Sawan Fibrosis: Dari Tutor Menjadi Research Associate - Intermezo

Saturday, October 19, 2019

Dari Tutor Menjadi Research Associate - Intermezo

Foto anak di depan kamar kos.

Pada tulisan lalu, saya bercerita tentang anak yang menjadi tutor “calon ilmuwan” Amerika (Menyahut Seruan Presiden John F Kennedey, Anakku Menjadi Tutor Iptek ).

Kemudian setelah menyelesaikan S2 (master degree), dia mendapat tawaran untuk melanjutkan studi S3 (PhD) dengan full scholarship (beasiswa penuh) dan “research associate” dengan gaji bulanan di sebuah universitas di utara Amerika.

Karena ingin istirihat dari belajar, sementara waktu, semacam intermezo, dia memilih pekerjaan sebagai research associate.

Barangkali, anda bertanya tanya: apa beda antara “tutor” dan “Research Associate?”

Kata emaknya, perbedaan antara tutor dan “research associate” adalah sebagai berikut:

# Saat menjadi Tutor sangat sulit dihubungi emaknya. Alasannya macam macam: mulai dari membawa anak anak mengunjungi laboratorium, perusahaan teknologi sampai hiking. Pokoknya sulit dihubungi.

## Sekarang, ketika menjadi “research associate,” rajin banget men-text atau menelpon emaknya. Apalagi saat harus bayar bayar, terutama sewa kamar kos.

Loh, kan dapat gaji sebagai research associate? Ya, sih. Tapi?


Labu Halloween

Pekerjaan sebagai “research associate” adalah melakukan riset, mengkoleksi data, menganalisanya, membuat laporan dan menyeminarkannya di forum nasional dan internasional.

Pekerjaan tambahan adalah membimbing mahasiswa, terutama ketika berada di lapangan.

Waktu S2, pembimbing anakku “silih berganti,” karena ketika sedang melakukan riset, ada yang dicaplok oleh negara asing (Israel) dan ada pula yang dicaplok oleh lembaga riset internasional.

Kerugiannya, studi S2 agak molor. Tapi KEUNGGULANNYA adalah topik riset menjadi sangat luas: mulai dari DNA, retina mata, kanker sampai diabetes.

Sekarang risetnya tentang “prairie dogs.” Hipotesa yang ingin dijawab adalah: apakah penyakit bisa mengontrol populasi “prairie dogs” di hutan?

Semoga dalam satu tahun atau dua tahun ini hipotesanya segera bisa dijawab. Sehingga bisa memutuskan langkah berikutnya.


Good luck!

7 comments:

  1. Replies
    1. Thanks:
      Intermezo - Dari Tutor Menjadi Research Associate
      -
      Foto anak di depan kamar kos.

      Delete
    2. Intermezo - Dari Tutor Menjadi Research Associate
      -
      Kemudian setelah menyelesaikan S2 (master degree), dia mendapat tawaran untuk melanjutkan studi S3 (PhD) dengan full scholarship (beasiswa penuh) dan “research associate” dengan gaji bulanan di sebuah universitas di utara Amerika.

      Delete
  2. congratulation...
    Intermezo - Dari Tutor Menjadi Research Associate

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thanks:
      Intermezo - Dari Tutor Menjadi Research Associate
      -
      Pada tulisan lalu, saya bercerita tentang anak yang menjadi tutor “calon ilmuwan” Amerika (Menyahut Seruan Presiden John F Kennedey, Anakku Menjadi Tutor Iptek).

      Delete
    2. Intermezo - Dari Tutor Menjadi Research Associate
      -
      Karena ingin istirihat dari belajar, sementara waktu, semacam intermezo, dia memilih pekerjaan sebagai research associate.

      Delete
  3. keren...jadi tutor

    ReplyDelete