Sawan Fibrosis

Saturday, July 18, 2020

Pilgub Kepri 2020 – Sabda Didengar, Rakyat Berbinar Binar

Isdianto dan Suryani (credit to KalbarOnline)

Setelah hiruk pikuk akan berpasangan dengan “istri orang,” yang notabene adalah meng-abadikan “nepotisme,” akhirnya Isdianto mendengarkan “sabda” rakyat, sabda langit.

Ini sekaligus sebagai “edukasi” politik yang bisa diselipkan saat kampanye dan temu masyarakat bahwa:
- siapa saja bisa menjadi peserta pilkada asal punya “track record” sebagai pejabat publik, bukan semata mata karena dia ibu rumah tangga dan istri orang (bini pejabat).

Terang benderang, Suryani pasangan Isdianto adalah anggota legeslatif, DPRD Kepri dari partai PKS, untuk maju di Pilgub Kepri 2020.

Dua periode terpilih sebagai anggota DPRD Kepri menunjukkan Suryani punya “jam terbang” yang sangat memadai dalam dunia politik Kepri.

Beberapa posting saya pernah menyinggung tentang Isdianto, mulai dari puja puji sampai ke kritik pedas, diantaranya adalah sbb:

Apa keunggulan dan bagaimana peluang MENANG pasangan Isdianto dan Suryani?
----------------------------------------------------------

Sudah saya tulis berkali kali tentang keunggulan sebagai “incumbent,” diantaranya:
- Menguasai logistik yang “melimpah”
- Bisa mengakses birokrat sampai ke desa, RT/RW
- Punya wewenang untuk berkoordinasi dengan aparat, baik Polisi, TNI, termasuk Babinsa soal keamanan pilkada.

Untuk kasus Isdianto, ini keunggulan berpasangan dengan Suryani dan kemudian didukung oleh PKS dan partai Hanura:
- Partai PKS mengantarkan Prabowo-Sandi meraup suara 52% umat Islam. PS kalah karena suara non-muslim.
- Hanura adalah partai nasionalis yang konstituennya terdiri dari semua etnis dan agama.

Mayoritas penduduk Kepri, dan orang Melayu Kepri yang muslim, ditambah demograpi Kepri yang multi-etnis dan multi-agama, merupakan peluang besar untuk Isdianto dan Suryani. PKS dan Hanura adalah kartu “as.”

Apakah semua sumber keunggulan ini bisa mengantarkan Isdianto dan Suryani menang Pilgub Kepri 2020? Mari kita tunggu.

Wednesday, July 1, 2020

Tentang Masa Kecil - Castle on the Hill

Salah satu danau di pinggir hutan, tempat anak dan temannya istirahat
setelah keluar masuk hutan.

Ketika anak bertanya tentang masa kecil, maka saya kasikan lagu “Castle on the Hill” oleh Ed Sheeran.

Lirik lagu dalam bahasa inggris:

When I was six years old I broke my leg
I was running from my brother and his friends
And tasted the sweet perfume of the mountain grass I rolled down
I was younger then, take me back to when I

Found my heart and broke it here
Made friends and lost them through the years
And I've not seen the roaring fields in so long, I know I've grown
But I can't wait to go home

I'm on my way
Driving at ninety down those country lanes
Singing to "Tiny Dancer"
And I miss the way you make me feel, and it's real
We watched the sunset over the castle on the hill

Fifteen years old and smoking hand-rolled cigarettes
Running from the law through the backfields and getting drunk with my friends
Had my first kiss on a Friday night, I don't reckon that I did it right
But I was…

Saya suka lagu ini dinyanyikan dalam video berikut 


--------------------------------------------------------

Tak semua bait lagu sesuai dengan masa kecil, hanya ini bait bait yang saya alami, saya modifikasi dalam bahasa Indonesia:

- jungkir balik dari atas bukit sambil mencium bau rumput.

- berlari kencang di bibir pantai dan suka menyusuri anak sungai

- nonton tari, musik dan pernah tampil di atas panggung

- ngisap rokok gulung, dan mengeluarkan asap dari hidung.

- minum “spirit” sampai mabok
- menikmati “sunset” dari pelabuhan


- punya teman, ada yang jadi: penjual baju, bekerja di luar negeri, ada yang punya dua anak, dan ada pula yang kawin berkali kali.
---------------------------------------------------------------

Tidak ada dalam bait lagu:
- berenang seharian sambil mengintip ular laut kawin, kemudian disengat ampai (ubur ubur).

- menunggangi penyu di sungai, bukan main happy-nya, tapi ketika si penyu menyelam, langsung gelagapan, lemas mau mati.

Misteri TIDAK terjawab:
- Naik sepeda motor mati mesin, tengah malam buta, bulan purnama, tiba tiba datang perempuan cantik membawa bensin.

- Jam dua malam, keluar dari apartment di sebuah negara (bukan Indonesia, bukan Amerika), ada sosok rambut panjang berjalan, saya kejar agak berlari, ternyata jarak saya dan si rambut panjang tetap.

Merasa heran, lihat ke kakinya….. wow…. TIDAK ada kakinya.

# Ternyata, masa kecil saya (sampai hari ini) SANGAT indah, nggak sabar mau diceritakan ke cucu.
--------------------------------------------------------

Bagaimana dengan masa kecil anda? Apa saja yang INDAH dalam hidup anda?
- Kapan “first kiss?”…...

Sunday, June 28, 2020

Presiden GOBLOK: Covid-19 Tertinggi Di Dunia

Presiden AS (credit to The Newyorker)

Seperti yang saya tulis berkali kali dalam status FB, blogger dan berbagai media lain bahwa jumlah pemenang Hadiah Nobel warga Amerika jauh lebih BANYAK dibandingkan dengan jumlah negara lainnya jika ditambahkan.

Seluruh negara di dunia ini jika ditambahkan pemenang hadiah nobelnya, Amerika tetap lebih banyak.

Pertanyaannya kemudian, kenapa infeksi Covid-19 justru di Amerika Serikat tertinggi di dunia?

Jawaban sederhananya: karena presidennya GOBLOK. Sudahlah goblok, tak satupun omongannya bisa dipercaya.

Inilah diantara komen komen beliau dari Januari 2020 sampai Juni 2020:
1) ”aah...flu lebih berbahaya dari Covid-19.”

2) Untuk apa tes tesan, kalau mau kena Covid-19, ya kena juga

3) Tak perlu social distance dan lockdown

4) Apa itu vaksin? Wong, flu sudah ada vaksin aja, tetap nggak mati mati tuh virus

5) Emangnya banci, pakai “face mask?”….. kayak eLGiBiT aja.
- akibatnya, pendukung buta nggak pakai masker, dan selalu terjadi keributan di ruang publik.
- karena pendukung dan presiden nggak punya otak, yang diandalkan dengkul, sehingga banyak perkelahian memakan korban.

6) dsb dst……

# Untungnya:
- Kongres dikuasai oleh partai Demokrat (Partai Obama)
- Gubernur di banyak state juga banyak yang dari partai Demokrat.
- Lembaga pemerintah seperti CDC dan NHI adalah lembaga independen
- Swasta banyak yang ambil inisiatif

## Meskipun sempoyongan dipimpin oleh si goblok:
- Bantuan keuangan untuk rakyat tetap bisa dilaksanakan dengan keputusan kongres.
- Riset untuk vaksin tetap berjalan, meskipun tertatih tatih.
- Terjadi saling bantu antara gubernur.

### Pelajaran untuk semua:
- Pilihlah presiden yang "cerdas," punya integritas (nggak gampang menjual negara), sumber inspirasi.......

Tuesday, June 23, 2020

Pilpres 2024 – Dua Terbilang Dalam Timangan Istana

Ganjar dan Khofifah

Baru saja diumumkan pemenang “new normal,” dimana daerah yang dianggap “sukses” menangani Covid-19 dapat ganjaran dari istana.

Untuk level Propinsi, ada EMPAT hal menarik dari hadiah ini:

1) 6 dari 7 kategori jatuh ke tangan propinsi yang memenangkan Jokowi dalam pilpres 2019

2) Dua propinsi yang menjadi lumbung suara Jokowi, yaitu Jatim dan Jateng adalah diantara pemenang. Bahkan Jatim mendapat hadiah di dua kategori.

3) Dua propinsi, yaitu Jakarta dan Jabar TIDAK termasuk dalam daftar pemenang

4) Wanti wanti dari panitia:”Jangan PILIH pertahana yang Gagal Menangani Covid-19.” Anda pasti tahu arahnya ke mana.
--------------------------------------------------------
Posting saya tertanggal 12 June 2020: Pilpres 2024 – Akankah Giliran Jawa Barat?

Dalam kolom komentar, ada saya sebutkan bahwa Gubernur Jawa Timur lebih “menggiurkan” ketimbang Jawa Tengah. Dua hadiah untuk Jawa Timur “membuktikan” “benarnya” komen saya.

Khofifah adalah “anak manis”, dari menteri diizinkan Jokowi untuk ikut pemilihan gubernur, dan MENANG. Balasan Khofifah, memenangkan Jokowi.

Padahal, menurutkan teman yang bekerja di salah satu lembaga penelitian di Singapura, “exit poll” yang dia lakukan menunjukkan angka “imbang” antara Jokowi dan Prabowo.

Soal suara di Jatim, ada saya buat coretan dengan judul:”Angka yang Janggal di Jatim.”

Tapi, saya dan teman TIDAK berani menyimpulkan bahwa hasil Pilpres 2019 apakah Sah atau TIDAK SAH. Kenapa? Lain kali saja dibahas.
-----------------------------------------------------------------

Terus, apa maksudnya dengan judul: “Pilpres 2024 – Dua Terbilang Dalam Timangan Istana?”

Ada apa dengan Jabar dan DKI?
---------------------------------------------------------------

Ada istilah “stick and carrot” dalam politik. DKI dan Jabar mendapat “gebukan” dari istana.

Untuk DKI, pasti sudah bisa anda raba raba. Sedangkan Jabar, sudah saya komen di posting sebelumnya bahwa RK mempermalukan presiden, kalah dua kali berturut turut di wilayahnya. “Anak tak tahu diuntung!”
----------------------------------------------------

Presiden negara mana saja punya keinginan agar warisan “kebijaksanaannya” dan dirinya sendiri (beserta keluarga) aman aman saja setelah tidak menjabat.

Memang benar, selama Ganjar gubernur, tidak ada yang menonjol di Jateng. Tapi jabatan Ganjar masih ada sekitar 3 tahun, masih punya kesempatan untuk “menarik” perhatian publik.

Jika memang Ganjar menjadi anak “timangan” Jokowi, maka beliau akan mendapat jabatan di seputar istana sekitar tahun 2023 nanti. Berpeluang untuk tampil di panggung nasional.

Khofifah sendiri masih punya waktu panjang juga, ada 4 tahun sampai 2024 nanti. Banyak hal bisa dikerjakan untuk “mencuri” perhatian nasional.

Gabungan SUARA dari propinsi Jatim dan Jateng, terbukti menjadi KUNCI kemenangan 4 kali pilpres di era reformasi.

Kita tunggu saja pesta demokrasi 2024 nanti!

Friday, June 12, 2020

Pilpres 2024 – Akankah Giliran Jawa Barat?

Susi dan AHY sedang berbincang

Benar, masih terlalu jauh bicara Pilpres 2024, ini hanya coretan imajinasi saja. Sekedar iseng kala “carut marut” pandemi Covid-19 masih berlangsung.

Jika anda menyimak pilgub DKI 2017, salah satu poling yang “menggemparkan” adalah Susi Pudjiastuti berada di posisi atas.

Soal ini pernah ditulis di Kompasiana oleh seorang teman, saya memberi komentar kira kira: “Buk Susi lebih dibutuhkan pada posisi menteri, kemungkinan besar beliau tidak diizinkan presiden untuk maju di pilgub DKI 2017.”
---------------------------------------------

Terus...apa hubungannya dengan judul: Pilpres 2024 – Akankah Giliran Jawa Barat?

Dan apa pula hubungannya dengan AHY?

Dari presiden yang “TERPILIH” atau DIPILIH oleh PPKI, MPRS, MPR atau oleh rakyat langsung, TIDAK termasuk yang MENGGANTIKAN presiden sebelumnya (BJ Habibie dan Megawati), mereka berasal dari:

- Sukarno : Jatim
- Suharto : Yogyakarta
- Gus Dur : Jatim
- SBY : Jatim
- Jokowi : Jateng

Sedangkan jumlah daftar pemilih presiden 3 besar Indonesia, berdasarkan data tahun 2019:
- Jawa Barat : 33 juta
- Jawa Timur : 30 juta
- Jawa Tengah : 28 juta

Ada dua catatan penting dari data 3 besar pemilih tersebut:
Catatan 1 - Belum ada presiden dari Jawa Barat semenjak Indonesia merdeka, padahal Jabar adalah pemilik suara terbesar di Indonesia.

Catatan 2 – Berdasarkan “teori peluang,” kombinasi Jabar dan Jatim memiliki suara TERBANYAK yaitu 63 juta pemilih.

Sudah bisa anda TEBAK, siapa dan dari daerah mana kombinasi yang BERPELUANG paling BESAR untuk menang pilpres 2024.

Keunggulan Susi adalah berpengalaman di pemerintah, dan TIDAK usah ditanya“asam garamnya” di sektor swasta. Dan tercatat sebagai salah satu orang kaya Indonesia dengan duit triliunan rupiah

AHY sendiri, meskipun NOL pengalaman di pemerintahan, ya, paling tidak, sangat mengerti seluk beluk militer.

Menariknya, kedua orang ini punya STAMINA luar biasa. Susi Pudjiastuti adalah pemegang “license to flight” dari Florida, USA.

Kemudian, anda pasti tahu bahwa AHY bisa berlari 10 km dengan beban di pundak, serta berjalan kaki dari pagi sampai sore tanpa lelah.

Jika mereka maju pilpres, maka kampanye 2024 akan riuh rendah, karena mereka bisa berada di titik manapun di Indonesia, tanpa letih!

Siapa kira kira pasangan pilpres 2024 lainnya?

Stay tune!

Saturday, May 30, 2020

Pada Sebuah Wabah Penyakit – Cerpen 3 – bagian 2

Ilustrasi (credit to WHO EMRO).

Dia mengaku tertarik dengan hal semacam itu. Tapi, dia seorang hipokrit. Saat “pembantain” dunia ilmu pengetahuan oleh PM Margaret Thacher, apakah laboratoriumnya berkembang? Dia berpura pura sepertinya berkembang.

Virus punya sisi baik,” kata Les terus menerus. “Tentu, mereka selalu membunuh, di awalnya. Semua pathogen memang begitu. Tapi, pelan pelan terjadi perubahan. Apakah itu tubuh manusia berevolusi untuk mengeliminir ancaman atau...”

Oh, dia berhenti berkata, dan menyukai cara bicara begini.

Atau” … “atau kita akan mengakomodasi, berkompromi….bahkan menjadi aliansi”

Itulah yang selalu dikatakan oleh Les. Simbiosis. Dia menyukai kata bijak dari Margulis dan Thomas, dan bahkan Lovelock, untuk menarik simpati. Tapi, dia bersimpati bahkan pada HIV yang buas, kejam dan licik. Benar benar menakutkan.

Lihatlah, bagaimanakah HIV menyatu dengan DNA korbannya?” Dia sungguh menginspirasikan, kata Les.

Kemudian sang virus menunggu, sampai korbannya kemudian diserang oleh penyakit lain. Sel T inang mereplikasi diri, siap menghentikan penyakit yang menyerang, tapi karena “mesin kimia” mengambil alih peran DNA, hasilnya jumlah virus AIDS semakin melimpah.”

Jadi?” Kataku. “Kecuali itu retrovirus, begitulah cara hampir semua virus bekerja.”

Ya, tapi coba pikir, Forry. Bayangkan, apa yang terjadi bila, tanpa bisa dielakkan, virus AIDS menginfeksi seseorang yang genetik turunannya membuat dia lemah!”

Apa kamu pikir antibodi-nya ber-reaksi cukup cepat untuk menghentikan virus? Atau sel T mengeleminir serangan?”

Oh, Les seperti seorang patriot bila dia terangsang bicara.

Tidak. Tidak. Pikirkan!” katanya. “Maksudku kuat setelah infeksi. Setelah gen virus menyatu ke dalam chromosom. Hanya orang seperti ini punya gen untuk mencegah DNA merangsang sintesa virus. Tak ada virus baru. Tidak ada cell yang terganggu prosesnya. Orang itu menjadi kuat. Tapi sekarang dia punya DNA baru ...”

Hanya di dalam beberapa sel….”

Ya. Tapi, anggap ini adalah sel sex. Kemudian anggap dia ayah dari anak dengan “gamete” itu. Sekarang, setiap sel si anak memiliki gen kuat dan gen virus. Pikirkan itu, Forry.”

Ini adalah tipe baru manusia! Manusia yang tidak bisa dibunuh oleh AIDS. Dia punya semua genetik AIDS, bisa memproduksi semua protein aneh, menakjubkan…. Genome anak manusia itu dan turunannya lebih bervariasi….”

Aku bertanya tanya, kapan dia akan melaksanakan cara berfikir seperti ini. Apakah dia yakin bahwa cara ini pertama kali diterangkannya ke aku? Umumnya orang Inggris menghormati ilmu orang Amerika, tapi mereka berasumsi bahwa orang Amerika “pemalas” dari sisi philosophy ilmu. Tapi, Les sudah menjelaskan tehnik seperti ini beberapa minggu lalu, sekarang lebih banyak sumber bacaan dia sepertinya.

Maksudmu seperti gen yang bertanggung jawab terhadap beberapa tipe kanker yang dapat diturunkan?” Tanyaku secara Sarkastik. “Ada bukti bahwa beberapa oncogen, aslinya diselipkan kedalam genome manusia oleh virus, seperti pendapatmu. Orang sakit rematik mungkin mendapatkan sakitnya dengan proses seperti itu.”

Tepat. Virusnya musnah, tapi DNA mereka hidup, dalam tubuh kita!”

Les kemudian mengambil sebatang kapur dan kemudian menulis di papan tulis.

HARMLESS-→ KILLER!--> SURVIVABLE ILLNESS-->
INCONVENIENCE--> HARMLESS

Ini cara klasik untuk melihat bagaimna interaksi antara inang dan pathogen baru, khususnya virus. Setiap panah adalah perwakilan dari tahap mutasi dan seleksi adaptasi.”

Pertama, bentuk baru beberapa mikroorganisme yang tidak berbahaya meloncat dari inang sebelumnya, katakanlah monyet, ke inang seperti kita, manusia. Tentu saja, awalnya kita tidak memiliki daya tahan tubuh. Seperti penyakit Syphilis di Eropa pada abad 16, membunuh dalam sehari daripada bertahun tahun… sel tubuh tidak efisien melawan…. Akhirnya sang penyakit membunuh inangnya secara cepat.”

Kemudian, ada periode di mana baik inang dan penyakit berjuang untuk beradaptasi satu sama lain. Bisa seperti perang, bisa pula seperti proses saling bernegosiasi.”
         
# Bersambung.
Diterjemahkan dan dimodifikasi dari judul asli: The Giving Plague oleh David Brin
Cerpen ini adalah pemenang kedua "Hugo Award."

Saturday, May 23, 2020

Kue Hari Raya Buatan Anak Kami

Kue “cake” siap disantap

Sebagai “research associate,” dalam satu bulan, selama dua minggu anak kami berada di hutan.

Artinya?

Satu minggu berada di hutan, kemudian, formalitasnya satu minggu berada di “stasiun penelitian.” Begitu seterusnya. Sudah satu tahun dia melakukan rutinitas ini.

Bisa saja dia dan timnya ke laboratorium universitas atau berdiskusi dengan:
- sponsor penelitiannya seperti CDC (Center for Diseases Control and Prevention), Amerika Serikat
- tamu dari WHO (World Health Organization).

Sebenarnya, proyek research cakupannya besar, yaitu: Tranmisi Penyakit dari Hewan ke manusia. Tim research sangat banyak. Tapi anak kami dan tim kecilnya hanya fokus ke “prairie dogs.” 


Cookies, disantap sambil nonton TV
Jika TIDAK sedang penelitian atau saat santai, ngapaian aja anak kami? Ini dialog dia dengan emaknya:


Emak: “Biasanya ngapain kalau sedang santai di stasiun penelitian?”
Anak: Ya, ngobrol ngobrol dengan masyarakat sekitar hutan.

Emak: Oh, masih ada yang tinggal di sekitar hutan?
Anak: Kebanyakannya suku Indian. Ada kulit putih juga.

Emak: Ngapain suku Indian itu?
Anak: Kadang minta disuntik !?!

Emak: Terus, …. disuntik?
Anak: Mau disuntik bagaimana?….. Wong….., dia nggak sakit !!

Emak: Hehehe… Terus, ngapain lagi?
Anak: Ngumpilin telur “bald eagle”….

Emak: Itukan burung elang lambang Amerika…. Untuk apa?
Anak: Ya, sudah langka. Burungnya ditembak, telurnya dicuri. Kita kumpulkan telurnya, kemudian ditetaskan pakai inkubator.

Emak: oh… Terus, apa lagi aktifitasnya?
Anak: Masak….. buat kue !
Emak: coba deh buktikan…… kebetulan hari raya. Monggo dibuat kue raya!

## Untuk rekan muslim:
- Kami sekeluarga mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri. Mohon Maaf Lahir dan Bathin


Posting terkait: