Sawan Fibrosis: Cerpen
Showing posts with label Cerpen. Show all posts
Showing posts with label Cerpen. Show all posts

Sunday, December 29, 2019

Cerita Tentang Jam – Cerpen 1 – bagian 2

Lukisan jam oleh Gerald Murphy.

Terlebih dulu, silahkan baca bagian satu: Cerita Tentang Jam – Cerpen 1 – bagian 1

Sekarang dadanya naik dan turun dengan kacau. Ny. Mallard mulai menyadari kondisi semacam ini telah menjadi bagian hidup, dan berusaha untuk mengalahkannya – meskipun dalam kondisi tak berdaya dengan dua tangan yang kelihatan kurus.

Ketika dia menerawang nasib, ada kata seperti bisikan kecil keluar dari bibir tipis. Dia sebutkan berulang ulang: “bebas, bebas, bebas!”

Tatapan kosong dan ketakutan terlihat di mata. Dua bola mata tajam dan bersinar. Detak jantung cepat, dan darah hangat mengalir di setiap inchi tubuhnya.

Ny. Mallard tak berhenti bertanya apakah kami monster yang menguasai dirinya. Persepsi bahwa kami monster, menyebabkan dia menolak saran saran kami, meskipun sepele.

Dia tahu, dia akan menangis kembali jika melihat tangan lembut terlipat dalam kematian; wajah yang tak pernah terlihat terlindungi, menatap dengan penuh cinta, kaku dan pucat, dan telah mati.

Tapi, dia melihat di luar batas kepahitan panjang, dan telah menjadi bagian absolut diri. Ny. Mallard membuka tangan lebar lebar kepada siapa saja yang menerima dengan lapang dada. 

Tak ada seorangpun akan hidup di tahun tahun mendatang; dia sendiri saja yang akan tetap bertahan. 

Tak ada kekuatan apapun yang akan membuatnya bertekuk lutut atas kepercayaan bahwa manusia punya hak untuk memaksa keinginannya terhadap mahluk lain.

Perhatian yang baik maupun yang jahat akan terlihat bukan tindakan kriminal sejauh dilakukan saat momen momen pencerahan.

Dan Ny. Mallard mencintai sang suami – kadang kadang. Tapi, sering, dia tidak mencintai dengan sesungguh hati. Apanya yang jadi masalah. Apakah cinta, sebuah misteri tak terungkap, dihitung sebagai hak milik yang hanya kadang kadang diakui keberadaannya?

# Bersambung ke bagian 3!

Diterjemahkan dari judul asli: The Story of an Hour oleh Kate Chopin

Wednesday, December 18, 2019

Cerita Tentang Jam – Cerpen 1 – bagian 1

Ilustrasi (credit to Amazon).

Mengetahui bahwa Ny. Mallard menderita sakit jantung, perhatian besar diberikan kepadanya, terutama untuk menyampaikan berita kematian sang suami dengan hati hati.

Josephine sang adik, mendekati kakaknya, dan berbicara dengan kata terpatah patah: membuka fakta dengan setengah disembunyikan.

Teman suaminya, Richard juga berada di samping. Dia yang berkunjung ke kantor sebuah surat kabar, menyaksikan kedatangan seorang intel tentang bencana rel kereta api yang membawa daftar korban, dimana tertulis nama Brently Mallard.

Richard tak percaya, kemudian memastikan sambil menunggu telegram kedua, dan takkan tergesa gesa untuk membuat kesimpulan tentang kematian teman, serta berfikir cara tepat untuk menyampaikan berita duka.

Ny. Mallard tidak seperti wanita lainnya, mampu menerima berita duka dengan tegar. Dia menangis, tiba tiba menepis tangan adik yang memeluk. Lalu masuk ke kamar, tanpa ada yang berusaha mengikutinya.

Ada yang berdiri, menatap jendela yang terbuka, ruangan yang diisi kursi empuk. Dalam situasi seperti ini, Ny. Mallard tenggelam dalam kesedihan, badan kelelahan menusuk sampai ke sanubari terdalam.
-----------------------------

Dia dapat melihat dari halaman terbuka puncak pohon yang melambai lambai sebagai tanda kehidupan baru di musim semi. Udara nyaman setelah hujan turun.

Seorang pedagang menjajakan dagangan melintas di jalan. Nyanyian yang dinyanyikan terdengar samar, dan burung gereja yang jumlahnya tak terhitung berkicau di atas atap rumah.

Dari arah barat jendela, terlihat jejak jejak langit biru dan awan yang saling tumpang tindih satu sama lain.

Dia duduk dengan kepala yang menyandar di kursi, diam tak bergerak, kecuali jika sedang menangis sehingga ada sesuatu keluar dari tenggorokan dan akan membuatnya terguncang, seperti bayi yang menangis terisak isak sampai terbawa mimpi.

Saat muda, wajah Ny. Mallard boleh dikatakan tenang, garis di muka menunjukkan represi dan bahkan, barangkali kekuatan tertentu.

Tapi sekarang, matanya menatap hampa, mengarah ke langit biru yang kosong. Bukan refleksi tiba tiba, tapi mengindikasikan pikiran intelektual yang mati.

Ada sesuatu yang akan datang dan ditunggu dengan penuh ketakutan.

Apa itu?

Dia tidak tahu: terlalu samar dan dihindari untuk menyebutnya. Tapi, Ny. Mallard dapat merasakan, merangkak di angkasa, merasuk pikirannya melalui suara, bau dan warna yang memenuhi udara.


# Bersambung!
Diterjemahkan dari judul asli: The Story of an Hour oleh Kate Chopin