Sawan Fibrosis: Pasangan Apri – Roby DIKALAHKAN oleh Kata “Pilkada Bintan” - Bagian 1

Saturday, September 12, 2020

Pasangan Apri – Roby DIKALAHKAN oleh Kata “Pilkada Bintan” - Bagian 1

Grafik dari Google Trending

Salah satu cara untuk melihat respon masyarakat terhadap suatu peristiwa adalah melalui “Google Trending.”

Benar, ini bukan polling atau survey, hanya untuk mengetahui “trending” perbincangan di media sosial. Sehingga juga bisa diketahui “mood” masyarakat dalam Pilkada misalnya.

Saya mencoba melihat “google trending” dengan kosa kata: Apri – Roby Vs Pilkada Bintan.

Hasilnya sebagai berikut (angka sengaja dibulatkan, hanya untuk tulisan ini):

1) Periode 23 sampai 29 Agustus 2020:

Apri – Roby Vs Pilkada Bintan : 100% Vs 0%


2) Periode 30 Agustus sampai 5 September 2020:

Apri – Roby Vs Pilkada Bintan : 29% Vs 71%


3) Periode 6 September sampai 12 September 2020:

Apri – Roby Vs Pilkada Bintan : 40% Vs 60%


Terlihat jelas, ketika periode sebelum pendaftaran calon bupati Bintan, masyarakat hanya memperbincangkan (100%) pasangan Apri – Roby.

Perbincangan bergeser menjadi “Pilkada Bintan” pada saat pendaftaran calon (71%) dan pasca pendaftaran calon (60%).

Artinya?

Bukan mustahil, jika Apri – Roby melawan “kotak kosong,” pemenangnya adalah KOTAK KOSONG.

Selanjutnya, apakah ini momentum penting untuk pasangan Awe dan Dalmasri yang akhirnya menggantikan Kotak Kosong?

---------------------------------------------------------------

Seperti tulisan sebelumnya bahwa SDM Batam, Bintan, dan Karimun termasuk yang TERBAIK di Indonesia.

Sama saja dengan MERENDAHKAN harkat dan martabat mereka, jika calon calon yang maju berbau NEPOTISME.

Sudah saya singgung di posting sebelumnya:

Pilgub 2020 – Berkaca Pada Pilwako Tanjung Pinang

Pilgub Kepri dan Pilwako Batam 2020 – Akankah Tiga Terjungkal?

Setelah dua tulisan ini, saya memuji Isdianto yang akhirnya mendengar suara masyarakat untuk menolak nepotisme:

Pilgub Kepri 2020 – Sabda Didengar, Rakyat Berbinar

-----------------------------------------------

Perlu diingat, calon nepotisme Aida (pilgub Kepri) dan Maya (Pilwako Tanjung Pinang) tenggelam ditelan masa.

Hukuman masyarakat sangat kejam.

Kembali ke Pilkada Bintan, bagaimana peluang Awe dan Dalmasri setelah berhasil menggantikan kotok kosong?

# Bersambung


No comments:

Post a Comment