Posting ringkas ini berdasarkan bacaan dari berbagai sumber seperti:
- Annemarie Toebosch (2019)
- The New York Times (1970)
- dan Eric Toussaint, Damien Millet (2005).
Hutang yang diwariskan oleh Sukarno sebesar US$2,4 milyar dolar, jika di kurs nilai rupiah sekarang sekitar Rp34 triliun rupiah.
Hutang ini dilunaskan oleh Suharto selama 30 tahun.
Kenapa 30 tahun lamanya?
Karena APBN Indonesia di awal awal pemerintahan Suharto hanya ratusan juta rupiah. Tidak sampai Rp1 milyar, jauh tinggi di langit dari angka triliun.
Dengan dana pas pasan, selain bayar hutang Sukarno, dimana Jenderal Suharto juga HARUS menyisihkan dana untuk diberikan ke rakyat dalam berbagai bentuk.
Apa saja yang serba GRATIS diberikan Suharto untuk rakyat Indonesia?
Karena rakyat Indonesia sangat miskin saat itu. Ekonomi morat marit di era presiden Sukarno.
Di awal awal pemerintahannya, Jenderal Besar Suharto menyediakan:
- tiap anak lahir dapat uang saku.
- sembako murah
- gratis berobat.
- sekolah dan buku text gratis.
- gratis berbagai suntikan vaksin (termasuk cacar dan polio).
Beban Suharto tidak hanya melunasi hutang Sukarno selama 30 tahun, tetapi juga mencicil sebagian hutang yang ditinggalkan oleh Hindia Belanda.
Jumlah hutang Hindia Belanda itu sebesar 4,3 milyar Gulden atau sekitar Rp34 triliun rupiah. Dicicil sebagiannya.
Ya, Suharto juga berhutang sekitar Rp500 triliun selama 32 tahun, rata rata hutangnya sekitar Rp15,7 triliun pertahun.
Bandingkan, saat presiden Jokowi, dimana anggaran dihamburkan sekitar Rp400 triliun pertahun hanya untuk gaji dan tunjangan ASN.
Entah berapa triliun pula gaji dan tunjangan untuk pejabat non ASN.
Hutang lebih dari Rp6.000 triliun sekarang ini.
Prestasi Suharto sukses menciptakan pertumbuhan ekonomi termasuk yang tertinggi di dunia, yaitu 10,92% tahun 1968, dan 9,88% tahun 1980. Rata rata permbuhan ekonomi 6,9% selama 32 tahun.
# Posting sebelumnya: