Sawan Fibrosis

Friday, November 8, 2019

Pilpres AS 2020- GRATIS Biaya Kesehatan dan Kuliah

Fig 01- Elizabeth Warren, capres partai Demokrat

Secara garis besar, ide yang digagas dan ditawarkan kepada rakyat Amerika oleh calon presiden dari partai Demokrat adalah:

1. GRATIS biaya kesehatan, ditawarkan oleh Elizabeth Warren dan Bernie Sanders
2. GRATIS biaya kuliah: Elizabeth Warren, Bernie Sanders dan Andrew Young
3. Setiap orang Amerika dapat US$1.000 (Rp 14 juta) sebulan: Andrew Yang
4. Biaya kesehatan dan kuliah terjangkau: oleh calon presiden lainnya
5. Ciptakan lapangan kerja dari sektor “green energy:” Semua calon presiden.

Dalam minggu ini, Elizabeth Warren mendapat perhatian khusus, karena mengeluarkan cara membiayai program GRATIS biaya kesehatan untuk 10 tahun.

Ya, biaya kesehatan GRATIS selama 10 tahun, sementara masa jabatan presiden 4 tahun. Jika terpilih kembali, dua periode berarti cuma 8 tahun.

Siapakah Elizabeth Warren? Beliau adalah professor di Universitas Harvard, universitas TOP di muka bumi.

Diantara presiden Amerika yang studi di Universitas Harvard adalah Obama dan Kennedy.


Fig 02- Bunga Gardenia, punya istri

Elizabeth Warren juga adalah Senator dan mantan penasehat Presiden Obama.


Fig 03- Sekuntum Gaedenia di belakang rumah

Nasehat yang diberikan ke Obama adalah “produksi uang logam.” untuk keluar dari tekanan Kongres dan Senat yang dikuasai partai Republik. 

Gaji anggota kongres dan senat akan dibayar pakai “uang logam,” sehingga berkarung karung jumlahnya.

Ini yang membuat partai Republik ketakutan, akhirnya menyetujui APBN yang diusulkan presiden Obama.

Kembali ke soal GRATIS biaya kesehatan, dana yang dibutuhkan adalah US$20,5 triliun (Rp280.000 triliun) untuk 10 tahun.

Dari mana uangnya?
- Corporate besar di semua sektor
- pajak orang kaya, penghasilan di atas US$ 1 juta (Rp 14 milyar)
- perusahaan, pemerintah pusat dan pemda
- karyawan swasta, BUMN dan PNS
- pajak yang belum ditagih (karena salah hitung dan penggelapan).

Biaya berobat GRATIS ini dihitung berdasarkan biaya jasa pelayanan kesehatan saat ini.

Setelah tahun kedua, akan dibuat berbagai regulasi untuk menekan ongkos rumah sakit dan harga obat, tapi dokter dan paramedis tetap sejahtera.

Jumlah dokter juga akan diperbanyak dengan pendidikan GRATIS dan berbagai beasiswa

Anggaran untuk biaya pelayanan kesehatan akan lebih murah. Sehingga program GRATIS berobat untuk SEMUA orang Amerika bisa terus dijalankan setelah Elizabeth Warren tidak menjadi presiden!!

Monday, November 4, 2019

Pilgub 2020- The Loser Vs The Winner (bagian 2)

Rudi – Huzrin, hanya ilustrasi

Pada bagian 1, kita “memperkirakan suara Rudi – Huzrin dalam persen, jika dibuat angka sebagai berikut:
- Batam: 70% = 447.000
- Natuna: 50% = 25.200
- Lingga: 50% = 33.400
- Anambas: 50% = 15.200
- Tanjung Pinang= 55% = 79.992
- Karimun = 50% = 78.789
- Bintan: 55% = 54.104

Jumlah total adalah 773.685 jiwa, seandainya dibuat persentase menjadi 61.8%. MENANG telak.

Bagaimana cara Rudi-Huzrin membiayai kampanye mereka?

Tak perlu kita debatkan, kampanye butuh dana besar. Menurut salah satu koran Amerika, Bloomberg (11 Desember 2018), bahwa Jokowi menyalurkan dana bantuan Rp 38 triliun kepada orang miskin pada saat Pilpres.

Begitu juga di tingkat daerah, berbagai bantuan dengan berbagai nama disalurkan oleh incumbent sampai ke angka ratusan milyar. Itulah keunggulan incumbent (presiden, gubernur, bupati dan walikota).

Untuk kota Batam, pasangan “imajinasi” Rudi-Huzrin takkan menemui masalah dengan biaya kampanye.

Biaya kampanye seluruh Kepri, bagaimana pula?

Pertanyaan “hypothetical” ini, akan “mudah” jika pasangan Rudi-Huzrin sudah:
1. Resmi maju sebagai cagub cawagub Kepri 2020
2. Ada partai yang merekomendasi pasangan ini
---------------------------------------------------------

Berdasarkan pengalaman Huzrin Hood dalam mengumpulkan dana untuk pembentukan propinsi Kepri, takkan terlalu sulit mencari dana kampanye, jika pasangannya adalah pejabat formal seperti gubernur (plt Gubernur), bupati atau walikota.

Kita tahu, formalitas adalah sangat penting dan sangat menentukan. Buktinya, dari tiga kali pilgub Kepri, 100% dimenangkan oleh incumbent (pejabat formal).

Sinkron dengan data nasional, mayoritas (70%) pilkada dimenangkan oleh incumbent (pejabat formal).

Begitu juga dengan pilpres langsung, dari 4 kali, satu kali incumbent (Megawati) kalah, pemenangnya adalah pejabat formal:
1. SBY, Menko Polkam (pejabat formal)
2. SBY, incumbent ( pejabat formal)
3. Jokowi, gubernur DKI (pejabat formal)
4. Jokowi, incumbent (pejabat formal).

Donatur lebih suka dan merasa “aman” memberikan donasi kepada pejabat formal, ketimbang calon yang “tidak jelas.” Tidak jelas jabatannya dan menangnya jauh di mata.

# Kita akan bahas calon gubernur Kepri lainnya yang beredar di masyarakat pada tulisan berikutnya.

Friday, November 1, 2019

Dance with Prairie Orchids - Tarian Hantu Kala Senja

Bunga anggrek hantu seperti melayang di udara

Pernah nonton film “Dance with Wolves?” Cerita dengan latar belakang suku Indian beserta hewan liar seperti bison dan srigala.

Anakku kalau masuk hutan, melakukan riset bisa dua minggu lamanya. Banyak hal ditemui, termasuk berbagai binatang liar seperti bison dan beruang.

Katanya, melihat anggrek hantu di hutan, jika dibuat film judulnya bisa “Dance with Prairie Orchids.”

Ya, anggrek hantu dengan nama Latin Dendrophylax lindenii, bunganya seperti menari nari di udara. Saat senja seperti tarian hantu.


Angrek hantu berwarna ungu

Anggrek hantu sangat langka, cuma tumbuh di dua negara di dunia, yaitu Amerika Serikat dan Cuba.

Di Amerika sendiri hanya ada 200 pohon yang berbunga setiap tahunnya di dalam hutan.

Tidak diketahui sebabnya, kenapa hanya 200 pohon saja yang berbunga, sementara jumlah pohonnya diperkirakan 2 ribu pohon.

Selain langka, anggrek hantu juga unik, yaitu tidak punya daun, hanya punya akar saja.

Akar ini menggantung di pohon tertentu, diantaranya pohon:
- maple
- cypress
- pond apple
- palm tree
- wisteria

Sampai saat ini belum ada nursery atau garden center yang mengembang biakkannya. Mungkin pada mati sebelum tumbuh bunga atau tidak bisa berbunga sama sekali.

Kalau “bijinya” ada dijual di beberapa nursery di negara bagian Florida.


Pernahkah anda mendengar atau tahu tentang “anggrek hantu?”

Sunday, October 27, 2019

Pilpres AS 2020 - Akankah Presiden Tionghoa Pertama?

Andrew Yang, Tionghoa pertama Capres Amerika

Pastinya Andrew Yang adalah salah satu calon presiden dari etnis China (Tionghoa) pertama dari partai Demokrat.

Salah satu pikiran “Andrew Yang” yaitu “universal basic income” sudah saya singgung di tulisan sebelumnya (silahkan baca: Pilpres Amerika 2020: Ras, Agama dan Program).

Jika “Andrew Yang” benar jadi presiden AS, maka “MENANGIS” atau keluar air mata darahpun orang Amerika MENOLAK untuk dikasi DUIT, akan TETAP dapat US$1.000 (Rp14 juta) sebulan.

Untuk setiap orang, dari bayi sampai kakek tua renta harus “ikhlas” menerima duit GRATIS dari negara. Nggak boleh menggerutu.
--------------------------------------

Uniknya, “Andrew Yang” berhasil mengidentifikasi paling sedikit 13 perusahaan raksasa, termasuk Amazon, Walmart, Google dan Microsoft yang “menghindar” membayar pajak “semestinya”

Jika ditagih, maka akan ada “APBN” ekstra sebesar US$ 5 triliun (Rp 70 ribu triliun) pertahun. Jumlah ini sangat cukup untuk:
- setiap orang dapat US$1.000 sebulan
- menekan biaya kesehatan
- gratis uang kuliah (S1)
----------------------------------------------

Ide unik lainnya adalah mengenakan pajak untuk ROBOT. Jutaan orang Amerika hilang kerja karena robotisasi, maka si ROBOT harus dikenakan pajak.

Pajak robot ini, akan jadi pemasukan baru APBN, jumlahnya juga triliunan dolar (puluhan ribu triliun rupiah).

Karena idenya yang unik, sekarang jika ke lapangan, Andrew Yang selalu diserbu rakyat. Tak jarang “fans,” mengaraknya. Satu satunya capres Amerika yang diarak dan dibopong.
----------------------------------------------

Untuk debat capres babak ke-5 nanti, “Andrew Yang” sudah memastikan sebagai calon ke 9 calon yang memenuhi syarat:
- Jumlah dana kampanye terkumpul minimal US$16 juta (Rp 230 milyar)
- Jumlah penyumbang (donatur) sebanyak 300.000 (tiga ratus ribu) orang.
- jumlah sukarelawan sebanyak 400.000 (empat ratus ribu) orang.

13 kandidat lain sudah “tercampak” dari debat. Satu persatu gugur. Nantinya hanya tinggal 1 saja untuk melawan Donald Trump.


$$ Sampai saat ini, capres partai Demokrat yang paling banyak mengumpulkan dana kampanye adalah Elizabeth Warren, yaitu sebesar US$ 111 (Rp 1,6 Triliun)
- ini jumlah uang cash, tidak termasuk dana sumbangan untuk iklan (TV, radio, koran, majalah dan media digital) serta baliho.

Wednesday, October 23, 2019

Membabi Buta, Realistis dan Pilpres 2024

Jokowi dan Prabowo

Golongan para pendukung, baik Jokowi dan Prabowo, secara garis besar dapat dikelompokkan ke dalam:
- golongan MEMBABI BUTA
- golongan realistis

Pendukung yang “membabi buta” ini selalu memakai kata “pokoknya.” Jokowi dan Prabowo harus terus “Berantam,” entah sampai kapan. Pokoknya cakar cakaran terus.

Golongan yang kedua adalah mereka yang “realistis,” dimana mereka beranggapan bahwa pilpres 2019 sudah selesai, sampai jumpa 2024 (ditulis oleh banyak media asing seperti Sydney Morning Herald, South China Morning Post dan The Straits Times).

Mereka yang tergolong realistis ini jumlahnya lebih besar, tapi lebih banyak diam, silence majority. Golongan pendiam. Tidak pakai kata “pokoknya.”
-------------------------------------------------

Sebenarnya, masuknya Prabowo kedalam kabinet Jokowi, merupakan kesempatan untuk para “haters:”

- mengevaluasi kinerja Prabowo, apakah sesuai dengan pokok pokok pikiran yang disampaikan dalam debat dan kampanye.

- Jika kinerja Prabowo tidak sesuai harapan, seperti janji presiden Jokowi:”akan memberhentikan siapa saja, menteri apa saja yang tidak bekerja keras.”
------------------------------------------------

Untuk pendukung Prabowo (lovers), silahkan cek kembali jejak jejak digital selama Pilpres 2019:
- dimana, baik Prabowo dan Sandi tak jarang sama sama mendapat halangan untuk berkampanye, bahkan lokasi dan gedung tempat kampanye yang sudah dipesan, tiba tiba dibatalkan tanpa sebab.

Masuknya Prabowo dalam pemerintahan, apalagi sebagai menteri pertahanan, maka pada tahun 2024 nanti TIDAK akan ada pejabat daerah yang berani menghalangi capres dari partai Gerindra.

Tentu saja Capres Gerindra 2024 belum bisa ditebak, bisa saja Prabowo Subianto maju kembali. Bisa juga Anies Baswedan, Sandiaga Uno bahkan Hasyim Djojohadikusumo.

Masih GELAP gulita.

Baca baca di medsos, sudah banyak dari Projo (cebong) yang mengusulkan agar Gerindra gabung ke PDIP, dengan capres-cawapres:
- Sandiaga Uno – Ganjar Pranowo (gubernur Jateng)
- Prabowo Subianto – Puan Maharani
- Anies Baswedan – siapa saja yang ditunjuk Gerindra dan PDIP

Bahkan ada juga yang mengusulkan agar manajer kampanye pilpres 2024 adalah Gibran Rakabuming atau Sarah Djojohadikusumo.

Segala peluang, sekaligus tantangan TERBUKA lebar dengan masuknya Prabowo ke kabinet presiden Jokowi.

Semoga kita berumur panjang untuk ikut serta (apapun posisi kita) dalam pesta demokrasi 2024!!

Saturday, October 19, 2019

Dari Tutor Menjadi Research Associate - Intermezo

Foto anak di depan kamar kos.

Pada tulisan lalu, saya bercerita tentang anak yang menjadi tutor “calon ilmuwan” Amerika (Menyahut Seruan Presiden John F Kennedey, Anakku Menjadi Tutor Iptek ).

Kemudian setelah menyelesaikan S2 (master degree), dia mendapat tawaran untuk melanjutkan studi S3 (PhD) dengan full scholarship (beasiswa penuh) dan “research associate” dengan gaji bulanan di sebuah universitas di utara Amerika.

Karena ingin istirihat dari belajar, sementara waktu, semacam intermezo, dia memilih pekerjaan sebagai research associate.

Barangkali, anda bertanya tanya: apa beda antara “tutor” dan “Research Associate?”

Kata emaknya, perbedaan antara tutor dan “research associate” adalah sebagai berikut:

# Saat menjadi Tutor sangat sulit dihubungi emaknya. Alasannya macam macam: mulai dari membawa anak anak mengunjungi laboratorium, perusahaan teknologi sampai hiking. Pokoknya sulit dihubungi.

## Sekarang, ketika menjadi “research associate,” rajin banget men-text atau menelpon emaknya. Apalagi saat harus bayar bayar, terutama sewa kamar kos.

Loh, kan dapat gaji sebagai research associate? Ya, sih. Tapi?


Labu Halloween

Pekerjaan sebagai “research associate” adalah melakukan riset, mengkoleksi data, menganalisanya, membuat laporan dan menyeminarkannya di forum nasional dan internasional.

Pekerjaan tambahan adalah membimbing mahasiswa, terutama ketika berada di lapangan.

Waktu S2, pembimbing anakku “silih berganti,” karena ketika sedang melakukan riset, ada yang dicaplok oleh negara asing (Israel) dan ada pula yang dicaplok oleh lembaga riset internasional.

Kerugiannya, studi S2 agak molor. Tapi KEUNGGULANNYA adalah topik riset menjadi sangat luas: mulai dari DNA, retina mata, kanker sampai diabetes.

Sekarang risetnya tentang “prairie dogs.” Hipotesa yang ingin dijawab adalah: apakah penyakit bisa mengontrol populasi “prairie dogs” di hutan?

Semoga dalam satu tahun atau dua tahun ini hipotesanya segera bisa dijawab. Sehingga bisa memutuskan langkah berikutnya.


Good luck!

Thursday, October 17, 2019

Pilgub 2020: The Loser Vs The Winner (bagian 1)

Huzrin Hood dan Rudi

Berdasarkan perkembangan terakhir (tentu saja akan terus cair sampai hari H), maka saya membuat “simulasi” untuk dan hanya untuk tulisan ini, bagaimana seandainya:

Rudi – Huzrin Vs Soeryo – Isdianto?
-----------------------------------------------------

Dari data Pilwako 2015 lalu, Rudi-Amsakar menang 60.1%. Angka yang cukup meyakinkan, karena mereka bukan incumbent.

Bagaimana jika Pilgub 2020 nanti? Sudah barang tentu, tergantung siapa lawan, siapa pula pasangannya.

PASTI, Soeryo Respationo akan maju sebagai Cagub PDIP, sedangkan Isdianto entah ya, entah tidak.

Bisa saja yang maju adalah Soeryo berpasangan dengan XYZ. Bagaimana dengan Isdianto? Ya, GIGIT jari “sampai putus.”

Sudah banyak bukti Plt Gubernur propinsi lain hanya jadi “abok,” jika MELEMPEM.

Saya sekali lagi sependapat dengan Endri Sanopaka, pengamat politik cemerlang dari Stisipol Tanjung Pinang yang mengatakan bahwa nasib Plt Gubri Isdianto bisa TRAGIS.

Hanya dengan seorang Soeryo saja bisa DIPERMAINKAN, bagaimana pula jika berhadapan dengan Rudi yang TERBUKTI menang dua kali dalam pilwako langsung (sebagai wakil walikota dan sebagai walikota).
---------------------------------------------------------

Agar konsisten, anggap saja Rudi – Huzrin Vs Soeryo – Isdianto. Peluangnya bisa kita “agak agak” secara angka dan persentase.

Rudi, sebagai walikota punya hak “prerogatif” untuk merestui, memilih dan mengangkat aparat pemerintahan dari Kepala Dinas, camat sampai ke RW RT. Mereka yang tak sejalan dengan visi dan misi, bisa digeser atau diganti.

Walikota juga bisa memberi atau menaikkan dana insentif kepada babinsa dan semua aparat pemerintahan di Batam.

Sampai saat ini, Rudi punya kedekatan pribadi dengan masyarakat, aparatur negara (sipil, militer dan polisi), pemuka masyarakat dan pengusaha di Batam.

5 tahun lalu, banyak media di Batam mengadakan poling menanyakan kepada pembacanya tentang siapa yang layak menjadi Gubernur Kepri.

Huzrin Hood menempati posisi teratas. Artinya, Huzrin Hood cukup dikenal di pulau Batam.

Jika belum incumbent saja bisa MENANG 60.1%. Tidak terlalu istimewa Rudi – Huzrin bisa menang 70% bahkan 80% di Batam pada pilgub 2020.
------------------------------------------------------------

Sama dengan Rudi bahwa Huzrin Hood BELUM pernah KALAH. Selalu “the winner,” sebagai ketua Golkar, ketua DPRD dan Bupati.

Sepengetahuan saya, “die hard” Huzrin Hood banyak di Tanjung Uban, sebagian juga ada di Tanjung Pinang.

Rudi yang adalah kelahiran Tanjung Pinang merupakan modal dasar untuk membawa kemenangan Rudi - Huzrin minimal 55% di Kotamadya Tanjung Pinang dan Kabupaten Bintan.

Bagaimana dengan Karimun? Selain tempat asal, Huzrin memulai karier politiknya di Karimun. Karena ada Isdianto, anggap saja 50% - 50%.

Natuna, Anambas dan Lingga kita masukkan ke kolom 50% - 50%. Sebenarnya, siapapun pemenang, dari segi suara tidak begitu signifikan.
---------------------------------------------------------

Bagaimana dengan Soeryo – Isdianto atau pasangan Soeryo – XYZ?

# Bersambung ke tulisan berikutnya. Stay tune!