Sawan Fibrosis

Monday, November 4, 2019

Pilgub 2020- The Loser Vs The Winner (bagian 2)

Rudi – Huzrin, hanya ilustrasi

Pada bagian 1, kita “memperkirakan suara Rudi – Huzrin dalam persen, jika dibuat angka sebagai berikut:
- Batam: 70% = 447.000
- Natuna: 50% = 25.200
- Lingga: 50% = 33.400
- Anambas: 50% = 15.200
- Tanjung Pinang= 55% = 79.992
- Karimun = 50% = 78.789
- Bintan: 55% = 54.104

Jumlah total adalah 773.685 jiwa, seandainya dibuat persentase menjadi 61.8%. MENANG telak.

Bagaimana cara Rudi-Huzrin membiayai kampanye mereka?

Tak perlu kita debatkan, kampanye butuh dana besar. Menurut salah satu koran Amerika, Bloomberg (11 Desember 2018), bahwa Jokowi menyalurkan dana bantuan Rp 38 triliun kepada orang miskin pada saat Pilpres.

Begitu juga di tingkat daerah, berbagai bantuan dengan berbagai nama disalurkan oleh incumbent sampai ke angka ratusan milyar. Itulah keunggulan incumbent (presiden, gubernur, bupati dan walikota).

Untuk kota Batam, pasangan “imajinasi” Rudi-Huzrin takkan menemui masalah dengan biaya kampanye.

Biaya kampanye seluruh Kepri, bagaimana pula?

Pertanyaan “hypothetical” ini, akan “mudah” jika pasangan Rudi-Huzrin sudah:
1. Resmi maju sebagai cagub cawagub Kepri 2020
2. Ada partai yang merekomendasi pasangan ini
---------------------------------------------------------

Berdasarkan pengalaman Huzrin Hood dalam mengumpulkan dana untuk pembentukan propinsi Kepri, takkan terlalu sulit mencari dana kampanye, jika pasangannya adalah pejabat formal seperti gubernur (plt Gubernur), bupati atau walikota.

Kita tahu, formalitas adalah sangat penting dan sangat menentukan. Buktinya, dari tiga kali pilgub Kepri, 100% dimenangkan oleh incumbent (pejabat formal).

Sinkron dengan data nasional, mayoritas (70%) pilkada dimenangkan oleh incumbent (pejabat formal).

Begitu juga dengan pilpres langsung, dari 4 kali, satu kali incumbent (Megawati) kalah, pemenangnya adalah pejabat formal:
1. SBY, Menko Polkam (pejabat formal)
2. SBY, incumbent ( pejabat formal)
3. Jokowi, gubernur DKI (pejabat formal)
4. Jokowi, incumbent (pejabat formal).

Donatur lebih suka dan merasa “aman” memberikan donasi kepada pejabat formal, ketimbang calon yang “tidak jelas.” Tidak jelas jabatannya dan menangnya jauh di mata.

# Kita akan bahas calon gubernur Kepri lainnya yang beredar di masyarakat pada tulisan berikutnya.

Friday, November 1, 2019

Dance with Prairie Orchids - Tarian Hantu Kala Senja

Bunga anggrek hantu seperti melayang di udara

Pernah nonton film “Dance with Wolves?” Cerita dengan latar belakang suku Indian beserta hewan liar seperti bison dan srigala.

Anakku kalau masuk hutan, melakukan riset bisa dua minggu lamanya. Banyak hal ditemui, termasuk berbagai binatang liar seperti bison dan beruang.

Katanya, melihat anggrek hantu di hutan, jika dibuat film judulnya bisa “Dance with Prairie Orchids.”

Ya, anggrek hantu dengan nama Latin Dendrophylax lindenii, bunganya seperti menari nari di udara. Saat senja seperti tarian hantu.


Angrek hantu berwarna ungu

Anggrek hantu sangat langka, cuma tumbuh di dua negara di dunia, yaitu Amerika Serikat dan Cuba.

Di Amerika sendiri hanya ada 200 pohon yang berbunga setiap tahunnya di dalam hutan.

Tidak diketahui sebabnya, kenapa hanya 200 pohon saja yang berbunga, sementara jumlah pohonnya diperkirakan 2 ribu pohon.

Selain langka, anggrek hantu juga unik, yaitu tidak punya daun, hanya punya akar saja.

Akar ini menggantung di pohon tertentu, diantaranya pohon:
- maple
- cypress
- pond apple
- palm tree
- wisteria

Sampai saat ini belum ada nursery atau garden center yang mengembang biakkannya. Mungkin pada mati sebelum tumbuh bunga atau tidak bisa berbunga sama sekali.

Kalau “bijinya” ada dijual di beberapa nursery di negara bagian Florida.


Pernahkah anda mendengar atau tahu tentang “anggrek hantu?”

Sunday, October 27, 2019

Pilpres AS 2020 - Akankah Presiden Tionghoa Pertama?

Andrew Yang, Tionghoa pertama Capres Amerika

Pastinya Andrew Yang adalah salah satu calon presiden dari etnis China (Tionghoa) pertama dari partai Demokrat.

Salah satu pikiran “Andrew Yang” yaitu “universal basic income” sudah saya singgung di tulisan sebelumnya (silahkan baca: Pilpres Amerika 2020: Ras, Agama dan Program).

Jika “Andrew Yang” benar jadi presiden AS, maka “MENANGIS” atau keluar air mata darahpun orang Amerika MENOLAK untuk dikasi DUIT, akan TETAP dapat US$1.000 (Rp14 juta) sebulan.

Untuk setiap orang, dari bayi sampai kakek tua renta harus “ikhlas” menerima duit GRATIS dari negara. Nggak boleh menggerutu.
--------------------------------------

Uniknya, “Andrew Yang” berhasil mengidentifikasi paling sedikit 13 perusahaan raksasa, termasuk Amazon, Walmart, Google dan Microsoft yang “menghindar” membayar pajak “semestinya”

Jika ditagih, maka akan ada “APBN” ekstra sebesar US$ 5 triliun (Rp 70 ribu triliun) pertahun. Jumlah ini sangat cukup untuk:
- setiap orang dapat US$1.000 sebulan
- menekan biaya kesehatan
- gratis uang kuliah (S1)
----------------------------------------------

Ide unik lainnya adalah mengenakan pajak untuk ROBOT. Jutaan orang Amerika hilang kerja karena robotisasi, maka si ROBOT harus dikenakan pajak.

Pajak robot ini, akan jadi pemasukan baru APBN, jumlahnya juga triliunan dolar (puluhan ribu triliun rupiah).

Karena idenya yang unik, sekarang jika ke lapangan, Andrew Yang selalu diserbu rakyat. Tak jarang “fans,” mengaraknya. Satu satunya capres Amerika yang diarak dan dibopong.
----------------------------------------------

Untuk debat capres babak ke-5 nanti, “Andrew Yang” sudah memastikan sebagai calon ke 9 calon yang memenuhi syarat:
- Jumlah dana kampanye terkumpul minimal US$16 juta (Rp 230 milyar)
- Jumlah penyumbang (donatur) sebanyak 300.000 (tiga ratus ribu) orang.
- jumlah sukarelawan sebanyak 400.000 (empat ratus ribu) orang.

13 kandidat lain sudah “tercampak” dari debat. Satu persatu gugur. Nantinya hanya tinggal 1 saja untuk melawan Donald Trump.


$$ Sampai saat ini, capres partai Demokrat yang paling banyak mengumpulkan dana kampanye adalah Elizabeth Warren, yaitu sebesar US$ 111 (Rp 1,6 Triliun)
- ini jumlah uang cash, tidak termasuk dana sumbangan untuk iklan (TV, radio, koran, majalah dan media digital) serta baliho.

Wednesday, October 23, 2019

Membabi Buta, Realistis dan Pilpres 2024

Jokowi dan Prabowo

Golongan para pendukung, baik Jokowi dan Prabowo, secara garis besar dapat dikelompokkan ke dalam:
- golongan MEMBABI BUTA
- golongan realistis

Pendukung yang “membabi buta” ini selalu memakai kata “pokoknya.” Jokowi dan Prabowo harus terus “Berantam,” entah sampai kapan. Pokoknya cakar cakaran terus.

Golongan yang kedua adalah mereka yang “realistis,” dimana mereka beranggapan bahwa pilpres 2019 sudah selesai, sampai jumpa 2024 (ditulis oleh banyak media asing seperti Sydney Morning Herald, South China Morning Post dan The Straits Times).

Mereka yang tergolong realistis ini jumlahnya lebih besar, tapi lebih banyak diam, silence majority. Golongan pendiam. Tidak pakai kata “pokoknya.”
-------------------------------------------------

Sebenarnya, masuknya Prabowo kedalam kabinet Jokowi, merupakan kesempatan untuk para “haters:”

- mengevaluasi kinerja Prabowo, apakah sesuai dengan pokok pokok pikiran yang disampaikan dalam debat dan kampanye.

- Jika kinerja Prabowo tidak sesuai harapan, seperti janji presiden Jokowi:”akan memberhentikan siapa saja, menteri apa saja yang tidak bekerja keras.”
------------------------------------------------

Untuk pendukung Prabowo (lovers), silahkan cek kembali jejak jejak digital selama Pilpres 2019:
- dimana, baik Prabowo dan Sandi tak jarang sama sama mendapat halangan untuk berkampanye, bahkan lokasi dan gedung tempat kampanye yang sudah dipesan, tiba tiba dibatalkan tanpa sebab.

Masuknya Prabowo dalam pemerintahan, apalagi sebagai menteri pertahanan, maka pada tahun 2024 nanti TIDAK akan ada pejabat daerah yang berani menghalangi capres dari partai Gerindra.

Tentu saja Capres Gerindra 2024 belum bisa ditebak, bisa saja Prabowo Subianto maju kembali. Bisa juga Anies Baswedan, Sandiaga Uno bahkan Hasyim Djojohadikusumo.

Masih GELAP gulita.

Baca baca di medsos, sudah banyak dari Projo (cebong) yang mengusulkan agar Gerindra gabung ke PDIP, dengan capres-cawapres:
- Sandiaga Uno – Ganjar Pranowo (gubernur Jateng)
- Prabowo Subianto – Puan Maharani
- Anies Baswedan – siapa saja yang ditunjuk Gerindra dan PDIP

Bahkan ada juga yang mengusulkan agar manajer kampanye pilpres 2024 adalah Gibran Rakabuming atau Sarah Djojohadikusumo.

Segala peluang, sekaligus tantangan TERBUKA lebar dengan masuknya Prabowo ke kabinet presiden Jokowi.

Semoga kita berumur panjang untuk ikut serta (apapun posisi kita) dalam pesta demokrasi 2024!!

Saturday, October 19, 2019

Dari Tutor Menjadi Research Associate - Intermezo

Foto anak di depan kamar kos.

Pada tulisan lalu, saya bercerita tentang anak yang menjadi tutor “calon ilmuwan” Amerika (Menyahut Seruan Presiden John F Kennedey, Anakku Menjadi Tutor Iptek ).

Kemudian setelah menyelesaikan S2 (master degree), dia mendapat tawaran untuk melanjutkan studi S3 (PhD) dengan full scholarship (beasiswa penuh) dan “research associate” dengan gaji bulanan di sebuah universitas di utara Amerika.

Karena ingin istirihat dari belajar, sementara waktu, semacam intermezo, dia memilih pekerjaan sebagai research associate.

Barangkali, anda bertanya tanya: apa beda antara “tutor” dan “Research Associate?”

Kata emaknya, perbedaan antara tutor dan “research associate” adalah sebagai berikut:

# Saat menjadi Tutor sangat sulit dihubungi emaknya. Alasannya macam macam: mulai dari membawa anak anak mengunjungi laboratorium, perusahaan teknologi sampai hiking. Pokoknya sulit dihubungi.

## Sekarang, ketika menjadi “research associate,” rajin banget men-text atau menelpon emaknya. Apalagi saat harus bayar bayar, terutama sewa kamar kos.

Loh, kan dapat gaji sebagai research associate? Ya, sih. Tapi?


Labu Halloween

Pekerjaan sebagai “research associate” adalah melakukan riset, mengkoleksi data, menganalisanya, membuat laporan dan menyeminarkannya di forum nasional dan internasional.

Pekerjaan tambahan adalah membimbing mahasiswa, terutama ketika berada di lapangan.

Waktu S2, pembimbing anakku “silih berganti,” karena ketika sedang melakukan riset, ada yang dicaplok oleh negara asing (Israel) dan ada pula yang dicaplok oleh lembaga riset internasional.

Kerugiannya, studi S2 agak molor. Tapi KEUNGGULANNYA adalah topik riset menjadi sangat luas: mulai dari DNA, retina mata, kanker sampai diabetes.

Sekarang risetnya tentang “prairie dogs.” Hipotesa yang ingin dijawab adalah: apakah penyakit bisa mengontrol populasi “prairie dogs” di hutan?

Semoga dalam satu tahun atau dua tahun ini hipotesanya segera bisa dijawab. Sehingga bisa memutuskan langkah berikutnya.


Good luck!

Thursday, October 17, 2019

Pilgub 2020: The Loser Vs The Winner (bagian 1)

Huzrin Hood dan Rudi

Berdasarkan perkembangan terakhir (tentu saja akan terus cair sampai hari H), maka saya membuat “simulasi” untuk dan hanya untuk tulisan ini, bagaimana seandainya:

Rudi – Huzrin Vs Soeryo – Isdianto?
-----------------------------------------------------

Dari data Pilwako 2015 lalu, Rudi-Amsakar menang 60.1%. Angka yang cukup meyakinkan, karena mereka bukan incumbent.

Bagaimana jika Pilgub 2020 nanti? Sudah barang tentu, tergantung siapa lawan, siapa pula pasangannya.

PASTI, Soeryo Respationo akan maju sebagai Cagub PDIP, sedangkan Isdianto entah ya, entah tidak.

Bisa saja yang maju adalah Soeryo berpasangan dengan XYZ. Bagaimana dengan Isdianto? Ya, GIGIT jari “sampai putus.”

Sudah banyak bukti Plt Gubernur propinsi lain hanya jadi “abok,” jika MELEMPEM.

Saya sekali lagi sependapat dengan Endri Sanopaka, pengamat politik cemerlang dari Stisipol Tanjung Pinang yang mengatakan bahwa nasib Plt Gubri Isdianto bisa TRAGIS.

Hanya dengan seorang Soeryo saja bisa DIPERMAINKAN, bagaimana pula jika berhadapan dengan Rudi yang TERBUKTI menang dua kali dalam pilwako langsung (sebagai wakil walikota dan sebagai walikota).
---------------------------------------------------------

Agar konsisten, anggap saja Rudi – Huzrin Vs Soeryo – Isdianto. Peluangnya bisa kita “agak agak” secara angka dan persentase.

Rudi, sebagai walikota punya hak “prerogatif” untuk merestui, memilih dan mengangkat aparat pemerintahan dari Kepala Dinas, camat sampai ke RW RT. Mereka yang tak sejalan dengan visi dan misi, bisa digeser atau diganti.

Walikota juga bisa memberi atau menaikkan dana insentif kepada babinsa dan semua aparat pemerintahan di Batam.

Sampai saat ini, Rudi punya kedekatan pribadi dengan masyarakat, aparatur negara (sipil, militer dan polisi), pemuka masyarakat dan pengusaha di Batam.

5 tahun lalu, banyak media di Batam mengadakan poling menanyakan kepada pembacanya tentang siapa yang layak menjadi Gubernur Kepri.

Huzrin Hood menempati posisi teratas. Artinya, Huzrin Hood cukup dikenal di pulau Batam.

Jika belum incumbent saja bisa MENANG 60.1%. Tidak terlalu istimewa Rudi – Huzrin bisa menang 70% bahkan 80% di Batam pada pilgub 2020.
------------------------------------------------------------

Sama dengan Rudi bahwa Huzrin Hood BELUM pernah KALAH. Selalu “the winner,” sebagai ketua Golkar, ketua DPRD dan Bupati.

Sepengetahuan saya, “die hard” Huzrin Hood banyak di Tanjung Uban, sebagian juga ada di Tanjung Pinang.

Rudi yang adalah kelahiran Tanjung Pinang merupakan modal dasar untuk membawa kemenangan Rudi - Huzrin minimal 55% di Kotamadya Tanjung Pinang dan Kabupaten Bintan.

Bagaimana dengan Karimun? Selain tempat asal, Huzrin memulai karier politiknya di Karimun. Karena ada Isdianto, anggap saja 50% - 50%.

Natuna, Anambas dan Lingga kita masukkan ke kolom 50% - 50%. Sebenarnya, siapapun pemenang, dari segi suara tidak begitu signifikan.
---------------------------------------------------------

Bagaimana dengan Soeryo – Isdianto atau pasangan Soeryo – XYZ?

# Bersambung ke tulisan berikutnya. Stay tune!

Wednesday, October 9, 2019

“Pseudobulbar,” Penyebab Joker Tertawa Panjang!

Joker tertawa panjang

Banyak orang bilang, Joker adalah simbol dari tawa. Dalam film, sang Joker bisa tertawa, tanpa mengenal kondisi dan waktu.

Bahkan bisa tertawa panjaaaang, meskipun sedang melakukan kejahatan!

Dalam konteks “medical” dan “psychological,” apakah tertawa panjang itu “normal?”

Secara medik, tertawa panjang dikategorikan sebagai gangguang kesehatan, disebut dengan istilah “pseudobulbar.”

Tidak hanya tertawa, penderita “pseudobulbar” juga bisa menangis panjang.

Tertawa dan tangis bisa silih berganti. Penderita “pseudobulbar” tertawa dan menangis tanpa sebab, di mana saja dan tanpa mengenal waktu.

Dalam kehidupan sehari hari, bisa anda telusuri melalui media sosial, berjibun alias banyaaak penderita “pseudobulbar.”

Contoh nyata penderita “pseudobulbar” adalah mentertawakan, sekaligus menghardik orang lain dalam kondisi SUSAH, karena:
- biaya sekolah naik
- berobat tak sanggup
- bbm menjulang tinggi
- listrik tak ada tanda tanda turun!

Sejak pilpres 2014, banyak banget penderita “pseudobulbar”:
-Tak bisa membedakan mana fantasi dan mana yang realitas. Mana yang pencitraan (ber-TOPENG), mana yang sesungguhnya!

Joker, hidup bertopeng, bisa disarungi dengan TOPENG. “Pseudobulbar,”