Sawan Fibrosis

Friday, March 22, 2019

Pilpres 2019 - Dari Jokowi, Dengan Toll Banjir Untuk Rakyat

Persembahan Jokowi untuk Rakyat, credit to Monitor.Id

Ada film yang berjudul “From Russia with Love,” jika sepak terjang Jokowi dibuat film, pastilah sangat hebat bahkan mengalahkan semua film film yang pernah dibuat di Hollywood. Film itu judulnya kira kira “From Jokowi with a Flooded Toll to Indonesians.”

Betapa tidak, seperti pepatah: di mana ada Jokowi, di situ ada banjir. Soal banjir ini, Jokowi punya tiga berkelit:

Berkelit pertama: Sejak tahun 1915, Solo secara periodik selalu dilanda Banjir. Solo saja “tak becus “ diatasi, tapi ketika ditanya apakah Jokowi bisa mengatasi banjir Jakarta? 

Beliau dengan enteng menjawab bahwa “nggak susah susah amat,” karena Jakarta punya dana gede (RMOL, 2011).

Berkelit kedua: Ketika tunggang langgang mengatasi banjir Jakarta, lagi lagi Jokowi berkelat kelit “gampang kalau jadi presiden Republik Indonesia.”

Berkeli ketiga: Kali ini Jokowi berkalau kalau binti berpura pura nggak tahu bahwa ada tol yang banjir, maka dipamerkanlah tol tol yang bebas banjir.

Jokowi sepertinya dikejar oleh kualatnya sendiri: di mana Jokowi bersembunyi, banjirpun mendatangi tanpa henti.

Istana Jakarta banjir, bahkan istana Bogor yang ngak pernah terdengar, eh ada banjirnya. 

Sekarang tol pun banjir.

Inilah hasabul kisah Jokowi dengan banjirnya, sehingga persembahan terbaik Jokowi adalah: Banjir tolnya, menggunung hutangnya dan sengsara rakyatnya! 

Luar Biasa!!

Thursday, March 21, 2019

Pilpres 2019 - Bapak Orang Utan Vs Bapak MONYET

Jokowi dan MONYET, credit to Kompas

Kita tahu semua kata dasar “pembangunan” adalah “bangun,” maknanya bisa “membangunkan.” Membangunkan anak anaknya adalah memang tugas Bapak atau Emak.

Dulu, Sukarno akan diberi gelar “Bapak Pembangunan Rimba.” Awalnya, Sukarno riang gembira akan diberi gelar “Bapak Pembangunan Rimba.” Akhirnya beliau menyadari bahwa isi rimba adalah “Orang utan” atau monyet besar.

Marah besar Sukarno akan diberi gelar “Bapak Pembangunan Rimba” yang tugasnya membangunankan anak anaknya sebagai bapak, itu juga bermakna “Bapak Monyet Besar”

Ketika jaman Jenderal besar Suharto, gelar “Bapak Pembangunan” tanpa embel embel. Konotasinya bisa Bapak yang “membangunkan” bangsa atau “bapak yang membangunkan negara.” Pak Harto tentu saja tenang dan gembira menerima gelar “Bapak Pembangunan” itu. Tidak ada masalah.
-----------------------------------------------------------------------------

Di Era Jokowi, beredar kabar (Detik, 2019; Tribun, 2019; Radar, 2019) akan ada gelar “Bapak Pembangunan Desa” untuk presiden tanggal 30 Maret 2019. Mengejutkan bahwa tiap desa “dipaksa” nyumbang Rp3 juta. Kalikan saja, ada sekitar 8 ribu desa. Berapa puluh milyar habis “dihamburkan” untuk sebuah gelar.

Sementara itu, barusan saja ada acara “apel” yang dihadiri presiden Jokowi di Semarang, menghamburkan duit rakyat sebesar Rp18 Milyar.

Presiden “berpesta pora” sementara jutaan rakyat menderita karena bencena alam di Lampung, Lombok, Sulawesi dan Papua. Riang gembira di atas penderitaan rakyat
--------------------------------------------------------------------------

Kembali ke gelar “bapak pembangunan desa,” bahwa semua orang tahu, terutama di desa desa pinggiran hutan, jika penghuni desa ke sawah atau ke kebun, maka desa cuma isinya MONYET.

Apakah Jokowi memang ingin menjadi Bapak yang tugasnya membangunankan? Dalam konteks ini : Bapak MONYET?

Sebenarnya, wajar saja jika Jokowi dapat gelar “Bapak MONYET,” Karena memang selama ini beliau lebih doyan ngurusin MONYET daripada ngurusin banjir dan rakyat yang MELARAT!


# To Facebook and Blogger Admins:
Jokowi is Corrupt, dictator and Manipulator president !
This is my civic duty to express opinions…. My absolutely rights and protected by law.

Monday, March 18, 2019

Pilpres 2019 - TIGA Niscaya JOKOWI Yang Belum KORUPSI

Jokowi dan orang dekatnya doyan DUIT.

Menurut berbagai media mainstraim, partai pendukung Jokowi disebut sebagai partai TERKORUP (Detik, 2017; Panjimas, 2015). Seperti biasa, tak mau sendirian dituduh MALING, PDIP pun teriak TIKUS ke partai lainnya (Detik, 2018). Maka keluarlah daftar partai partai terkorup di seputar Jokowi.

Seperti TAK mau Kalah, sohib dan handai taulan Jokowi satu persatu ditangkap atau punya urusan penting dengan KPK.

Ada bupati yang bernama Sopian Hadi, Kader PDIP, maling duit Rp 5,8 Triliun. Ada pula yang bernama Neneng Hasanah Yasin, tertangkap tangan KPK. 21 kepala daerah di Jateng terendus praktik penyalahgunaan uang negara. Jateng adalah kandang Banteng, dan tentu saja pendukung KENTAL Jokowi.

Tak mau ketinggalan, ulama yang MENDUKUNG Jokowi seperti Yusuf Mansur dan Tuan Guru Bajang terendus doyan duit haram. 

Menteri Agama kabinet Jokowi yang mengurus hal hal “suci” ternyata ditemukan duit ratusan di ruang kerjanya oleh KPK.

Kasus yang sedang “hot” yaitu sohib, sekaligus “tangan kanan” Jokowi untuk pilpres 2019, Romi, juga ketua partai PPP ternyata pontang panting dari kejaran KPK. Si “gatot kaca” itupun terbukti tidak bisa terbang, bisa tertangkap dan langsung masuk bui.

Bagaimana dengan keluarga Jokowi? Juga tidak steril dari praktik duit haram jadah. Arif Budi Sulistyo, menurut Detik (Februari 2017) tersangkut kasus suap pajak sebesar Rp1,9 Milyar.

Wow, ternyata KKN juga ya Jokowi ! Nggak nyangka deh, kirain cuma ada di Orde Baru dan Orde Megawati.

Namun demikian, Jokowi tetap BANGGA bahwa masih ada yang BELUM korupsi di sekitarnya. Siapa sih? Tiga niscaya, yaitu 
-BAJU
-CELANA 
- dan SEPATU yang sedang dipakainya.

Pendukung, Penjilat dan Pemuja Jokowipun segera mengubah SLOGAN hebat: BAJU, CELANA dan SEPATU milik Jokowi BERSIH! Bebas KORUPSI.

LUAR BINASA satu satunya presiden di dunia dan akhirat !!

Sunday, March 17, 2019

Pilpres 2019 - Ujian Nasional Vs Naik Kelas SEMUA di Negara DENMARK

Hapus Ujian Nasional

Sesuai janji, saya takkan mengulas DEBAT Cawapres, karena TAKUT kualat sama Bung Karno yang berprinsip bahwa hanya PEMUDA yang bisa membantunya mengubah DUNIA.

Jadi, Jokowi “melawan” Sukarno soal memilih Wapres tua renta. LUAR BIASA perlawanan Jokowi terhadap Bung Karno. Nggak nyangka betapa BERANI Jokowi MELAWAN bapak bangsa.

Tapi, saya hanya menanggapi soal ide penghapusan UN. Pertama, Sandiaga Uno dan Tim Prabowo-Sandi sangat mengerti pendidikan negara negara maju:
# Sandiaga Uno studi S1 dan S2 di Amerika Serikat, dan kemudian pernah bekerja di Canada
# Prabowo Subianto sendiri pendidikan dasarnya di luar negeri
# Hashim Djojohadikusumo selain pendidikan dasar di luar negeri, Kuliahnya di Amerika Serikat
# Sara Djojohadikusumo pendidikan dasar di Eropa, studi S1 di Amerika Serikat, dan post-graduate di Inggris
# Fadli Zon pernah studi di Inggris, dan anaknya bolak balik “summer courses” di Amerika Serikat.

Kedua, ya, tidak ISTIMEWA, jika ide penghapusan UN muncul dari kubu Prabowo-Sandi. Mereka tahu PERSIS sistem pendidikan TERBAIK di muka bumi!!

Saya hanya sekedar menambahkan bahwa di negara Denmark, dan negara Skandinavia lainnya (Swedia, Norwegia, Finlandia dan Islandia) bukan hanya TIDAK ADA UN, tapi juga TIDAK ADA TINGGAL KELAS.

Apa? Tidak ada tinggal kelas? Ya, semua anak anak NAIK Kelas di SD, SMP dan SMA. Bagaimana ceritanya?:
-Yang pintar ngajarin yang “bodoh”
-Ada pelajaran atau jam ekstra sore hari untuk anak anak yang tertinggal kemampuan akademiknya.
-Jika si anak TERLALU bodohnya, maka ada sekolah khususnya. Silahkan masuk sekolah khusus.

# Kemampuan quantitative (berhitung atau matematika), membaca (mengarang), seni (nyanyi, musik, lukis) dan olahraga sangat diutamakan di negara negara Skandinavia.
-SEMUA pemenang hadiah Nobel pernah studi atau riset di salah satu negara Skandinavia.

## Di Amerika Serikat, diutamakan pendidikan Quantitative (Matematika) dan Membaca (mengarang). Semua anak terbiasa ber-argumen secara lisan dan TULISAN.

Saturday, March 16, 2019

Pilpres 2019- Beriku Kakek Renta, Niscaya Aku Akan NGIBUL Jua

Jokowi dan kakek Makruf Amin

Jika Sukarno dengan kalimat menggelegarnya:”Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.”

Kata “dunia” sangat penting bagi Sukarno, karena beliau adalah tokoh dunia yang banyak menginspirasi negara negara di muka bumi:
-Mendorong dan mendukung negara negara Asia, Timur Tengah dan Afrika untuk lepas dari penjajah
-Dengan negara India, Mesir, Ghana serta Yugo mendirikan gerakan non-blok

Setelah Sukarno, pak Harto pernah menjadi ketua gerakan nonblok dan ketua Konferensi Islam. Aktif di berbagai forum internasional dan regional seperti dialog APEC, ASEM dan ASEAN.

Pak Harto diminta secara khusus oleh pemimpin dunia untuk melakukan hal hal sebagai berikut:
-Utusan khusus membujuk pemerintah Vietnam menarik pasukannya dari Kamboja
-Mendamaikan Balkan yang sedang bergolak
-Mengirimkan duta perdamaian ke Irak.
-Penengah konflik Israel dengan tetangganya seperti Libanon, Mesir dan Jordan

Tradisi ini diteruskan oleh presiden pengganti. Indonesia dihormati dalam pergaulan diplomasi dunia. Kapasitas dan kapabilitasnya tentu beda dengan Bung Karno dan pak Harto.

Nah, ada apa dengan Jokowi?

Presiden kita yang sekarang ini, paling doyan MENGHINDAR dari berbagai aktifitas internasional. Ogah pergi ke sidang UMUM PBB. Malas malasan aktif di forum G-20. Nggak tahu kita, apa sumbangan Jokowi terhadap organisasi konferensi Islam.

Entah kodok entak buaya, Entah beleguk entah ya: soal apa itu gerakan non-blok yang didirikan oleh Sukarno. Jangan jangan gerakan non blok itu disangkanya kodok pula.

Padahal amanah UUD 45 diantaranya adalah “tujuan Indonesia merdeka selain melindungi segenap tanah tumpah darah Indonesia, juga ikut melaksanakan ketertiban dunia.”

Dengan memilih kakek kakek sebagai wakilnya, kita menjadi tau arah Jokowi. Bukan ingin seperti Sukarno atau Suharto atau presiden lainnya, tapi keinginan tersembunyi yang mudah ditebak.

Jangan jangan bersama seorang kakek, bisa tambah enak NGIBUL nantinya.

# Sorry, saya takkan NONTON dan kasi komen DEBAT CAWAPRES antara seorang kakek dan pemuda !!
- Menghina bung Karno, jika saya NONTON dan kasi KOMEN.

Wednesday, March 13, 2019

Pilpres 2019- Tiga Menguak BODOH !!

Ucapan presiden Jokowi, credit to Detik

Kisah 1:
Waktu kecil, jika anakku membaca, maka isinya akan ditanya, untuk mengetes apakah dia faham atau tidak atas bacaan yang dia baca. Begitu juga dengan majalah Bobo, setiap artikel yang dibaca, harus dia ceritakan kembali.

Anakku kurang happy, jika disuruh baca dongeng, tak masuk akal baginya, misalnya kenapa Kodok bisa jadi pangeran?

Dia akan marah jika harus membaca “paman kikuk.” Alasannya? Kenapa sih orang BODOH seperti “paman kikuk” bisa masuk majalah? Dia ber-argumen: Jika BODOH lebih baik jangan masuk majalah, biar BODOH-nya tidak ditiru.
-------------------------------------------------------
Kisah 2:
Waktu SMP di Amerika Serikat, anakku disuruh gurunya membuat ringkasan cerpen yang dikarang oleh seorang pemenang hadiah nobel bidang sastra.

Cerpen itu berkisah tentang dua anak. Satu cerdas, dan satu lagi BODOH. Anak yang cerdas itu punya cita cita setinggi langit. Sedangkan si anak BODOH, cita citanya ingin memelihara KELINCI.

Si BODOH, kemudian melaksanakan cita citanya menternak KELINCI. Dari sepasang, pelan pelan berbiak: 4, 8, 16...akhirnya ribuan. Kelinci membuat GORONG GORONG di mana mana. Akhirnya berpindah ke kebun tetangga sebelah.

Sahabat yang PINTAR, menarik kesimpulan: Sohib BODOH-nya ini sekarang saja sudah membuat tetangga KESUSAHAN dengan ternak kelincinya. Nanti kesusahan apa lagi yang akan dia ciptakan.

Kasihan, si BODOH itu, diakhiri dengan tembakan sebutir peluru! Ya, ditembak MATI !!
------------------------------------------------------------
Kisah 3:
Presiden Jokowi berucap: “BODOH banget Kita.” Neraca dagang tekor.

Kita tahu SEMUA bahwa neraca dagang TEKOR, karena IMPOR lebih besar dari ekspor!

Siapa yang bangga ketika debat capres bahwa dia MEMBERI izin impor?

Impor 5 juta ton gula telah menyebabkan jutaan petani, keluarga dan pekerja industri terkait MENDERITA.

Bulog RUGI karena harus mengeluarkan milyaran rupiah hanya untuk sewa gudang, belum lagi untuk biaya pemeliharaan gudang, semua itu karena impor beras yang MELIMPAH.

Akibat presiden NIKMAT dengan duit fee impor triliunan rupiah, maka SEMUA kita dikatakan BODOH !!


Apa menurut pendapat anda dengan cerita 1, 2 dan 3?

# To Facebook and Blogger Admins:
This is my civic duty to express opinions…. My absolutely rights and protected by law.

Monday, March 11, 2019

Pilpres 2019- Siapa Menabur Hoax, Akan Turun Elektabilitasnya

Rakyat Menuduh Jokowi HOAX

Di kampung Akuarium Jakarta, di Lampung, di Sulawesi dengan AROGANNYA buldozer melindas rumah rumah rakyat. Tangis, jeritan dan air mata RAKYAT ditelan oleh deru mesin penggilas yang menghancurkan sisa sisa harta benda milik kaum jelata.

Tanpa ampun, tanpa belas kasihan. Rakyat hanyalah seonggok benda yang harus diinjak injak oleh rezim Jokowi. Tak cuma itu, rumah ibadahpun disikat.

Lain kenyataan di lapangan, lain pula di debat capres. Ketika debat, Jokowi MENGGANTI wajah aslinya yang BENGIS, SADIS, SERAKAH dengan topeng yang dirinya sendiri tidak mengenalnya.

Dengan TOPENG baru, Jokowi menjadi amnesia, lupa dengan PERBUATAN yang MENINDAS rakyat, kemudian berapi api berujar:” GANTI UNTUNG. Semuanya BERES.”

Tanggal 10 Maret 2019 kemaren, tak ada badai, tak ada petir dan TAK SUDI rakyat bertanya, tapi tiba tiba Jokowi berucap:” Elektabilitas saya turun karena HOAX.” (Silahkan cek di media nasional seperti Republika dan Detik) .

Rakyat di kampung Akuarium Jakarta, emak emak di Lampung dan masyarakat di Kabupaten Takalar, Sulses tentu saja tahu persis siapa yang dimaksud HOAX itu. Tak lain adalah Jokowi sendiri.

Barangkali Jokowi lupa dengan TOPENG yang harus dia pakai. Ketika berbicara HOAX, mungkin TOPENG yang dia pakai adalah TOPENG sedang dizalimi.

# Mestinya Jokowi segera me-reshuffle kabinet dengan meng-kreasi departemen urusan TOPENG. Sehingga Jokowi ketika NGIBUL, topeng yang dipakai TEPAT, takkan salah jika bicara soal: Mobil ESEMKA, pertumbuhan 7%, tidak akan menumpuk hutang, tidak akan menaikkan BBM, tidak akan menaikkan tarif dasar listrik, tidak akan impor dan sebagainya