Foto
anak di depan kamar kos.
Pada
tulisan lalu, saya bercerita tentang anak yang menjadi tutor “calon
ilmuwan” Amerika (Menyahut Seruan Presiden John F Kennedey, Anakku Menjadi Tutor Iptek ).
Kemudian
setelah menyelesaikan S2 (master degree), dia mendapat tawaran untuk
melanjutkan studi S3 (PhD) dengan full scholarship (beasiswa
penuh)
dan “research associate” dengan gaji bulanan di sebuah
universitas di
utara Amerika.
Karena
ingin istirihat dari belajar, sementara waktu, semacam intermezo, dia
memilih pekerjaan sebagai research associate.
Barangkali,
anda bertanya tanya: apa beda antara “tutor” dan “Research
Associate?”
Kata
emaknya, perbedaan antara tutor dan “research associate” adalah
sebagai berikut:
#
Saat menjadi Tutor sangat sulit dihubungi emaknya. Alasannya macam
macam: mulai dari membawa anak anak mengunjungi laboratorium,
perusahaan teknologi sampai hiking. Pokoknya sulit dihubungi.
##
Sekarang, ketika menjadi “research associate,” rajin banget
men-text atau menelpon emaknya. Apalagi saat harus bayar bayar,
terutama sewa kamar kos.
Loh,
kan dapat gaji sebagai research associate? Ya, sih. Tapi?
Labu
Halloween
Pekerjaan
sebagai “research associate” adalah melakukan riset, mengkoleksi
data, menganalisanya, membuat laporan dan menyeminarkannya di forum
nasional dan internasional.
Pekerjaan
tambahan adalah membimbing mahasiswa, terutama ketika berada di
lapangan.
Waktu
S2, pembimbing anakku “silih berganti,” karena ketika sedang
melakukan riset, ada yang dicaplok oleh negara asing (Israel) dan ada
pula yang dicaplok oleh lembaga riset internasional.
Kerugiannya,
studi S2 agak molor. Tapi KEUNGGULANNYA adalah topik riset menjadi
sangat luas: mulai dari DNA, retina mata, kanker sampai diabetes.
Sekarang
risetnya tentang “prairie dogs.” Hipotesa yang ingin dijawab
adalah: apakah penyakit bisa mengontrol populasi “prairie dogs”
di hutan?
Semoga
dalam satu tahun atau dua tahun ini hipotesanya segera bisa dijawab.
Sehingga bisa memutuskan langkah berikutnya.
Good
luck!
Aamiin...
ReplyDeleteThanks:
DeleteIntermezo - Dari Tutor Menjadi Research Associate
-
Foto anak di depan kamar kos.
Intermezo - Dari Tutor Menjadi Research Associate
Delete-
Kemudian setelah menyelesaikan S2 (master degree), dia mendapat tawaran untuk melanjutkan studi S3 (PhD) dengan full scholarship (beasiswa penuh) dan “research associate” dengan gaji bulanan di sebuah universitas di utara Amerika.
congratulation...
ReplyDeleteIntermezo - Dari Tutor Menjadi Research Associate
Thanks:
DeleteIntermezo - Dari Tutor Menjadi Research Associate
-
Pada tulisan lalu, saya bercerita tentang anak yang menjadi tutor “calon ilmuwan” Amerika (Menyahut Seruan Presiden John F Kennedey, Anakku Menjadi Tutor Iptek).
Intermezo - Dari Tutor Menjadi Research Associate
Delete-
Karena ingin istirihat dari belajar, sementara waktu, semacam intermezo, dia memilih pekerjaan sebagai research associate.
keren...jadi tutor
ReplyDelete