Sawan Fibrosis

Saturday, November 13, 2021

Inflasi Menggila - Harga Makanan Naik Sampai 30% di Amerika Serikat

Fig 01- Fajita grilled chicken, harganya sudah naik tajam

Pada posting lalu, ada saya sebutkan tentang naiknya harga BBM sampai 60% telah menyebabkan kenaikan harga harga barang konsumsi:

Hari ini, seperti biasa, setelah jalan kaki, kami singgah ke pasar atau ke warung kopi.

Luar biasa kenaikan harga barang barang konsumsi atau pangan, tidak lagi pada kisaran 5%, tetapi sudah di kisaran 10% sampai 12%.

Ayam goreng yang biasa kami beli sekitar US$6,9 (Rp100 ribu) telah naik menjadi US$9.00 (Rp130 ribu) per 8 pieces.

Dalam persentase kenaikannya sekitar 30%.

Masalahnya tidak hanya pada kenaikan harga, tetapi ketersediannya juga mulai terbatas.

Artinya stock barang (pangan) mulai langka atau menipis tajam. Biasanya semua rak makanan mulai penuh menjelang “Thanksgiving” di pasar.


Fig 02- Ayam goreng, hanya ilustrasi.

Turkey (ayam kalkun), hidangan khas untuk hari “thanksgiving” dengan harga “discount” biasanya menumpuk saat sekarang (minggu kedua Nopember) pada tahun tahun sebelumnya, tetapi tidak kelihatan pagi ini.


Fig 03- Hanya ilustrasi, produk yang juga naik

Kenapa bisa terjadi kenaikan harga sekaligus langkanya pasokan barang konsumsi (pangan) di tingkat konsumen?

Paling tidak, ada tiga sebabnya:

1) Kenaikan BBM sampai 60%
2) Produksi makanan menurun di tingkat petani
3) Masalah transportasi (gangguan rantai distribusi), karena kurangnya jumlah sopir truck makanan.

Bagaimana dengan Indonesia?

# Posting sebelumnya:

Tuesday, November 9, 2021

Sangat Memalukan - Rakyat Timor Leste Lebih BEBAS Berpendapat Dibanding Indonesia

Fig 01- Sebuah rumah, hanya ilustrasi

Indeks Kebebasan pers, juga merupakan indikasi kebebasan berpendapat di sebuah negara.

Indeks ini dipublikasi setiap tahun oleh organisasi internasional, Reporter Without Border (Reporters Sans Frontiers, RSF) yang berpusat di Perancis.

Tahun 2021, menunjukkan bahwa Timor Leste (dulunya propinsi Timor Timur) berada pada posisi ranking 71 dunia.

Sedangkan Indonesia hanya berada di ranking 113 dunia. Jauh sekali berada dibawah Timor Leste yang baru kemaren merdeka.

Indonesia bahkan lebih BURUK dibandingkan dengan banyak negara negara Afrika.

Artinya?

Orang Timor Leste dan banyak negara Afrika BEBAS berpendapat secara terbuka, baik di media mainstream maupun media sosial.

Rakyat Timor Leste, dan di kebanyakan negara Afrika TIDAK akan dijebloskan ke penjara hanya karena mengkritik pemerintah dan pejabatnya.


Fig 02- Bangunan tua, hanya ilustrasi.

Negara negara Afrika yang lebih baik dari Indonesia dalam menjamin kekebasan pers dan berpendapat rakyatnya:

- Namibia, rangking 24
- Cabo Verde, rangking 27
- Ghana, rangking 30
- Afrika Selatan, rangking 32
- Burkina Faso, rangking 37
- Botsawana, rangking 38
- Senegal, rangking 49
- Seychelles, rangking 52
- Madagaskar, rangking 57
- Niger, rangking 59

Kenapa rangking Indonesia begitu buruk?


Fig 03- Sebuah ruas jalan, hanya ilustrasi.

Ada dua senjata yang dipakai oleh pemerintah Indonesia untuk membungkam pers dan kebebasasan berpendapat:

1) UU ITE

2) UU Karantina (Protokol kesehatan) selama pandemi.

Ancaman “izin terbit” dan penjara menunggu untuk pers yang dianggap anti pemerintah.

Begitu juga dengan masyarakat, dimana ”take down” medsos adalah hal biasa, bahkan bisa berujung ke penjara jika “menyinggung” presiden dan segala kebijaksanaannya.

Tindakan brutal terhadap pers dan kebebasan berpendapat ini mengantarkan Indonesia pada posisi memalukan di dunia.

# Posting sebelumnya:

Sunday, November 7, 2021

Menang Hadiah Nobel Setelah Masuk Rumah Sakit Jiwa – Psikologi 11

Fig 01- Kisah nyata yang difilmkan

Ada pribahasa yang anda mungkin tahu:

- kalah jadi abu, menang jadi arang.

Artinya?

Tidak ada yang untung dalam sengketa: habis tenaga, habis waktu, habis sumberdaya, bahkan habis semuanya.

Di dunia barat, ada juga pribahasa semacam itu, kira kira bunyinya: “dalam kompetisis yang ketat, dua dua akan akan kalah.”

Pertanyaannya kemudian:”bagaimana agar dua kompetitor sama sama menang?”

Ribuan teori dihasilkan dalam rentang 300 tahun, tetapi, tidak ada sebuah teoripun yang memuaskan.

Nah, John Nash, seorang mahasiswa program Doktor (S3) berhasil membuktikan secara matematika bahwa dua kompetitor bisa sama sama MENANG jika mampu mencapai titik “equilibrium.”


Fig 02- Hanya ilustrasi saja

Temuan ini menggemparkan dunia, dan akhirnya mengantarkan John Nash memenangkan hadiah Nobel bidang ekonomi tahun 1994.

Apa kaitannya dengan judul “Menang Hadiah Nobel Setelah Masuk Rumah Sakit Jiwa?”

Selama mahasiswa, John Nash memiliki “halusinasi” dan “delusi.” Tentang ini bisa dibaca pada posting sebelumnya:


Fig 03- Kedai kopi tradisionil.

Sejauh halusinasi itu untuk memotivasi diri, sebenarnya tidak masalah. Problem muncul, ketika suara suara dalam halusinasi mengendalikan manusia yang berhalusinasi.

Suara suara tersebut bisa muncul dalam bentuk manusia, kemudian “memerintahkan” John Nash untuk melakukan hal hal yang tidak masuk akal.

Halusinasi ini memuncak, ketika John Nash sudah selesai studi dan menjadi dosen di universitas bergengsi.

Halusinasi yang tidak terkendalikan dimasukkan ke kategori sakit jiwa, namanya schizophrenia.

Akhirnya membawa John Nash ke rumah sakit jiwa.

# Posting sebelumnya:

## Posting Penting:

Saturday, November 6, 2021

Kenapa Jerman Lebih Bahagia Dibanding Amerika Serikat?

Ada 7 (tujuh) negara industri maju di dunia ini, Amerika Serikat tidak hanya terbesar dari segi jumlah penduduk dan luas, tetapi juga terbesar dari segi kekuatan ekonomi.



Fig 01- Mercedes Benz, AMG G 63, tahun 2021

Urutan pendapatan perkapita (income perkapita) nominal adalah sebagai berikut (berdasarkan rangking):

1. Amerika Serikat, US$66.000.,
2. Jerman, US$52.000.-
3. Canada, US$46.000.-
4. Perancis, US$45.000.-
5. Inggris, US$42.000.-
6. Jepang, US$41.000.-
7. Italia, US$35.000.-

Dengan pendapatan tertinggi, tidak otomatis menjadikan rakyat Amerika Serikat paling bahagia.

Kenapa?


Fig 02- Parkir mobil, masih kelihatan sepi

Ranking kebahagiaan (happiness) diantara 7 negara industri yang ditetapkan oleh PBB (United Nations) tahun 2021:

- Jerman, rangking 13
- Canada, rangking 14
- Inggris, rangking 17
- Amerika Serikat, rangking 19
- Perancis, rangking, 21
- Italia, rangking 28
- Jepang, rangking 55


Fig 03- Jerami, dijual di pasar petani.

Jerman ranking 1 diantara negara industri, dan ranking 13 di dunia. Sementara itu Amerika hanya ranking 4 diantara negara industri dan rangking 19 dunia.

Hal ini terjadi karena beberapa faktor diantaranya pendidikan dan biaya berobat gratis di Jerman.

Dengan hidup sehat dan pendidikan memadai, otomatis bisa bekerja kuat dengan gaji lumayan besar. Dan bisa menikmatinya dengan riang gembira.

Negara untung, karena akan mendapatkan pajak dari warganya. (Pajak pendapatan di Jerman lebih besar dibanding Amerika Serikat).

Itulah penyebab utama kenapa rakyat Jerman lebih bahagia dibanding Amerika Serikat. Jadi, semata mata pendapatan besar bukan penentu utama untuk hidup bahagia!

# Posting sebelumnya

Indonesia – Nomor Dua di Dunia Kematian Karena Gigitan Ular – Bagian 2

Ular hitam diantara daun daun di belakang rumah

Sebelum membaca, sebaiknya simak posting sebelumnya (Bagian 1):

Pertanyaan mendasar, kenapa top 5 negara yang paling banyak digigit ular dan gigitan itu menyebabkan kematian adalah negara negara berkembang?

Lebih parah lagi adalah kenapa Indonesia berada di posisi kedua?

Jawaban sederhananya adalah:

- Sebagai negara berkembang, penduduknya tidak begitu peduli dengan keselamatan diri.

- Melakukan aktifitas, termasuk mencari sumber penghidupan di tempat tempat yang berbahaya.

- Fasilitas kesehatan memang sangat kurang. Hanya menumpuk di kota kota besar.

Di negara kita, Indonesia yang memiliki lebih dari 15 ribu pulau, bahkan banyak pulau tidak pernah dikunjungi oleh seorang dokter sama sekali.


Pohon tumbang, hanya ilustrasi.

Paling krusial adalah ketersediaan obat penawar racun ular berbisa (anti venom drugs) untuk menetralisir bisa ular.

Mengejutkan!

Ternyata obat penawar gigitan ular berbisa BELUM ada di Indonesia (silahkan baca detikNews edisi 15 Februari 2020).

Jadi, selama ini hanya dipakai suntikan anti biotik dan anti tetanus!

# Posting sebelumnya:

Thursday, November 4, 2021

Halloween di Sekitar Perumahan Amerika Serikat

Fib 01- Mobil mobilan Halloween

Paling tidak, sudah dua posting saya tentang halloween, satu tulisan tentang jasa dekorasi yang mencapai angka Rp14 juta dan tulisan kedua tentang suasana perayaan di neighborhood.

Bisa disimak kembali dua posting tersebut:

Sekarang, sebenarnya Halloween tidak lagi berhubungan dengan “tradisi” sebelum orang Eropa punya agama, tetapi lebih kepada industri.

Ya, aktifitas untuk cari uang dan acara happy untuk anak anak, terutama di neighborhood kami.

Petani untung karena labu hasil panennya laku. Remaja berlatih kemahirannya “memahat” (mendekorasi) labu menjadi berbagai bentuk mahluk mahluk aneh, termasuk wajah hantu.

Remaja remaja ini juga menawarkan jasa dekorasi kepada para tetangga.

Terus, apa hubungannya dengan anak anak kecil?


Fig 02- Labu labu yang diberi hiasan


Fig 03- Tengkorak di sudut rumah


Fig 04- Anak anak dengan pakaian alien


Fig 05- Kucing tetangga, dicuri di malam Halloween


Fig 06- Halaman salah satu rumah di neighborhood


Fig 07- Pintu salah satu rumah penduduk

Anak kecil paling happy, berjalan dalam satu rombongan, dari satu rumah ke rumah lainnya mengumpulkan permen, coklat atau kue.

Sekaligus acara anak anak mengenal lingkungan dan memahami para tetangga.

Sayangnya, tahun ini kurang meriah, karena barusan kena musibah badai “hurricane Ida.”

Tidak banyak tetangga yang menghias rumahnya dengan tema Halloween.

Disamping itu, kriminal meningkat tajam akhir akhir ini, jadi pada “malas” keluar rumah dan lihat lihat dekorasi Halloween.

# Posting sebelumnya:

Monday, November 1, 2021

Matinya Ikan di Danau Saat Musim Gugur

Fig 01- Ikan mati di danau

Jalan pagi kali ini mengitari perumahan yang ada “danau” kecil. Jalan terpaksa dihentikan karena melihat ikan ikan mengapung, mati di pinggir danau.

Jumlahnya barangkali seratusan di seluruh permukaan. Baunya mulai tercium menyengat.

Kenapa ikan ikan tersebut mati?

Pertanyaan sederhana, dan jawabannya juga simpel, yaitu terjadi perubahan suhu!

Bagaimana mekanismenya?

Saat ini sudah masuk ke musim gugur (Autumn atau Fall). Suhu mulai dingin, bisa sekitar 10 derjat Celsius di malam sampai pagi hari (subuh), di lokasi perumahan kami tentunya.

Permukaan danau akan terimbas, segera mengalami pendinginan. Tetapi, suhu di dasar danau masih hangat.

Terus?


Fig 02- Ikan mati di atas rumput


Fig 03- Ikan mati di salah satu sudut danau


Fig 04- Terlihat ikan mati mengapung


Fig 05- Sisi danau dekat jalan

Untuk menyesuaikan suhu air di permukaan danau yang mulai mendingin, maka air di dasar danau akan naik ke atas.

Sehingga terjadi percampuran (mixing) antara air permukaan dan air dari dasar danau.

Gerakan air dari dasar danau ini membawa gas sulfur dan methane dalam jumlah besar.

Gas inilah yang bisa membunuh ikan ikan di danau.

Cara mencegahnya?

Masukkan aerator atau kincir ke dalam kolam, sehingga kosentrasi oksigen meningkat, dan ikan bisa selamat.

# Posting sebelumnya: