Sawan Fibrosis: Ekonomi dan Bisnis
Showing posts with label Ekonomi dan Bisnis. Show all posts
Showing posts with label Ekonomi dan Bisnis. Show all posts

Sunday, January 12, 2020

Ada Dijual Keripik Pisang di Amerika Serikat

Keripik pisang, dijual di Amerika

Keripik pisang adalah diantara produk yang biasa dikonsumsi saat berada di tanah air. Di Amerika, juga ada dijual di toko atau warung milik orang Meksiko atau Latin Amerika.

Anehnya, tak pernah ditemui di warung milik orang Asia seperti Vietnam, Bangladesh atau Pakistan. Padahal negara negara ini juga menghasilkan pisang.

Harganya cukup lumayan juga, US$ 6.89 (Rp 100 ribu) per bungkus dengan berat setengah kilo (½ kg). Per kilonya, ya dikali dua saja, Rp 200 ribu.

Selain bisa dibeli langsung di toko, keripik pisang juga bisa dipesan secara online, melalui Amazon dan retail terbesar di Amerika Serikat, Walmart.

Harganya hampir sama saja, tapi pesan online harus ditambah ongkos kirim, jika pesanan dibawah US$ 50 (Rp 900 ribu).




Bungkus keripik pisang,
berbagai ukuran disusun di rak

Keripik pisang menurut pakar nutrisi sangat baik untuk kesehatan. Mengandung diantaranya:
- Berbagai vitamin, seperti vitamin A, B6 and C.
- minerals (magnesium, phosphorous, iron, potassium)
- fiber

Fiber adalah manfaat terbesar mengkonsumsi pisang atau keripik pisang. Fiber sangat bermanfaat untuk memperlancar pencernaan dan mengurangi resiko penyakit kronis.


Pisang segar, disusun rapi di warung milik orang Meksiko

Selain keripik, Amerika tentu mengimpor pisang segar juga. Negara yang meng-ekspor pisang ke Amerika adalah:
- Guatemala
- Ecuador
- Costa Rica
- Colombia
- Honduras

Amerika mengimpor sebanyak 3.9 juta ton pisang dari 5 negara di atas, semuanya negara Amerika Latin.

Amat disayangkan, negara Indonesia belum bisa memanfaatkan pasar Amerika yang besar ini. Padahal kita banyak memproduksi pisang!

Sunday, December 22, 2019

Tentang Ekspor Lobster: Dua Menguak Aneh

Lobster mutiara, unggulan Indonesia.

Aneh pertama (sebenarnya juga membanggakan), Indonesia adalah produsen lobster 3 besar dunia (data FAO tahun 2013):
- Canada, produksi 75 ribu ton
- USA, produksi 71 ribu ton
- Indonesia, produksi 17 ribu ton

Aneh kedua, Canada dan USA, produsen sekaligus eksportir. Ternyata Indonesia bahkan TIDAK masuk 10 besar eksportir lobster dunia. Top 3 eksportir dunia:
- Canada
- USA
- France

Apakah Indonesia TIDAK mengekspor lobster sama sekali?
------------------------------------

Tentu, kita mengekspor lobster, dibawah menteri perikanan dan kelautan, Susi Pudjiastuti , ekspor lobster meningkat pesat.

Pada tahun 2015, ekspor senilai US$ 7,1 juta (Rp 99 milyar), meningkat menjadi US$ 29 juta (Rp 400 milyar) pada tahun 2018.

Peluang pasar ekspor lobster dunia tahun 2025 sebesar Rp 200 Triliun. Artinya kita hanya dapat “serpihan” saja saat ini, nilai ekspor kita jauh dibawah angka dunia.

Kemudian, kenapa kita ribut ribut soal ekspor lobster, terutama bibit lobster?
---------------------------------


Dari data produksi, ekspor dan peluang ekspor dunia menunjukkan:
1) Konsumsi pasar dalam negeri kita sangat besar.
2) Indonesia punya “potensi” untuk meningkatkan produksi, kemudian ekspor (bibit maupun lobster dewasa).

Di Canada dan America, hatchery milik pemerintah memproduksi berjuta juta juvenile lobster, setelah dipelihara sampai ukuran beberapa cm (paling sedikit 1 cm), kemudian dilepas ke laut.

Bibit inilah yang kemudian membesar dan ditangkap, untuk diekspor dan konsumi dalam negeri.

Jika mau, kitapun bisa melakukan hal yang sama, yaitu produksi bibit:
- diekspor
- dilepas ke laut, setelah besar ditangkap untuk konsumsi dalam negeri serta ekspor.

10% saja pasar ekspor dunia dikuasai Indonesia, ada sekitar Rp20 Triliun valuta asing masuk ke kas negara.

Ekspor artinya duit dolar (hard currency) dan lapangan kerja!