?

Apa penyebab Soerya merasa yakin, bahkan yakin menang mutlak di Karimun?

Padahal, publik tahu persis, Isdianto (incumbent) adalah putra daerah Karimun.

Bukan itu saja, karier Isdianto boleh dikatakan diawali di Karimun. Mulai dari lurah, camat sampai memegang jabatan di beberapa Dinas (kepala Dinas).

----------------------------------------------

FAKTA BAHWA Soerya bersama Nyat Kadir menang di Karimun dalam Pilgub Kepri tahun 2005.

Persantase kemenangan adalah 49,1%. Sementara saingan terdekat, Ismeth – M.Sani hanya memperoleh angka 45,5%.

Angka ini cukup “significant,” mengingat yang dilawan adalah incumbent (Ismeth Abdullah) dan Bupati sekaligus putra daerah Karimun (M Sani).

Jika saja Soerya bisa mengulang kemenangan di Karimun tahun 2005, apa implikasinya dalam Pilgub 2020?

Pasangan Soerya – Iman berpeluang besar “memecah” tradisi Pilgub Kepri yang selalu dimenangkan oleh Petahana.

Kenapa bisa begitu?

Tunggu jawabannya di tulisan tulisan berikut.

Stay tune !!!

Saturday, September 19, 2020

Garage Sale – Jualan Murah Tetangga Pindah

Tetangga pindah, sebagian barangnya akan dijual

Orang Amerika Serikat biasa biasa saja pindah dari satu kota ke kota lainnya. 12 kali dalam hidup mereka berpindah dengan berbagai alasan. Diantaranya:

- pekerjaan

- gaya hidup

- menikmati hari tua

Jika ada yang pindah, dalam hal ini tetangga, biasanya barang barang mereka, apa saja, diklasifikasi sebagai berikut:

- barang yang disayangi akan dibawa pindah

- untuk barang masih bagus akan dijual ke tetangga atau ke siapa saja.

- yang jelek akan dibuang ke tempat sampah.

Ada dua istilah dalam hal jual menjual barang oleh tetangga untuk tetangga ini:

- Yard sale

- Garage sale


Barang dengan bahan kaca dan keramik

Jika barangnya banyak, biasanya dipajang di mana mana, termasuk di halaman depan dan belakang (Yard sale).

Garage sale hanya terbatas di garasi (mobil), kadang kadang juga di dalam rumahnya. Barang yang akan dijual tidak begitu banyak.

Berapa harganya?

Ya, harga tetangga dari GRATIS sampai US$ 1 – 30. Pokoknya dibawah US$ 50. Tergantung barang dan kualitas (usianya).

Hanya untuk contoh saja:

- barang barang yang berhubungan dengan dapur seperti piring, pisau, periuk dan peralatan dapur harganya GRATIS. Nol rupiah.

- buku buku juga GRATIS.

- Kulkas, Mesin cuci dan alat elektronik lain sekitar US$ 20 - 30 (Rp 300 ribu sampai Rp 450 ribu).

- Mesin pemotong rumput US10 (Rp 150 ribu). Harga baru di pasar diatas Rp 2 juta.


Harga harga ini bisa dinegosiasi, ya, namanya tetangga. Sekedar nyumbang, dan bantu bantu membersihkan rumah yang mau pindah.


Thursday, September 17, 2020

Pilwako Batam 2020 – Pertahana Merasa Ditikam Dari Belakang

Dua pasang calon walikota Batam (credit to GoKepri)

Pada posting lalu, saya menyinggung soal walikota Batam yang mungkin saja kalah dalam pilkada.

Hal ini bisa terjadi karena praktik nepotisme yaitu Walikota Batam, Rudi “menyorong” istri sendiri untuk maju sebagai calon wakil gubernur kepri:

Pilgub Kepri dan Pilwako Batam 2020 - Akankah Tiga Terjungkal?

Belum satu bulan sejak pendaftaran di KPUD Batam, 4 September 2020, sudah ada riak riak di seputar partai pendukung pertahana.

Menurut berita mainstream, paling sedikit ada dua partai pendukung pertahana yang main dua kaki.

Masyarakat bisa saja menilai ini sebagai bentuk:

- gerakan tikam dari belakang

- musuh dalam selimut

- menggunting dalam lipatan

- dsbnya

Apa implikasinya untuk pasangan pertahana, Rudi – Amsakar, dalam Pilwako Batam?

Google trending yang tidak menguntungkan pertahana

Hal ini akan semakin menguras energi dan mengurangi kosentrasi pertahana dalam Pilwako:

- habis energi untuk mengurus bini dalam Pilkada Kepri sebagai calon wakil gubernur

- ber-akrobat dengan partai pendukung. Sekarang ada dua partai yang mbalelo, bukan mustahil akan bertambah mendekati hari “H” nanti.

Jika dilihat dari Google trending, awalnya Rudi – Amsakar seperti TIDAK terbendung, tapi saat ini terjadi pergeseran persepsi masyarakat secara besar besaran.


# Periode 6 September – 12 September :

- Lukita - Abdul Vs Rudi-Amsakar: 36% Vs 64%


## 13 September – Hari ini :

- Lukita-Abdul Vs Rudi-Amsakar: 50% Vs 50% (berimbang)


Adalah fakta, SDM Batam termasuk yang terbaik di Indonesia. Mereka akan bertanya tanya dan mencari tahu: siapa sebenarnya Rudi, apa yang telah diperjuangkannya untuk Batam, apa policy-nya untuk mengatasi pengangguran di Batam.


Akhirnya, apakah target Rudi – Amsakar menang 62% akan tercapai?

Saturday, September 12, 2020

Pasangan Apri – Roby DIKALAHKAN oleh Kata “Pilkada Bintan” - Bagian 1

Grafik dari Google Trending

Salah satu cara untuk melihat respon masyarakat terhadap suatu peristiwa adalah melalui “Google Trending.”

Benar, ini bukan polling atau survey, hanya untuk mengetahui “trending” perbincangan di media sosial. Sehingga juga bisa diketahui “mood” masyarakat dalam Pilkada misalnya.

Saya mencoba melihat “google trending” dengan kosa kata: Apri – Roby Vs Pilkada Bintan.

Hasilnya sebagai berikut (angka sengaja dibulatkan, hanya untuk tulisan ini):

1) Periode 23 sampai 29 Agustus 2020:

Apri – Roby Vs Pilkada Bintan : 100% Vs 0%


2) Periode 30 Agustus sampai 5 September 2020:

Apri – Roby Vs Pilkada Bintan : 29% Vs 71%


3) Periode 6 September sampai 12 September 2020:

Apri – Roby Vs Pilkada Bintan : 40% Vs 60%


Terlihat jelas, ketika periode sebelum pendaftaran calon bupati Bintan, masyarakat hanya memperbincangkan (100%) pasangan Apri – Roby.

Perbincangan bergeser menjadi “Pilkada Bintan” pada saat pendaftaran calon (71%) dan pasca pendaftaran calon (60%).

Artinya?

Bukan mustahil, jika Apri – Roby melawan “kotak kosong,” pemenangnya adalah KOTAK KOSONG.

Selanjutnya, apakah ini momentum penting untuk pasangan Awe dan Dalmasri yang akhirnya menggantikan Kotak Kosong?

---------------------------------------------------------------

Seperti tulisan sebelumnya bahwa SDM Batam, Bintan, dan Karimun termasuk yang TERBAIK di Indonesia.

Sama saja dengan MERENDAHKAN harkat dan martabat mereka, jika calon calon yang maju berbau NEPOTISME.

Sudah saya singgung di posting sebelumnya:

Pilgub 2020 – Berkaca Pada Pilwako Tanjung Pinang

Pilgub Kepri dan Pilwako Batam 2020 – Akankah Tiga Terjungkal?

Setelah dua tulisan ini, saya memuji Isdianto yang akhirnya mendengar suara masyarakat untuk menolak nepotisme:

Pilgub Kepri 2020 – Sabda Didengar, Rakyat Berbinar

-----------------------------------------------

Perlu diingat, calon nepotisme Aida (pilgub Kepri) dan Maya (Pilwako Tanjung Pinang) tenggelam ditelan masa.

Hukuman masyarakat sangat kejam.

Kembali ke Pilkada Bintan, bagaimana peluang Awe dan Dalmasri setelah berhasil menggantikan kotok kosong?

# Bersambung


Wednesday, September 9, 2020

Pilpres 2024 - Anies Baswedan dan Politik Identitas

 

Anies Baswedan dalam sebuah acara (credit to detikNews)

Di Amerika Serikat, biasa biasa saja orang mengidentikkan dirinya dengan:

- African American
- Japanese American
- Chinese American
- Asian American

Dalam dunia politik adalah biasa biasa juga seorang calon presiden mengidentikkan dirinya dengan suatu golongan atau asal usulnya, karena identitas berhubungan sumber SUARA dan DUIT.

Ketika mencalonkan diri sebagai presiden tahun 2008, Obama mendapat suara 95% dari African American, dan sumbangan uang sebesar US$760 (Rp 11 triliun).

Uang umumnya datang dari orang hitam (African American) yang berprofesi sebagai bintang film, olahragawan, seniman dan pengusaha kecil menengah.

Sekarang, Kamala Haris meng-identikkan dirinya sebagai anak imigran Jamaica dan India.

Ketika diumumkan sebagai calon wakil presiden Joe Biden, hanya dalam waktu 24 jam uang terkumpul sebanyak US$24 juta (Rp 350 milyar).

Sepanjang bulan Agustus, hanya satu bulan, kamala Haris dan Joe Biden mengumpulkan uang US$364 juta (Rp 5,3 triliun). Uang ini umumnya datang dari komunitas India dan Jamaica di Amerika Serikat.

Tentu saja, India dan Jamaica di Amerika akan memberikan suara mereka untuk Joe Biden – Kamala Haris.

-------------------------------------------------------------------------------------

Pernahkan anda mendengar Ahok secara LANTANG mengaku dia orang Cina?

Orangtua, ya, Ayah Ahok emangnya lahir di mana?

Kakek Ahok lahirnya di mana? Dan apa profesi kakek Ahok?

Hanya sekedar menguji pengetahuan anda!!

Terus, apa hubungannya dengan Anies Baswedan?

--------------------------------------------------------------------------

Kakek Anies Baswedan dilahirkan di Surabaya.

Kalau anda TIDAK tahu Surabaya itu di mana, saya kasih tahu bahwa Surabaya itu berlokasi di Pulau Jawa.

Kakek Anies Baswedan adalah “founding father,” yaitu salah satu tokoh pendiri Republik Indonesia. Diantara founding father yang lain adalah Sukarno dan Hatta.

Ayah Anies Baswedan adalah mantan Dekan dan wakil Rektor UII. Tahukah anda UII itu di mana?

Di Medsos, ayah Anies mengaku berasal dan menetap di Yogyakarta. Dan Yogyakarta itu berada di Beijing, eh, Yaman.

Anies Baswedan sendiri lahir di Kuningan (Jawa Barat). Ibunya berasal dari Cipicung, Jawa Barat.

Dari TK, SD, SMP, SMA, dan Kuliah di Yogyakarta. Silahkan cek di Youtube, bagaimana lancarnya Anies Baswedan berbahasa Jawa.

Selain lancar, aksennya “medok.”

Dimana letak salahnya, kalau saya nuduh Anies Baswedan orang Jawa atau saya menuduh Ahok adalah orang Bangka Belitung?

Soal identitas ini, terserah orang Jawa, calon pemilih terbesar Indonesia apakah akan menganggap Anies Baswedan sebagai “putra daerah” dan kemudian memilihnya sebagai presiden tahun 2024.

Mari kita tunggu!!