Sawan Fibrosis: Kenapa Pasien Di Amerika Diprediksi Kapan Akan Meninggal Dunia?

Wednesday, June 29, 2022

Kenapa Pasien Di Amerika Diprediksi Kapan Akan Meninggal Dunia?

Pada posting lalu, kita bicara tentang prediksi kematian, baik dengan metode yang tepat (hari) maupun metode sangat sederhana (bulan atau tahun). Silahkan baca posting sebelumnya:

- Cara Mudah Memprediksi Kapan Anda Mati



Fig 01- Ruang perawatan (credit to Accentcare)

Kenapa harus diprediksi kematian seorang pasien di Amerika?

Setelah dirawat beberapa waktu, tim dokter akan melakukan rapat, kemudian akan dibuat keputusan bahwa si pasien sudah berada di “terminal ill.”

Artinya?

Si pasien sudah TIDAK bisa diobati lagi, tinggal menunggu kematian.

Terus?

Maka akan “diprediksi” kapan kira kira si pasien meninggal dunia.

Jika, misalnya, jika si pasien diprediksi akan meninggal sekitar 1.000 (seribu) hari.



Fig 02- Hanya ilustrasi saja

Terus?

Untuk apa dirawat di rumah sakit yang biaya perawatannya sekitar Rp100 juta per hari. Berarti si pasien akan mengeluarkan uang Rp 100 milyar.

Sudahlah harus keluar uang Rp100 milyar, kemudian akan “mati” pula. Kan bodoh, menurut orang Amerika.

Terus?

Ya, pasien akan diantar ke rumah. Dirawat di rumah saja. Tim dokter tetap bisa dihubungi, jika keluarga menganggap ada perubahan.

Terus?

Jika diprediksi kematian akan terjadi sekitar 6 bulan ke depan. Maka pasien akan dikirim ke fasilitas yang namanya “hospice care.”



Fig 03- Bunga pink, hanya ilustrasi saja

Di “hospice care” ada beberapa tim, yaitu tim medik, rohaniwan dan psycho (psikolog dan psikiater).

Tim medik tidak lagi mengobati, tetapi hanya merawat saja, paling paling memberikan suntikan semacam “pain killer” untuk mengurangi rasa sakit. Sekali lagi, bukan obat.

Rohaniwan dan psycho (psikolog dan psikiater), pasti sudah anda ketahui apa tugasnya.

Mereka mempersiapkan mental pasien untuk siap siap berpindah dari dunia nyata ke alam akhirat.

Apakah prediksi bisa meleset?

Umumnya tepat, paling tambah 6 bulan. Maksimum 3 kali tambahan.

# Posting sebelumnya:

4 comments: