Sawan Fibrosis

Friday, May 3, 2019

Hasil “Real Count” KPU - Entah BOTOL, Entah KOTAK

Kecurangan Pemilu menurut TKN

Saya sudah TIDAK mau melihat website KPU, karena isinya:
Entah BOTOL, Entah KOTAK.
Entah Betul, Entah Tidak……

Lah, TKN (Jokowi – Amin) saja TIDAK percaya, inikan pula saya pribadi. Masa sih saya “disuruh” percaya?

Kalau pendukung, penjilat dan penyembah Jokowi, ya, silahkan saja. Mereka percaya apa saja kok, asal berhubungan dengan Jokowi hebat:

- Mereka kagum: Martabak menu “batubara” bisa untung milyaran rupiah.

- Ada loh yang bilang: “Berarti Jokowi itu orang sukses. Buktinya bisa mengumpulkan harta ratusan triliun rupiah. Kalau presiden lain mah, itu koruptor namanya.”
--------------------------------------------------


Soal hasil “Real Count” oleh KPU, TKN (Jokowi - Amin) tak mau kalah, kemaren TERPEKIK: KPU salah 14 ribu, hari ini TERLOLONG: salah 25 ribu. Besok akhirnya Tepekik Terlolong sendiri.

Pendukung, penjilat dan penyembah Jokowi, sangat percaya kalau yang curang itu lawan Jokowi. Alasannya? Wong endeso mana mungkin curang, yang mungkin cuma BOHONG aja kok. NGIBUL gitu lho.
---------------------------------------------------------------------------

Cara pemilihan calon anggota KPU-menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu-adalah Presiden membentuk Panitia Tim Seleksi calon anggota KPU yang terdiri dari lima orang yang membantu Presiden menetapkan calon anggota KPU yang kemudian diajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk mengikuti fit and proper test.”

Kekuasaan presiden begitu besar: Menseleksi dan Melantik Ketua KPU. DPR hanya berfungsi MENGESAHKAN.

Logikanya: Arief Budiman, ketua KPU pasti “SANGAT DIKENAL” oleh presiden Jokowi.

KPU sangat strategis, yaitu: menghitung suara, sekaligus MENGUMUMKAN siapa pemenang PILPRES 2019.

Semoga anda BISA menarik KESIMPULAN kenapa “data entry” selalu MENGUNTUNGKAN paslon 01?

Thursday, April 25, 2019

Pilpres 2019 - Angka Yang “Janggal” Di Jawa Timur

Perbedaan angka yang aneh di Jatim

Dulu waktu sekolah, ada dua orang yang dapat nilai 9 untuk pelaran kimia, satu sebut saja namanya AF dan satu lagi, kebetulan saya sendiri.

Anehnya, cuma AF yang dipanggil kepala sekolah, kemudian si AF di-BERHENTIKAN dari sekolah. Loh, kok diberhentikan?

Karena nilai 9 yang didapat oleh AF itu sangat aneh dan sangat MENCURIGAKAN, sementara nilai rata rata AF untuk pelajaran lainnya cuma 6,5 saja.

Kecurigaan kepala sekolah saya benar, AF ternyata MENYOGOK guru supaya dapat nilai 9.

Kepala sekolah saya adalah guru matematika, otomatis dia paham tentang angka dan distribusi angka dalam sebuah populasi.

Kenapa saya tidak dicurigai? Tak perlulah saya jawab. Nanti dituduh SOMBONG pula!

Kemudian, saya menghadap kepala sekolah, bukan urusan nilai kimia, tapi nilai matematika. Saya merasa bahwa saya bisa menjawab SEMUA soal ujian. Kenapa TIDAK diberi angka 10?

Apa jawaban kepala sekolah saya? Nanti, jika kamu sudah jadi TUHAN. Baru saya kasi angka 10 di rapormu.
---------------------------------------------------------

Terus, apa hubungannya dengan angka pilpres di Jawa Timur yang janggal?

Terakhir saya cek di KPU adalah: Jokowi (68,89%) Vs Prabowo-sandi (31,11%).

Untung kepala sekolah saya TIDAK melihat angka ini, jika dia tahu, pastilah SUDAH DIPECAT tukang input data ini. Kenapa begitu?

Tahun 2014, Prabowo mendapat suara sebesar 46,83% Vs Jokowi 53,17%

Terlihat kenaikan suara untuk Jokowi sebesar : (68,89) - (53,17) = 15.72 poin. Sengaja saya pakai poin. Agar mudah memahami jika ingin tahu kenaikan dalam persentase.

Angka kenaikannya “LUAR BIASA Janggal, yaitu sebesar 1/3 atau jika dikembalikan ke prosentase adalah 30%:
- Angka yang NORMAL adalah jika terjadi kenaikan sekitar 10%.
- Jika 20%, patut dicurigai
- Jika 30%, ya , PECAT !!
-------------------------------------------------------------------------------

Hasil Pilkada Jatim, 2018 adalah angka 53,55% untuk Khofifah-Emil. Hampir sama dengan angka kemenangan Jokowi tahun 2014 (53,17%).

Diantara partai yang mengusungnya adalah Demokrat dan PAN. Dua partai ini juga mengusung Prabowo-Sandi !!

Di Jawa Timur, petani tebu dan garam sangat menderita dengan anjloknya harga komoditi mereka. Masa sih mereka GEMBIRA dengan presiden Jokowi?
--------------------------------------------------------------------------------

Jadi, ada apa di Jawa Timur? Kok angka Jokowi-Amin bisa MEROKET secara TIDAK NORMAL?

# Mohon netizen MENGECEK secara detail “data entry” di Jatim !!

## Saya akan CEK semua propinsi di Jawa satu persatu!

Wednesday, April 24, 2019

Pilpres 2019 - Beda Hasil Hitung KPU, BPN dan TKN

Ilustrasi, credit to Tribun


Mahfud MD @mohmahfudmd : Yang dimenangkan adalah verifikasi atau hasil hitung manual dgn form C1 yg berbentuk kertas dan dihitung bersama tgl 22 Meiitu.

--------------------------------------------------------
Dari jawaban Mahfud MD di medsos di atas yang dikutip oleh Tribun (23 April 2019), menurut PENDAPAT pribadi saya, sama saja semua pakar hukum itu, mau pak Mahfud, mau pak Yusril, atau siapapun pakar hukum, dasar pijakannya adalah: BARANG BUKTI.

Artinya? Bisa saja terjadi perbedaan HASIL hitung, real count antara KPU, BPN (Prabowo-Sandi) dan TKN (Jokowi-Amin). Tapi yang akan dipakai adalah: hasil hitung manual dgn form C1 yg berbentuk kertas dan dihitung bersama tgl 22 Mei
-------------------------------------------------------

Terus, apa hubungan “real count” dengan BARANG BUKTI? Form C1 adalah BARANG BUKTI.

Dari mana datangnya angka BPN? Pastinya bukan dari langit, dan tentu saja bukan dari wangsit setelah “mutih” 7 hari 7 malam.
---------------------------------------------------------------------------------

Jika MEMANG, BPN mengaku BENAR hasil hitungannya yang memenangkan Prabowo-Sandi sebesar 62%. Mulai detik ini, silahkan cocokkan data form C1 yang dimiliki dengan Real Count di website KPU.

Temukan di mana KESALAHAN real count KPU. Salahnya di TPS mana, Desa apa, Kecamatan apa, Kapubaten dan propinsi yang mana satu. Kemudian CATAT dan di-dokumentasi.

Sehingga pada 22 Mei 2019 nanti, pencocokan data dengan KPU bisa berlangsung cepat!
---------------------------------------------------------------
Hanya ilustrasi:
80% ikut pilpres, jumlah pemilih sekitar 80% x 180 juta= 144 juta Pemilih

Jumlah 1% pemilih adalah 1,44 juta

Implementasinya untuk menemukan KESALAHAN data KPU sebesar 1% saja, berarti anda HARUS menemukan 1,44 juta suara yang SALAH.

Jika anda mengklaim menang 62%, kalikan saja berapa juta suara dan berapa juta lembar form C1 yang harus anda miliki untuk BUKTIKAN bahwa anda benar dan KPU salah!!

Friday, April 19, 2019

Setelah Tertangkap BASAH, Akhirnya KPU MENGAKU Salah

KPU Salah Input

KPU salah input minimal di 5 Daerah, ini diberitakan diantaranya oleh Kompas, Merdeka, Tribun dan Republika.

Dari 5 daerah, pada tanggal 19 April 2019, Media Indonesia memberitakan minimal ada 9 TPS dari berbagai daerah telah SALAH input.
-----------------------------------------------------------------

Kemaren, ketika menjawab pertanyaan seorang teman, saya katakan ada banyak data ANEH di KPU, diantaranya di Riau. Dimana pada tahun 2014, Prabowo MENANG di Riau.

Tapi di data KPU, sempat yang MENANG Jokowi-AMIN.

Malam tadi, saya cek kembali, ternyata sudah DIKOREKSI. Sekarang yang MENANG adalah: Prabowo-Sandi
---------------------------------------------------------------------------

Kenapa akhirnya KPU mengaku SALAH dan kemudian MENGKOREKSI data entry?

Jawabnya karena netizen menangkap BASAH kesalahan input C1 di TPS Kelurahan Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur.

Kemudian, tim Hukum BPN segera akan “memperkarakan” KPU.

Jika saja Netizen merekam jam dan detik “data entry” itu di website KPU, maka akan ketahuan “SIAPA” yang melakukan KESALAHAN itu.

Tuntutan BISA diarahkan kepada INDIVIDU tersebut, dan segera DIJEBLOSKAN ke PENJARA.

-------------------------------------------------------------------

KPU sekarang sudah MEMBUKA diri, bahkan juga KPUD di daerah. Mereka bersedia menerima segala bentuk pengaduan. Silahkan hubungi langsung ke KPU dan KPUD jika punya BUKTI kecurangan.

Selain BPN, saya baca baca Bang FAHRI HAMZAH, diantaranya juga BERSEDIA menampung bukti bukti kecurangan, kemudian akan diteruskan ke pihak pihak terkait bahkan ke POLRI.

Sekarang, netizen dan pendukung paslon 02, tak perlu TERIAK TERIAK curang, tapi segera KUMPULKAN bukti kecurangan itu. Kemudian laporkan ke KPU, BPN dan bang Fahri Hamzah.

Monitor terus KPU dari waktu ke waktu.

# Lupakan Survei, Exit Poll dan QC:
- Waktunya fokus memonitor website KPU, mengumpulkan bukti bukti kecurangan dan SEGERA hubungi pihak TERKAIT !!

## Mari kita BANGUN demokrasi yang JUJUR dan SEHAT !!


Sunday, April 14, 2019

Pilpres 2019 - Sepandai pandainya menjadi MALING, Akan Ketahuan Siapa DALANGNYA

Siapakah “Bapak” MALING?

KPK didemo, kemudian diminta memecat penyidiknya yang telah menangkap MALING uang negara (silahkan baca di berbagai media termasuk: Detik; Sindonews; Monitor; Media Indonesia).

Analoginya adalah:
Penjajah BELANDA meminta Jenderal Sudirman memecat prajuritnya yang telah menembak mati tentara Belanda.

Ada pula seorang menteri MEMINTA KPK untuk menghentikan penyidikan dan menghentikan penangkapan para MALING uang negara.

Inilah negeri “carut marut,” dimana para MALING bisa protes tanpa rasa MALU dan merasa tidak bersalah mencuri uang negara!
-----------------------------------------------------------------------
Hanya sebagai pembanding.

Waktu masih kuliah S1, anak kami, ketika mau beli mobil, uangnya tidak cukup. Kamipun memberi uang tambahan dalam bentuk “uang tunai.” Diapun dengan riang gembira bersama temannya ke dealer mobil.

Tak berapa lama, ada telphon dari dealer mobil bertanya:
- Apakah benar uang yang dibawa anak saya adalah uang dia plus uang kami (orang tuanya)?
- Buktikan dengan “receipt” penarikan uang dari bank bahwa benar itu uang anak kami plus uang kami.

Tentu saja kami sangat JENGKEL. Apa urusannya TUKANG jual nanya nanya soal asal usul uang kami?

# Ternyata di Amerika Serikat, tidak boleh melakukan TRANSAKSI TUNAI dalam jumlah tertentu. Tujuannya? Agar negara bisa melakukan kontrol terhadap transaksi transaksi gelap yang dilakukan oleh siapapun yang melibatkan duit dalam jumlah besar.
------------------------------------------------------------------------------

Itu di Amerika Serikat, asal usul UANG milik PRIBADI harus diketahui. Eh, di Indonesia jelas jelas MALING uang rakyat, malah PROTES

Negera GILA. Baru presiden ini, rasanya negera Indonesia ini menjadi GILA!!
--------------------------------------------------------------------------------

# To Facebook and Blogger Admins:
Jokowi is a Corrupt, dictator and Manipulator president !
This is my civic duty to express opinions…. My absolutely rights and protected by law.

Wednesday, April 10, 2019

Pilpres 2019 - Putra Daerah Tak Berguna, Rakyat Solo MELAWAN

Perbandingan Kampanye Jokowi di TANAH Kelahirannya
dan Kampanye Prabowo di TANAH Entah Siapa.

Tak ada angin, tak ada badai (silahkan baca Detik, tanggal 19 Maret 2019), Jokowi bilang ke petani:”Jangan bayangkan swasembada.” Sekarang Jokowi nuduh karena INFRASTRUKTUR, maka kita TIDAK swasembada.

Kayak serial film horor yang berjudul “banjir” : Banjir Solo bisa diatasi Kalau jadi gubernur, banjir Jakarta bisa diatasi kalau jadi presiden. Padahal ujung ujungnya DUIT dan KEKUASAAN.

Banjir datang silih berganti: di Solo, di Jakarta, dan daerah daerah Indonesia yang sebelumnya tak terdengar banjir, eh, malah BANJIR di era Jokowi.

Mahluk apa ya orang yang bernama Jokowi ini? Padahal KPK sudah mengendus minimal ada 14 proyek infrastruktur yang digerogoti MALING. Tahun ini saja!!
----------------------------------------------------------------------------

Jauh jauh hari, salah seorang tim BPN Prabowo-Sandi, yaitu Ferdinand Hutahaean sudah wanti wanti bahwa pembangunan infrastruktur era Jokowi adalah bagi bagi proyek.

Kalau saya terjemahkan dengan bahasa “halus,” proyek infrastruktur yang kebut kebutan itu cuma untuk menelorkan MALING.

Toh, hasilnya cuma jalan tol yang banjir. Jalan tol yang tak bisa dilalui karena mahal bayarnya. Jalan tol yang menurut bank dunia: Tak bermutu alias tak berkualitas!
----------------------------------------------------------------

Balik ke soal swasembada! Terus, apa hubungannya dengan SOLO dan wong Solo?

Saya coba coba lihat data statistik kota SOLO, luar BIASA faktanya: selama Jokowi jadi walikota bahwa baik jumlah PETANI dan luas lahan pertanian di Solo MENURUN sekitar 5,4%. Pada tahun 2013, ada sekitar 1.900 keluarga petani dengan luas lahan 10 hektar.

Artinya apa? 10 hektar untuk menghidupi 1900 keluarga? Luar BIASA miskinnya.

Pantasan ada petani SOLO yang menangis ketika bicara harga pupuk yang MAHAL. Apa hasilnya? Di-bully habis habisan oleh pendukung, penjilat dan penyembah Jokowi
---------------------------------------------------------------------------

Jika petani yang LUAR BIASA miskinnya itu dibully, bagaimana dengan wong cilik lainnya?

MEREKA melawan, ketika kampanye akbar Jokowi dan nyonya besar serta putri mahligainya berlangsung di SOLO. Sepi pengunjung! Padahal disediakan nasi bungkus loh (mungkin lauknya RENDANG)

Mereka beranggapan, Tidak BERGUNA atau bahasa Melayu-nya TAK GUNE, Menyampah saja punya PUTRA daerah, tapi bisanya cuma mem-bully !!
-------------------------------------------------------------------

Rakyat Solo saja MELAWAN!

Masa sih anda dengan SOMBONGnya menjadi pendukung, penjilat dan PENYEMBAH Jokowi?
--------------------------------------------------------------------

# To Facebook and Blogger Admins:
Jokowi is a Corrupt, dictator and Manipulator president !
This is my civic duty to express opinions…. My absolutely rights and protected by law.

Sunday, April 7, 2019

Janji Nasi Bungkus Dengan Lauk RENDANG saja Tidak MAMPU dipenuhi, Inikan Pula Janji NGATASI Banjir

Jokowi, dari Walikota sampai presiden, Solo TETAP Banjir

NGAPAIN aja jokowi selama menjadi walikota? Nggak ngapa ngapain, karena Solo kerap dilanda BANJIR selama 8 tahun.

Namun, ketika ditanya apakah bisa MENGATASI banjir di Jakarta? Seperti yang dikutik oleh RMOL (2011) dengan ENTENG beliau mengatakan:” nggak susah susah amat, karena Jakarta punya dana gede.”

Simak baik baik KALIMAT yang dipakai oleh Jokowi, yaitu:”dana gede.” Dana gede atau duit gede atau APBD gede yang menjadi ALASAN jokowi untuk mengatasi BANJIR Jakarta!

Jokowi BENAR bahwa APBD Jakarta adalah Rp49,9 Triliun saat itu. Terbesar di Indonesia dibandingkan dengan propinsi lainnya. Bahkan lebih besar dari Anggaran departemen Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi ketika Jokowi menjadi presiden yang besarnya hanya Rp41,2 Triliun (tahun 2018).

Spanduk BESAR dibuat: 100 Hari Jokowi, BANJIR pasti berlalu.


Jokowi yakin bisa NGATASI Banjir dalam tempo 100 hari
(OkeNews, Minggu 27 Januari 2013)

Tak usahkan 100 hari, setelah setahunpun, Jakarta TETAP banjir. Kali ini Jokowi berasalan bahwa untuk NGATASI banjir Jakarta perlu menyatukan kewenangan beberapa departemen. Jokowi YAKIN bisa men-sinergikannya jika dia PRESIDEN.

Artinya? TIDAK cukup DUIT, tapi Jokowi BUTUH kekuasaan untuk mengatasi BANJIR di Jakarta.

Setelah 5 tahun presiden, apakah Jokowi bisa NGATASI banjir Jakarta?

Jika ditambahkan kekuasaan dari walikota + Gubernur + Presiden, sudah lebih 14 tahun. Tapi, BANJIR di Solo, Jakarta, apalagi banjir di banyak tempat di Indonesia TIDAK satupun bisa diatasi oleh Jokowi.

Bahkan janji nasi bungkus dengan lauk Rendang saja, tidak MAMPU dipenuhi oleh Jokowi!

# Yang DIIMPIKAN Jokowi adalah: DUIT gede dan KEKUASAAN Besar. BUKAN memenuhi JANJI.
----------------------------------------------------------------

## Kata Jokowi, Pendukung, Penjilat dan Penyembahnya: Jangan asal kritik, Kalau kritik HARUS ada SOLUSINYA.

- Ok deh, diantara yang kami KRITIK adalah soal janji Jokowi mau ngasi Nasbung dengan lauk RENDANG.

Kami kasih SOLUSINYA yaitu memberikan RENDANG di setiap nasi BUNGKUS yang dijanjikan Jokowi.

Bagaimana? Setuju? Oh, ya, RENDANGnya ayam, sapi atau kerbau?