Sawan Fibrosis: Pada Sebuah Wabah Penyakit – Cerpen 3 – bagian 3

Monday, January 25, 2021

Pada Sebuah Wabah Penyakit – Cerpen 3 – bagian 3

Pemandangan di salah satu sudut kota di selatan Amerika

Sebelum membaca bagian 3, ini bagian 1 dan 2:

- Pada Sebuah Wabah Penyakit – Cerpen 3 – bagian 1.

- Pada Sebuah Wabah Penyakit – Cerpen 3 – bagian 2.

Les menunjukkan carta lain, yaitu:

HARMLESS--> KILLER!--> SURVIVABLE ILLNESS-->
INCONVENIENCE--> BENIGN PARASITISM--> SYMBIOSIS

Kamu bisa melihat bahwa carta ini sama dengan carta lainnya, menunjukkan titik di mana asal penyakit menghilang.” “atau bersembunyi.”

Tentu. Seperti bakteri E. coli yang berlindung di dalam sistem pencernaan (usus). Tidak diragukan bahwa nenek moyang bakteri E.coli telah membunuh nenek moyang manusia dalam jumlah besar, kemudian pelan pelan berubah menjadi simbiosis yang bermanfaat. Sekarang, telah menjadi bakteri yang membantu pencernaan manusia.”

Sama halnya dengan virus dan penyakit lainnya yang diturunkan seperti kanker dan rematik artitis. Hanya sementara saja sebagai penyakit. Pelan pelan kita punya “gen” akan “bersahabat” secara nyaman dengan mereka. Mereka akan menjadi keragaman genetik yang siap menghadapi tantangan ke depan. Genetik kitapun sebenarnya masuk ke sel sebagai penyerang (musuh) …..”

Gila. Untungnya, Les tidak mencoba untuk memimpin riset laboratorium berdasarkan diagram “ajaib” yang dia kreasi. Kami sangat prihatin dengan lembaga lembaga pendanaan. Les tahu bahwa lembaga pendanaan tidak tertarik untuk mendanai penelitian bahwa nenek moyang manusia berasal dari virus. Lembaga itu mengingikan kami untuk melawan infeksi virus itu sendiri.

Jadi, Les mengkosentrasikan tim riset pada vektor virus.

Ya, virus memerlukan vektor, bukankah begitu. Maksudku, jika anda membunuh seseorang, anda perlu melarikan diri dari korban. Untuk kasus vektor, jika inang (host) terlalu tangguh, maka penyakit (virus, bakteri) akan menghindar.

Bahkan jika penyakit berdamai dengan tubuh manusia, seperti yang dikatakan Les. Tapi, penyakit akan tetap menyebar ke mana mana.

Aku faham. Ini hanyalah seleksi alam. Penyakit yang secara tidak sengaja menemui vektor yang “baik,” akan menyebar. Sebaliknya yang tidak menemui vektor, tidak akan menyebar. Hal ini kadang kadang dengan maksud tertentu……

Flu menyebabkan kita bersin. Salmonella memberi kita diare. Virus smallfox menyebabkan bintik kemerahan. Hal ini adalah cara terbaik untuk berkoloni.

Wow, siapa tahu? Apakah virus jaman dahulu kala telah menyebabkan bibir kita seperti saat ini, sehingga kita ingin bericiuman? Mungkin hal ini adalah proses “kerjasama” antara virus dan bibir, menurut Les…. Konsepnya, bibir kita seperti saat ini, sementara si virus telah lama punah.

Sehingga laboratorium kami mendapat dana hibah yang besar untuk mempelajari vektor, bukan untuk membuktikan bahwa nenek moyang manusia berasal dari virus. Les mendisain diagram yang menggambarkan bagaimana infeksi bisa menjangkiti seseorang. Dan mendisain bagaimana peneliti bisa mengatasinya.

Pertama, Les sangat perhatian dengan kepanikan dan rumor yang menyebar tentang supplai darah di Inggris. Beberapa operasi pasien terpaksa ditunda. Di Amerika juga ada desas desus, dimana orang kaya menyimpan darah, untuk kemudian dipakai oleh dirinya sendiri di kemudian hari.

Semua ini menyebabkan Les risau. Bahkan, lepih parah lagi, banyak donor darah yang tak mau menyumbangkan darah, karena desas desus mereka bisa terinfeksi.

Tak seorangpun yang tertangkap berkenaan dengan desas desus tentang darah… Tak seorangpun yang tertular HIV karena menerima darah donor, karena ada test antibody untuk mencegahnya.

Les berkeinginan bahwa desas desus bodoh tentang supplai darah ini berakhir selamanya dengan study definitif tentang vektor.

Virus yang hampir selesai proses hidupnya akan menjadi baik. Yang telah terseleksi akan kelihatan “low profile, dan akan menyenangkan inangnya. Aku mungkin bahkan bisa menemukan yang benar benar telah menguntungkan tubuh manusia, hubungan commensalisme istilahnya.”

Commensalisme pada manusia yang belum bisa ditemukan,” aku mengendusnya dengan penuh keraguan.

Dan kenapa tidak? Jika tidak ada penyakit yang terlihat, kenapa kita harus mencarinya!. Ini akan membuka lapangan ilmu baru”


# Bersambung.

Diterjemahkan dan dimodifikasi dari judul asli: The Giving Plague oleh David Brin

Cerpen ini adalah pemenang kedua "Hugo Award."

14 comments:

  1. Bermanfaat. Jangan lupa mampir ke rumahfiksi.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thanks-
      Pada Sebuah Wabah Penyakit – Cerpen 3 – bagian 3
      -
      Pemandangan di salah satu sudut kota di selatan Amerika

      Sebelum membaca bagian 3, ini bagian 1 dan 2:
      - Pada Sebuah Wabah Penyakit – Cerpen 3 – bagian 1.
      - Pada Sebuah Wabah Penyakit – Cerpen 3 – bagian 2.

      Les menunjukkan carta lain, yaitu:
      HARMLESS--> KILLER!--> SURVIVABLE ILLNESS--> 
      INCONVENIENCE--> BENIGN PARASITISM--> SYMBIOSIS

      “Kamu bisa melihat bahwa carta ini sama dengan carta lainnya, menunjukkan titik di mana asal penyakit menghilang.” “atau bersembunyi.”

      “Tentu. Seperti bakteri E. coli yang berlindung di dalam sistem pencernaan (usus). Tidak diragukan bahwa nenek moyang bakteri E.coli telah membunuh nenek moyang manusia dalam jumlah besar, kemudian pelan pelan berubah menjadi simbiosis yang bermanfaat. Sekarang, telah menjadi bakteri yang membantu pencernaan manusia.”

      “Sama halnya dengan virus dan penyakit lainnya yang diturunkan seperti kanker dan rematik artitis. Hanya sementara saja sebagai penyakit. Pelan pelan kita punya “gen” akan “bersahabat” secara nyaman dengan mereka. Mereka akan menjadi keragaman genetik yang siap menghadapi tantangan ke depan. Genetik kitapun sebenarnya masuk ke sel sebagai penyerang (musuh) …..”

      Gila. Untungnya, Les tidak mencoba untuk memimpin riset laboratorium berdasarkan diagram “ajaib” yang dia kreasi. Kami sangat prihatin dengan lembaga lembaga pendanaan. Les tahu bahwa lembaga pendanaan tidak tertarik untuk mendanai penelitian bahwa nenek moyang manusia berasal dari virus. Lembaga itu mengingikan kami untuk melawan infeksi virus itu sendiri.



      “Commensalisme pada manusia yang belum bisa ditemukan,” aku mengendusnya dengan penuh keraguan.

      “Dan kenapa tidak? Jika tidak ada penyakit yang terlihat, kenapa kita harus mencarinya!. Ini akan membuka lapangan ilmu baru”

      # Bersambung.
      Diterjemahkan dan dimodifikasi dari judul asli: The Giving Plague oleh David Brin
      Cerpen ini adalah pemenang kedua "Hugo Award."

      Delete
  2. Sangat bagus kisahnya.
    Pantas kalau dinobatkan jadi pemenang di Hugo Awards.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thanks-
      Pada Sebuah Wabah Penyakit – Cerpen 3 – bagian 3
      -
      Pemandangan di salah satu sudut kota di selatan Amerika


      Bahkan jika penyakit berdamai dengan tubuh manusia, seperti yang dikatakan Les. Tapi, penyakit akan tetap menyebar ke mana mana.

      Aku faham. Ini hanyalah seleksi alam. Penyakit yang secara tidak sengaja menemui vektor yang “baik,” akan menyebar. Sebaliknya yang tidak menemui vektor, tidak akan menyebar. Hal ini kadang kadang dengan maksud tertentu……

      Flu menyebabkan kita bersin. Salmonella memberi kita diare. Virus smallfox menyebabkan bintik kemerahan. Hal ini adalah cara terbaik untuk berkoloni.

      Wow, siapa tahu? Apakah virus jaman dahulu kala telah menyebabkan bibir kita seperti saat ini, sehingga kita ingin bericiuman? Mungkin hal ini adalah proses “kerjasama” antara virus dan bibir, menurut Les…. Konsepnya, bibir kita seperti saat ini, sementara si virus telah lama punah.

      Sehingga laboratorium kami mendapat dana hibah yang besar untuk mempelajari vektor, bukan untuk membuktikan bahwa nenek moyang manusia berasal dari virus. Les mendisain diagram yang menggambarkan bagaimana infeksi bisa menjangkiti seseorang. Dan mendisain bagaimana peneliti bisa mengatasinya.

      Pertama, Les sangat perhatian dengan kepanikan dan rumor yang menyebar tentang supplai darah di Inggris. Beberapa operasi pasien terpaksa ditunda. Di Amerika juga ada desas desus, dimana orang kaya menyimpan darah, untuk kemudian dipakai oleh dirinya sendiri di kemudian hari.

      Semua ini menyebabkan Les risau. Bahkan, lepih parah lagi, banyak donor darah yang tak mau menyumbangkan darah, karena desas desus mereka bisa terinfeksi.

      Tak seorangpun yang tertangkap berkenaan dengan desas desus tentang darah… Tak seorangpun yang tertular HIV karena menerima darah donor, karena ada test antibody untuk mencegahnya.

      Les berkeinginan bahwa desas desus bodoh tentang supplai darah ini berakhir selamanya dengan study definitif tentang vektor.

      “Virus yang hampir selesai proses hidupnya akan menjadi baik. Yang telah terseleksi akan kelihatan “low profile, dan akan menyenangkan inangnya. Aku mungkin bahkan bisa menemukan yang benar benar telah menguntungkan tubuh manusia, hubungan commensalisme istilahnya.”

      “Commensalisme pada manusia yang belum bisa ditemukan,” aku mengendusnya dengan penuh keraguan.

      “Dan kenapa tidak? Jika tidak ada penyakit yang terlihat, kenapa kita harus mencarinya!. Ini akan membuka lapangan ilmu baru”

      # Bersambung.
      Diterjemahkan dan dimodifikasi dari judul asli: The Giving Plague oleh David Brin
      Cerpen ini adalah pemenang kedua "Hugo Award."

      Delete
  3. wow, cerpen Hugo Award toh... kereen

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thanks-
      Pada Sebuah Wabah Penyakit – Cerpen 3 – bagian 3
      -
      Pemandangan di salah satu sudut kota di selatan Amerika

      Sebelum membaca bagian 3, ini bagian 1 dan 2:
      - Pada Sebuah Wabah Penyakit – Cerpen 3 – bagian 1.
      - Pada Sebuah Wabah Penyakit – Cerpen 3 – bagian 2.

      Les menunjukkan carta lain, yaitu:
      HARMLESS--> KILLER!--> SURVIVABLE ILLNESS--> 
      INCONVENIENCE--> BENIGN PARASITISM--> SYMBIOSIS

      “Kamu bisa melihat bahwa carta ini sama dengan carta lainnya, menunjukkan titik di mana asal penyakit menghilang.” “atau bersembunyi.”

      “Tentu. Seperti bakteri E. coli yang berlindung di dalam sistem pencernaan (usus). Tidak diragukan bahwa nenek moyang bakteri E.coli telah membunuh nenek moyang manusia dalam jumlah besar, kemudian pelan pelan berubah menjadi simbiosis yang bermanfaat. Sekarang, telah menjadi bakteri yang membantu pencernaan manusia.”

      “Sama halnya dengan virus dan penyakit lainnya yang diturunkan seperti kanker dan rematik artitis. Hanya sementara saja sebagai penyakit. Pelan pelan kita punya “gen” akan “bersahabat” secara nyaman dengan mereka. Mereka akan menjadi keragaman genetik yang siap menghadapi tantangan ke depan. Genetik kitapun sebenarnya masuk ke sel sebagai penyerang (musuh) …..”

      Gila. Untungnya, Les tidak mencoba untuk memimpin riset laboratorium berdasarkan diagram “ajaib” yang dia kreasi. Kami sangat prihatin dengan lembaga lembaga pendanaan. Les tahu bahwa lembaga pendanaan tidak tertarik untuk mendanai penelitian bahwa nenek moyang manusia berasal dari virus. Lembaga itu mengingikan kami untuk melawan infeksi virus itu sendiri.

      Jadi, Les mengkosentrasikan tim riset pada vektor virus.

      Ya, virus memerlukan vektor, bukankah begitu. Maksudku, jika anda membunuh seseorang, anda perlu melarikan diri dari korban. Untuk kasus vektor, jika inang (host) terlalu tangguh, maka penyakit (virus, bakteri) akan menghindar.

      Delete
  4. Cerpen, kisah nyata kah?

    Hugo Award itu apa, bro?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thanks-
      Pada Sebuah Wabah Penyakit – Cerpen 3 – bagian 3
      -
      Pemandangan di salah satu sudut kota di selatan Amerika


      Bahkan jika penyakit berdamai dengan tubuh manusia, seperti yang dikatakan Les. Tapi, penyakit akan tetap menyebar ke mana mana.

      Aku faham. Ini hanyalah seleksi alam. Penyakit yang secara tidak sengaja menemui vektor yang “baik,” akan menyebar. Sebaliknya yang tidak menemui vektor, tidak akan menyebar. Hal ini kadang kadang dengan maksud tertentu……

      Flu menyebabkan kita bersin. Salmonella memberi kita diare. Virus smallfox menyebabkan bintik kemerahan. Hal ini adalah cara terbaik untuk berkoloni.

      Wow, siapa tahu? Apakah virus jaman dahulu kala telah menyebabkan bibir kita seperti saat ini, sehingga kita ingin bericiuman? Mungkin hal ini adalah proses “kerjasama” antara virus dan bibir, menurut Les…. Konsepnya, bibir kita seperti saat ini, sementara si virus telah lama punah.

      Sehingga laboratorium kami mendapat dana hibah yang besar untuk mempelajari vektor, bukan untuk membuktikan bahwa nenek moyang manusia berasal dari virus. Les mendisain diagram yang menggambarkan bagaimana infeksi bisa menjangkiti seseorang. Dan mendisain bagaimana peneliti bisa mengatasinya.

      Pertama, Les sangat perhatian dengan kepanikan dan rumor yang menyebar tentang supplai darah di Inggris. Beberapa operasi pasien terpaksa ditunda. Di Amerika juga ada desas desus, dimana orang kaya menyimpan darah, untuk kemudian dipakai oleh dirinya sendiri di kemudian hari.

      Semua ini menyebabkan Les risau. Bahkan, lepih parah lagi, banyak donor darah yang tak mau menyumbangkan darah, karena desas desus mereka bisa terinfeksi.

      Tak seorangpun yang tertangkap berkenaan dengan desas desus tentang darah… Tak seorangpun yang tertular HIV karena menerima darah donor, karena ada test antibody untuk mencegahnya.

      Les berkeinginan bahwa desas desus bodoh tentang supplai darah ini berakhir selamanya dengan study definitif tentang vektor.

      “Virus yang hampir selesai proses hidupnya akan menjadi baik. Yang telah terseleksi akan kelihatan “low profile, dan akan menyenangkan inangnya. Aku mungkin bahkan bisa menemukan yang benar benar telah menguntungkan tubuh manusia, hubungan commensalisme istilahnya.”

      “Commensalisme pada manusia yang belum bisa ditemukan,” aku mengendusnya dengan penuh keraguan.

      “Dan kenapa tidak? Jika tidak ada penyakit yang terlihat, kenapa kita harus mencarinya!. Ini akan membuka lapangan ilmu baru”

      # Bersambung.
      Diterjemahkan dan dimodifikasi dari judul asli: The Giving Plague oleh David Brin
      Cerpen ini adalah pemenang kedua "Hugo Award."

      Delete
  5. Replies
    1. Thanks-
      Pada Sebuah Wabah Penyakit – Cerpen 3 – bagian 3
      -
      Pemandangan di salah satu sudut kota di selatan Amerika

      Sebelum membaca bagian 3, ini bagian 1 dan 2:
      - Pada Sebuah Wabah Penyakit – Cerpen 3 – bagian 1.
      - Pada Sebuah Wabah Penyakit – Cerpen 3 – bagian 2.

      Les menunjukkan carta lain, yaitu:
      HARMLESS--> KILLER!--> SURVIVABLE ILLNESS--> 
      INCONVENIENCE--> BENIGN PARASITISM--> SYMBIOSIS

      “Kamu bisa melihat bahwa carta ini sama dengan carta lainnya, menunjukkan titik di mana asal penyakit menghilang.” “atau bersembunyi.”

      “Tentu. Seperti bakteri E. coli yang berlindung di dalam sistem pencernaan (usus). Tidak diragukan bahwa nenek moyang bakteri E.coli telah membunuh nenek moyang manusia dalam jumlah besar, kemudian pelan pelan berubah menjadi simbiosis yang bermanfaat. Sekarang, telah menjadi bakteri yang membantu pencernaan manusia.”

      “Sama halnya dengan virus dan penyakit lainnya yang diturunkan seperti kanker dan rematik artitis. Hanya sementara saja sebagai penyakit. Pelan pelan kita punya “gen” akan “bersahabat” secara nyaman dengan mereka. Mereka akan menjadi keragaman genetik yang siap menghadapi tantangan ke depan. Genetik kitapun sebenarnya masuk ke sel sebagai penyerang (musuh) …..”

      Gila. Untungnya, Les tidak mencoba untuk memimpin riset laboratorium berdasarkan diagram “ajaib” yang dia kreasi. Kami sangat prihatin dengan lembaga lembaga pendanaan. Les tahu bahwa lembaga pendanaan tidak tertarik untuk mendanai penelitian bahwa nenek moyang manusia berasal dari virus. Lembaga itu mengingikan kami untuk melawan infeksi virus itu sendiri.

      Jadi, Les mengkosentrasikan tim riset pada vektor virus.

      Ya, virus memerlukan vektor, bukankah begitu. Maksudku, jika anda membunuh seseorang, anda perlu melarikan diri dari korban. Untuk kasus vektor, jika inang (host) terlalu tangguh, maka penyakit (virus, bakteri) akan menghindar.

      Delete
  6. wow ..., sebiji nanas Rp 64 ribu? Kalau lagi musim di daerahku mungkin 64 ribu dapat satu karung. Selamat, malam, Mas. Salam kenal.

    ReplyDelete
  7. Berarti sejak dahulu virus dan manusia itu sudah berinteraksi, manusia yang kena virus pertama-tama sakit, tubuh lalu membentuk antibodi ya biar kalo kena virus itu tidak sakit.

    Tentang suplai darah orang kaya yang menyimpan sendiri mungkin saja ya, biar nanti bisa digunakan suatu saat nanti kalo sakit

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya, bener banget...

      Thanks atas kunjungannya-
      Pada Sebuah Wabah Penyakit – Cerpen 3 – bagian 3

      Delete