Sawan Fibrosis: Kenapa Publik JAHAT dengan Capres Perempuan? - Psikologi 26

Monday, March 28, 2022

Kenapa Publik JAHAT dengan Capres Perempuan? - Psikologi 26

Khofifah BERHASIL menggaet investasi dalam negeri (PMDN) tertinggi di Indonesia tahun 2020 dan tertinggi ketiga tahun 2021.

Ini prestasi JAUH di atas SEMUA gubernur untuk tahun 2020. Sekali lagi, Khofifah UNGGUL dibanding SEMUA gubernur di Indonesia. 



Fig 01- Khofifah membonceng Puan (credit to Radar Tegal).

Kemudian, di tangan Puan, DPR RI terbilang produktif, mampu menghasilkan sebanyak 33 RUU dalam satu tahun.

Hampir ada 3 RUU yang dihasilkan DPR setiap bulan, ya, setiap bulan sepanjang tahun 2021.

Aneh bin janggal, kenapa dalam setiap survei copras capres, baik Khofifah dan Puan keduanya “melempem?”

Ada beberapa pertanyaan berikutnya terhadap hasil survei copras capres:

- apakah di dalam survei tersebut tidak ada perempuan?
- apakah perempuan TIDAK memilih perempuan?
- kenapa publik begitu JAHAT dengan capres perempuan?



Fig 02- Khofifah, Jokowi dan Puan (credit to Tribun)

Dari segi jabatan, Khofifah pernah memegang jabatan hampir komplit: anggota dewan, ekskutif (menteri dan gubernur), pengurus partai dan ketua muslimat NU.

Khofifah adalah satu satunya gubernur perempuan di Pulau Jawa.

Presiden Jokowi sangat “respect” dengan Khofifah:

Megawati yang “pelit” memuji, pernah mengakui kemampuan Khofifah. Dan satu satunya kandidat capres di luar PDIP yang dapat pujian langsung dari ketum PDIP tersebut.

Idem dito. Jabatan Puan bisa anda simak di posting sebelumnya:



Fig 03- Khofifah, Puan dan Megawati (credit to Antara)

Kembali ke survei copras capres, padahal jumlah pemilih perempuan lebih banyak daripada lelaki.

Jika 30% saja perempuan memilih Puan dan Khofifah, maka mereka pasti masuk top 5 besar nasional dalam setiap survei copras capres.

Ternyata, emansipasi hanya kata manis di bibir saja. Riuh rendah ketika di peringatan hari Kartini setiap tahun!

Setelah itu, balik ke zona dianak tirikan. Bahkan tidak jarang dilecehkan, dan dinistakan.

Lebih mengejutkan, secara psikologi, perempuan BELUM percaya dengan kemampuan perempuan itu sendiri.

# Posting sebelumnya:

14 comments:

  1. mudah mudahan siapapun capresnya adalah kelak yang jika menjadi presiden betulan adalah orang yang amanah amiiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. kita yang "menentukan" sebenarnya, karena kita yang punya suara....dan perempuan yang suaranya lebih banyak...

      Thanks atas kunjungannya-
      Bunga Mekar Tidak Sempurna – Karena Cuaca Tidak Teratur

      Delete
  2. Setelah era Megawati, sepertinya belum ada lagi figur politik perempuan yang cukup menonjol termasuk juga anaknya puan Maharani, itu sebabnya masih sedikit yang memilihnya dalam berbagai survei.

    ReplyDelete
    Replies
    1. yang lain apa menonjol?
      apa tonjolannya?
      🤣😁🤣

      Thanks atas kunjungannya-
      Kenapa Publik JAHAT dengan Capres Perempuan? - Psikologi 26

      Delete
  3. Replies
    1. Thanks-
      Kenapa Publik JAHAT dengan Capres Perempuan? - Psikologi 26

      Delete
  4. Sepertinya mereka kurang terkenal di masyarakat, saya aja baru tau prestasi mereka setelah baca disini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. karena cara kita menilai prestasi, menyebabkan mereka tidak dikenal di masyarakat....

      Thanks-
      Kenapa Publik JAHAT dengan Capres Perempuan? - Psikologi 26

      Delete
  5. kalau menurut aku sih, not merely emansipasi. Tapi kultur dan budaya kita masih nyaman berada di level tertentu dalam soal memandang gender. Lagian aku juga kurang tau tu siapa si khofifah, aku tanya teman teman, juga sama, kami memang baru punya KTP, tapi kan calon pemilih potensial he he he..

    Dia benar benar gak populer, om...beda sama tante Mega yang anak presiden biar kita kurang suka dia tapi dia sangat terkenal.

    ReplyDelete
    Replies
    1. apa emansipasi tidak bisa mengubah kultur yang "menihilkan" perempuan?

      Terus, apa prestasi bukan jalan untuk populer?

      Thanks atas kunjungannya-
      Kenapa Publik JAHAT dengan Capres Perempuan? - Psikologi 26

      Delete
  6. Aku ga peduli gender sih sebenernya mas hahhaha, harapanku tetap sama, siapapun capresnya semoga tujuannya emang mau mengabdi buat negara, jujur dan merakyat hihi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. tanpa prestasi, tetapi mengapa lelaki yang teratas dalam poling?
      apa juga nggak peduli dengan prestasi?

      punya prestasi aja nggak, bagaimana untuk mengabdi?
      🤣😁🤣

      Thanks atas kunjungannya-
      Kenapa Publik JAHAT dengan Capres Perempuan? - Psikologi 26

      Delete
  7. Saya kurang peduli apakah capres laki2 atau perempuan. Sebab apa pun jendernya, saat betkuasa mereka hanya bikin kecewa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe...

      Thanks atas kunjungannya-
      Kenapa Publik JAHAT dengan Capres Perempuan? - Psikologi 26

      Delete