Peran Jenderal besar Suharto tidak bisa dilepaskan dari 3 fase keberadaan negara RI:
- mempertahankan keutuhan NKRI
- pembangunan yang berkelanjutan.
Sudah terlalu banyak tulisan tulisan tentang operasi militer dalam perjuangan kemerdekaan.
Tentu saja, tiga tokoh ini punya andil besar dalam perang gerilya: Sudirman, Nasution dan Suharto.
Papua kembali ke pangkuan RI, karena diplomasi dan operasi militer. Suharto adalah Panglima Mandala yang ditugaskan Sukarno untuk merebut Papua dari tangan Belanda.
Ketika terjadi kekacaun di Timur Leste, penjajah Portugis mengungsi ke dua pulau di depan Timor, sambil menunggu bantuan bala tentara dari Eropa.
Salah satu dari tiga partai terbesar, menginginkan integrasi ke RI. Mungkin Suharto tidak begitu tertarik dengan Timor Leste yang gersang dan miskin.
Apa yang menarik perhatian Suharto?
Komunis Fretelin berada di atas angin.
Atas izin Amerika Serikat, tentara Indonesia menyerbu Timor Leste pada bulan Desember tahun 1975.
Komunis Fretelin lari ke gunung, dan tentara Portugis pontang panting, kemudian melarikan diri ke negaranya.
Eropa dibuat malu, dan tidak menerima Timor Leste sebagai bagian dari propinsi Indonesia.
Soal Komunis, memang Suharto sangat anti. Ketika pemberontakan PKI Madiun tahun 1948, Muso ingin berdamai dengan Suharto.
Apakah Suharto mau menerimanya?
Nehi…. No way.
Suharto kemudian membuat laporan ke bung Hatta dan Nasution untuk membasmi pemberontakan PKI Muso, tanpa ampun.
Komunis di mana mana identik dengan penghiatan, dan parasit negara. Di negara kita, puncaknya adalah G30S PKI tahun 1965.
Pemberontak, penghianat, parasit dan sampah negara harus dibumi hanguskan sampai ke akar akarnya.
Di mana letak salahnya?
# Posting sebelumnya: