Sawan Fibrosis

Saturday, March 30, 2019

Debat Capres 2019 - KONSISTEN, Dua Jempol Untuk Prabowo

Pak Joko Widodo dan Prabowo Subianto

Sebenarnya, saya mau kasi skor 50:50 pada debat ke-4 Capres malam ini. Kenapa? Baru pertama kali saya melihat debat, sejak Pilgub 2012, Pilpres 2014 dan Pilpres 2019 di mana pak Jokowi “menghargai” lawan debatnya.

Semoga tuduhan “liar” kepada Paslon 02 ingin mendirikan negara “khilafah” dan anti Pancasila BERAKHIR. Statement baik dari pak Jokowi dan pak Prabowo “CLEAR.”

Tentang tuduhan PKI terhadap pak Jokowi, ya, kita tunggu STATEMENT dari pak Jokowi tentang siapa sebenar ayah dan ibunya. Selesai.
---------------------------------------------------------------------------

Saya batalkan memberi skor 50:50, karena KONSISTENSI pak Prabowo dalam banyak hal, diantaranya soal teknologi canggih yaitu teknologi digital atau IT.

Dari debat Capres 2014 sampai debat Capres 2019, Jokowi selalu “bangga” dengan IT, bahkan sesumbar bisa di-set up dalam hitungan hari.
Gampang katanya di tahun 2014 lalu.Nyatanya? Soal e-KTP saja “klarnya” bertahun tahun, bahkan mengundang korupsi.

Di debat tahun 2019 ini, lagi lagi “membanggakan” teknologi digital, bahkan bicara soal “unicorn” segala.
----------------------------------------------------------------------------------

Konsistensi Prabowo Subianto dari debat capres 2014 sampai 2019 ini:
-Silahkan saja pakai teknologi IT, tapi apa artinya kalau perut lapar, jika beras dan pangan masih impor.

-Silahkan saja Unicorn, tapi apa artinya jika produk sendiri tidak terjual. Yang untung asing.

Malam ini dan debat sebelumnya Prabowo bicara kembali soal tax ratio. Tax ratio di era Jokowi malah turun.
---------------------------------------------------------------------------------

Prabowo berjanji akan menggunakan teknologi apapun untuk meningkatkan “tax ratio” menjadi 16%.

Hanya sekedar pembanding bahwa Tax Ratio di Amerika Serikat sekitar 26%; Canada 32% dan negara negara Skandinavia (Denmark, Swedia, Norwegia, Finlandia dan Islandia) di atas 50%.

Artinya apa? Semakin tinggi tax ratio, maka akan semakin besar penerimaan negara, semakin besar pula anggaran belanja (APBN). Dengan APBN besar, biaya pendidikan (sampai S2) dan berobat gratis. Bahkan ada tunjangan pengangguran di negara negara negara Skandinavia.

Di Finlandia, semua orang dapat duit bulanan, universal income istilahnya. Di beberapa kabupaten di Amerika juga begitu.
----------------------------------------------------------------------------------

Prabowo Subianto mengatakan akan memakai anggaran terutama untuk meningkatkan kesejahteraan aparatur negara. Dan kemudian untuk mendanai pendidikan dan kesehatan masyarakat.

Dua jempol untuk capres Prabowo Subianto!
---------------------------------------------------------------------------------------

# Tax ratio tinggi, otomatis HUTANG akan berkurang
-Cara CERDAS mengatasi HUTANG.

Friday, March 29, 2019

Pilpres 2019 - Jepang Tertarik Dengan Program OK OCE Sandiaga Uno

Salah satu program OK OCE, credit to Tribun

Jepang mengundang salah satu Co-founder program OK OCE untuk berbicara di Universitas Ehime, Matsuyama, Jepang.

Artinya apa? Ya, BAGUS, MANTAP BETUL program yang digagas oleh Anies-Sandi tersebut. Sampai sampai diundang oleh Jepang, negara industri maju. Apa yang membuat Jepang tertarik?:

# Orisinil gagasannya. Bukan NYONTEK program negara lain. ASLI dari pikiran CERDAS Anies-Sandi

# Tidak membebani UANG negara. NOL APBN dan NOL APBD

# Bebas MALING uang negara.

Di dalam negeri sendiri, sekelompok pengusaha kecil di Kabupaten Kuningan, Jabar sudah MINTA pelatihan menjadi usahawan UNGGUL melalui program OK OCE.

Bagaimana dengan kaum millennia? Mereka sanggup merogoh saku Rp100 Ribu untuk mendengar langsung tentang program OK OCE dan entrepreneurship dari Sandiaga Uno.

Itu kejadian bulan Februari 2019 di Surabaya. Tentu saja kesempatan ini dimanfaatkan sekaligus untuk berkampanye oleh cawapres Sandiaga Uno. Pertama kali dalam sejarah Indonesia, mendengar kampanye BAYAR Rp100 ribu.

Jika saja 1% dari 200 ribu target pengusaha, atau sejumlah “dua ribu” yang sukses dengan omzet katakanlah Rp1 Triliun setelah 10 tahun ke depan.

Artinya akan ada omzet Rp 2 ribu triliun setelah 10 tahun mendatang. Sama dengan APBN yang dikorupsi oleh Jokowi dan konco konconya.

Apa masalahnya jika 100 ribu usaha TUTUP atau GAGAL? Biasa biasa saja. Untuk apa juga jika buka usaha membenani bank peminjam, apalagi membenani uang negara (APBN). Kenapa harus memaksa diri jadi PENGUSAHA, jika mental cuma jadi MALING!!

Kenapa Jokowi melalui PENYEMBAH dan PENJILATnya, secara membabi buta teriak teriak OK OCE GAGAL??. Jawabnya:
# Karena program program Jokowi hanya menghasilkan MALING!

# Karena program Jokowi hanya menghasilkan HUTANG sebesar Rp2904 Triliun. Lebih besar dari HUTANG 6 presiden sekaligus.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------

# To Facebook and Blogger Admins:
Jokowi is a Corrupt, dictator and Manipulator president !
This is my civic duty to express opinions…. My absolutely rights and protected by law.

Thursday, March 28, 2019

Pilpres 2019 - OK Oce Sandiaga Uno Vs Program Menciptakan “Maling” Ala Jokowi

Salah satu dari 90 ribu wirausaha program OK OCE, credit to TribunNews

Sebelum “menghakimi” OK OCE, ada baiknya kita mengetahui apa itu program yang digagas oleh Anis-Sandi ini.

Saya kutip: “OK Oce atau One Kecamatan, One Center of Entrepreneurship adalah program pemerintah provinsi DKI Jakarta yang berusaha melakukan pembinaan kewirausahaan terhadap pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di bawah Sudin Koperasi dan UMKM.”

Berapa target program OK OCE? Menciptakan 200 ribu wirausahawan dalam waktu 5 tahun!

Modal? DENGKUL. Ya, tidak menggunakan dana APBN, APBD atau dana dari siapapun.

Kenapa modal DENGKUL? Karena jika dimodali pakai dana APBN atau APBD akan mengundang SETAN. Ngundan Koruptor. Ngundang MALING uang negara seperti konco konconya presiden Jokowi. Teman MALING, partaipun MALING.

Masa sih cuma DENGKUL modalnya? Ya, OTAK dong. Makanya diajari mulai dari cara cara berbisnis yang sehat, halal dan diridhai tuhan sampai ke cara cara mendapatkan dana kredit dari bank. Untuk sementara pinjaman BISA dan harus memenuhi syarat ke bank DKI. Pinjam dan harus dibayar kembali.

Bagaimana progres program OK OCE? Sudah hampir 100 ribu terciptakan wirausahawan baru. Duit yang berputar sekitar RP 359 milyar (silahkan baca Kompas, 21 Maret 2019).

Duit Rp 359 milyar itu adalah duit dari rakyat, DIAJARI oleh Anis-Sandi dan untuk kemakmuran rakyat!

Baru satu tahun lebih, target yang tercapai sudah hampir separuh. Dalam tempo 3 tahun, akan tercapai target 200 ribu usahawan baru. 5 tahun, sangat mungkin melewati target dengan omzet sekitar Rp 1 Triliun.

Sampai di sini PAHAM?

Hanya orang yang NGAKU bodoh saja, seperti presiden Jokowi yang akan mengatakan program OK OCE gagal. Sudahlah BODOH, iri dan dengki pula!

Bagaimana dengan program BUMDES Jokowi? BUMDES, kebanyakannya hanya menyuburkan praktik korupsi dan menciptakan para MALING uang negara.

Sampai sampai ICW menyimpulkan ada 12 cara modus korupsi dana desa. Dari APBN (uang rakyat), oleh Jokowi untuk memakmurkan para MALING!

Monday, March 25, 2019

Pilpres 2019 - Sekali NGUTANG, Enam Presiden Terlampaui oleh Jokowi

Perbedaan hasil kerja antara SBY dan Jokowi

Kita mulai dari hutang, SBY meninggalkan hutang sebesar Rp2.371 Triliun, tapi perlu diingat bahwa itu adalah akumulasi HUTANG dari presiden sebelumnya: hutang Sukarno + Suharto + Habibie + Gus Dur + Megawati dan SBY sendiri.

Sementara hutang RI saat ini adalah sebesar Rp 5.275 Triliun (silahkan baca di Detik, 2019; dan BBC, London, 2019). Jumlah ini lebih besar dari Tabel di atas. Berarti hutang yang ditumpuk Jokowi adalah sebesar Rp 5.275 Triliun – Rp 2.371 Triliun = Rp 2.904 Triliun.

Seorang Jokowi MENUMPUK hutang lebih besar dari HUTANG yang dibuat oleh 6 (enam) presiden sekaligus. Ini rekor DUNIA. Tak ada seorang presiden membuat hutang dalam tempo sesingkat Jokowi dan MENGALAHkan 6 presiden terdahulu.

Saya TANTANG jika ada yang bisa menunjukkan seorang presiden di sebuah negara lain yang GILA menumpuk HUTANG seperti Jokowi.

SUHARTO, jenderal BESAR yang selalu dikritik kritak oleh Jokowi dan konco konconya itu, ternyata hanya membuat HUTANG sebesar Rp500 (lima ratus) triliun dalam tempo 32 tahun. Diantara prestasi pak Harto sbb:

- Jalan: Tol 490 km; Jalan lintas Sumatra 1.800 km; Renovasi jalan pulau jawa 1.000 km; ribuan km jalan di Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
-Pertumbuhan ekonomi 7% selama 11 tahun, dan pernah mencapai angka 11%
-Ribuan Puskesmas dan SD inpres hampir di setiap pelosok Indonesia.

Korupsi? Suharto “clear and clean” (menang atas tuduhan korupsi oleh majalah Time).

Sementara majalah “investing” memperkirakan uang haram Jokowi sebesar Rp200 Triliun. Kita persilakan Jokowi MENUNTUT. Monggo.

Membandingkan prestasi Suharto dengan Jokowi seperti membandingkan SINGA dan ANJING kudisan. Tidak sebanding. Langit dan bumi dari segi apapun!.

Jika dibandingkan antara Jokowi dengan SBY, sami mawon saja. Tidak sebanding. Di era SBY diantaranya BBM dan listrik subsidi. Listrik subsidi sangat membantu industri kecil dan rumah tangga.

Pertumbuhan ekonomi 6% dan kurs rupiah Rp10 ribu di era SBY.

Kemudian, apa istimewanya Jokowi di mata anda?

# To Facebook and Blogger Admins:
Jokowi is a Corrupt, dictator and Manipulator president !
This is my civic duty to express opinions…. My absolutely rights and protected by law.

Saturday, March 23, 2019

Pilpres 2019 - Negara MUSNAH, Puisi Serdadu Yang Ditembak Penjajah

TNI saat melakukan operasi militer, credit to Tribun

Negara MUSNAH? Ya itulah puisi yang ditemukan dalam saku seorang serdadu yang bernama Subianto Djojohadikusumo. Ditembak oleh tentara penjajah Jepang, karena membela negara, agar merah putih tetap berkibar.

Perlawanan sampai titik darah terakhir, harum namanya di pusara antara para syuhada. Tercatat dalam sejarah, kejadian tahun 1946.
------------------------------------------------------------

Simak baik baik potongan puisi di bawah, dan temukan kata MUSNAH:

Kami bukan pembina candi.
Kami hanya pengangkut batu.
Kamilah angkatan yang mesti MUSNAH.
Agar menjelma angkatan baru. Di atas kuburan kami lebih sempurna.”

Kata MUSNAH punya multi makna:
- Bisa bermakna pengorbanan demi ibu pertiwi, akan tergantikan oleh generasi lebih baik.

-Bisa juga kemusnahan suatu generasi karena PEMIMPIN yang BRENGSEK, pemimpin yang TIDAK BECUS mengurus negara.
----------------------------------------------------------------------

Kata MUSNAH dari seorang prajurit yang sudah menyerahkan NYAWA demi republik Indonesia, tidak pernah dipermasalahkan oleh Sukarno, bapak bangsa.

Begitu juga dengan Jenderal besar Suharto, biasa biasa saja dengan kata MUSNAH di sebuah puisi yang ditemukan diantara percikan darah seorang yang mati syahid. Prestasi Suharto, 11 tahun pertama pertumbuhan ekonomi 7%. Bahkan pernah 11%.

Idem dito dengan jenderal SBY, presiden yang selama 10 tahun berhasil menciptakan pertumbuhan ekonomi di atas 6%. Jauh jika dibandingkan dengan kerja “ugal ugalan” Jokowi yang pertumbuhan ekonominya cuma 5%. Tidak pernah mempermasalahkan kata MUSNAH.
---------------------------------------------------------------------------------------

Anehnya, kata MUSNAH bagi seorang presiden yang bernama Jokowi menjadi MASALAH besar.

Dengan SINIS, MENGEJEK dan Mengolok ngolok, Jokowi mengatakan bahwa yang menyatakan Indonesia MUSNAH, ya, musnah aja SENDIRI.
-------------------------------------------------------------------------------------------

Ya, benar, prajurit itu sudah “MUSNAH” bersama tembakan peluru tentara penjajah JEPANG.
----------------------------------------------------------------------------------

Tapi, prakiraan seorang prajurit yang mayatnya terbaring diantara para syuhada TIDAK pernah salah.

Negara akan MUSNAH di tangan seorang pemimpin yang TIDAK BECUS seperti anda, presiden Jokowi!!

PAHAM?!?


# To Facebook and Blogger Admins:
Jokowi is a Corrupt, dictator and Manipulator president !
This is my civic duty to express opinions…. My absolutely rights and protected by law.


Friday, March 22, 2019

Pilpres 2019 - Dari Jokowi, Dengan Toll Banjir Untuk Rakyat

Persembahan Jokowi untuk Rakyat, credit to Monitor.Id

Ada film yang berjudul “From Russia with Love,” jika sepak terjang Jokowi dibuat film, pastilah sangat hebat bahkan mengalahkan semua film film yang pernah dibuat di Hollywood. Film itu judulnya kira kira “From Jokowi with a Flooded Toll to Indonesians.”

Betapa tidak, seperti pepatah: di mana ada Jokowi, di situ ada banjir. Soal banjir ini, Jokowi punya tiga berkelit:

Berkelit pertama: Sejak tahun 1915, Solo secara periodik selalu dilanda Banjir. Solo saja “tak becus “ diatasi, tapi ketika ditanya apakah Jokowi bisa mengatasi banjir Jakarta? 

Beliau dengan enteng menjawab bahwa “nggak susah susah amat,” karena Jakarta punya dana gede (RMOL, 2011).

Berkelit kedua: Ketika tunggang langgang mengatasi banjir Jakarta, lagi lagi Jokowi berkelat kelit “gampang kalau jadi presiden Republik Indonesia.”

Berkeli ketiga: Kali ini Jokowi berkalau kalau binti berpura pura nggak tahu bahwa ada tol yang banjir, maka dipamerkanlah tol tol yang bebas banjir.

Jokowi sepertinya dikejar oleh kualatnya sendiri: di mana Jokowi bersembunyi, banjirpun mendatangi tanpa henti.

Istana Jakarta banjir, bahkan istana Bogor yang ngak pernah terdengar, eh ada banjirnya. 

Sekarang tol pun banjir.

Inilah hasabul kisah Jokowi dengan banjirnya, sehingga persembahan terbaik Jokowi adalah: Banjir tolnya, menggunung hutangnya dan sengsara rakyatnya! 

Luar Biasa!!

Thursday, March 21, 2019

Pilpres 2019 - Bapak Orang Utan Vs Bapak MONYET

Jokowi dan MONYET, credit to Kompas

Kita tahu semua kata dasar “pembangunan” adalah “bangun,” maknanya bisa “membangunkan.” Membangunkan anak anaknya adalah memang tugas Bapak atau Emak.

Dulu, Sukarno akan diberi gelar “Bapak Pembangunan Rimba.” Awalnya, Sukarno riang gembira akan diberi gelar “Bapak Pembangunan Rimba.” Akhirnya beliau menyadari bahwa isi rimba adalah “Orang utan” atau monyet besar.

Marah besar Sukarno akan diberi gelar “Bapak Pembangunan Rimba” yang tugasnya membangunankan anak anaknya sebagai bapak, itu juga bermakna “Bapak Monyet Besar”

Ketika jaman Jenderal besar Suharto, gelar “Bapak Pembangunan” tanpa embel embel. Konotasinya bisa Bapak yang “membangunkan” bangsa atau “bapak yang membangunkan negara.” Pak Harto tentu saja tenang dan gembira menerima gelar “Bapak Pembangunan” itu. Tidak ada masalah.
-----------------------------------------------------------------------------

Di Era Jokowi, beredar kabar (Detik, 2019; Tribun, 2019; Radar, 2019) akan ada gelar “Bapak Pembangunan Desa” untuk presiden tanggal 30 Maret 2019. Mengejutkan bahwa tiap desa “dipaksa” nyumbang Rp3 juta. Kalikan saja, ada sekitar 8 ribu desa. Berapa puluh milyar habis “dihamburkan” untuk sebuah gelar.

Sementara itu, barusan saja ada acara “apel” yang dihadiri presiden Jokowi di Semarang, menghamburkan duit rakyat sebesar Rp18 Milyar.

Presiden “berpesta pora” sementara jutaan rakyat menderita karena bencena alam di Lampung, Lombok, Sulawesi dan Papua. Riang gembira di atas penderitaan rakyat
--------------------------------------------------------------------------

Kembali ke gelar “bapak pembangunan desa,” bahwa semua orang tahu, terutama di desa desa pinggiran hutan, jika penghuni desa ke sawah atau ke kebun, maka desa cuma isinya MONYET.

Apakah Jokowi memang ingin menjadi Bapak yang tugasnya membangunankan? Dalam konteks ini : Bapak MONYET?

Sebenarnya, wajar saja jika Jokowi dapat gelar “Bapak MONYET,” Karena memang selama ini beliau lebih doyan ngurusin MONYET daripada ngurusin banjir dan rakyat yang MELARAT!


# To Facebook and Blogger Admins:
Jokowi is Corrupt, dictator and Manipulator president !
This is my civic duty to express opinions…. My absolutely rights and protected by law.