Pada tulisan bulan Oktober, 2020 lalu: Pilwako Batam 2020 – Siapakah Abdul Basyid?
Angka “traffic” medsos Abdul Basyid hanya 39%, jauh tertinggal dibandingkan Amsakar yang 61%.
Setelah satu bulan, yaitu seminggu terakhir bulan Nopember, 2020, saya kembali mengecek traffic, kali ini sumber traffic yang saya cek agak luas, yaitu:
- berita online (surat kabar, majalah, portal berita)
- websites
Hasilnya?
Amsakar: 41%
Kenapa angka Abdul Basyid bisa begitu fantastik?
Ada dua faktor penyebabnya, yaitu internal dan eksternal. Diantara faktor internal adalah:
- Basyid sangat aktif berdialog dengan masyarakat
-Menghadiri berbagai kegiatan sosial dan budaya rakyat, termasuk undangan kawin atau kenduri.
- Melakukan silaturrahmi dengan siapa saja, diantaranya kunjungan ke tanah kelahirannya.
Banyak sekali faktor eksternal diantaranya:
- masyarakat semakin menyadari bahwa walikota pertahana mempraktikkan politik nepotisme. Sangat sibuk dengan pencalonan bini sebagai wakil gubernur Kepri
- ulama, di status sosmed mereka, juga mulai menyinggung soal bahaya nepotisme
- tentu saja kondisi ekonomi yang semakin parah di pulau Batam.
Lukita mulai unggul terhadap Rudi, dari angka 50% vs 50% di bulan Oktober, sekarang meningkat menjadi 57% Vs 43%.
Apa makna ini semua?
Masyarakat Batam mulai mengetahui siapa Lukita dan Basyid. Kemudian memperbincangkannya di berbagai media.
Apakah Lukita – Basyid akan memang di Pilwako Batam?
Modal dasar sudah punya, yaitu didiskusikan dan menarik perhatian masyarakat Batam: masyarakat awam, ulama, tokoh masyarakat dan mayoritas rakyat yang mengakses teknologi digital.
Langkah berikutnya akan membutuhkan ribuan “sukarelawan,” untuk melakukan:
- menggiring pemilih untuk ke kotak suara
- mengawasi kotak suara
Good Luck!!
# Hanya sekedar mengingatkan, berdasarkan data nasional: pertahana punya peluang 70% untuk mempertahankan jabatannya