Sawan Fibrosis

Sunday, January 26, 2020

Menggunakan Kekuatan Tenaga – Cerpen 2 – bagian 2

Boneka, hanya ilustrasi (credit to Etsy)

Sebagai seorang dokter, aku selalu memulai diagnosa dari kondisi tertentu: Apakah dia mengatakan sakit tenggorokan?

Orang tuanya serentak menjawab tidak.... tidak... Si anak mengatakan tidak sakit tenggorokan.

Apakah tenggorokanmu sakit? Tambah si emak ke anak. Tapi ekspresi wajah gadis kecil itu tidak berubah.

Sudah kamu cek dengan mengobservasi langsung?

Saya telah mencoba, kata si emak, tapi tak melihat apapun.

Saat kejadian, ada sejumlah kasus "diptheria" di bulan terakhir ketika si anak bersekolah dan kami telah menduga duga bahwa si anak terjangkit, meskipun tak seorangpun mengatakan hal yang sama. 

Baiklah, kataku, kita periksa tenggorokan dulu. Aku tersenyum dengan cara seorang dokter profesional dan bertanya nama si anak. Ayo, Mathilda, buka mulutmu dan kita lihat tenggorokanmu.

Tak terjadi apa apa.

Aw, ayo, aku membujuk, coba buka mulut agar aku bisa memeriksa tenggorokanmu.

Lihat, kataku dengan membuka kedua tangan lebar lebar, tidak ada sesuatu apapun di tanganku. Ayo buka, dan biar aku periksa.

Emak si anak berujar, ayo, betapa baiknya dokter denganmu. Buka mulut, seperti yang dia katakan padamu. Dokter takkan menyakitimu.

Aku cemas dengan gigi gemertak pelan. Jika tidak ada kata “menyakitimu,” aku mungkin telah memaksa anak perempuan itu.

Tapi, aku tak perlu terburu buru, bicara dengan lembut dan pelan terus membujuk si anak.

Saat aku menggerakkan kursiku agak sedikit mendekat, tiba tiba dengan gerakan seperti kucing, kedua tangan si anak berusaha mencakar mataku, dan hampir saja usahanya mengenai sasaran.

Kacamataku tersentuh dan melayang beberapa meter dariku, kemudian jatuh di lantai dapur. Untungnya tidak pecah

# Bersambung ke bagian 3
Diterjemahkan dan dimodifikasi dari judul asli: The Use of Force oleh William Carlos Williams.
Cerpen ini dikarang sebelum tahun 1963.

Wednesday, January 22, 2020

Apakah Ada Obat yang Mempengaruhi Pancreas untuk Memproduksi Insulin? - Sakit Diabetes 4

Vitamin B3(Niacin), hanya untuk ilustrasi

Pada posting sebelumnya (silahkan baca: Mengapa Pankreas Pasien Diabetes Type 2 Kurang Menghasilkan Insulin? - Diabetes 3), kami nenekankan tentang beberapa faktor yang mempengaruhi “sel beta” untuk memproduksi insulin dalam pankreas.

Faktor faktor yang merusak “sel beta” dapat dibedakan paling tidak dalam tiga kelompok:
- Secara medis dan pharmacy
- Biologi atau metabolik
- Faktor lingkungan

Kita akan berdiskusi tentang efek obat terhadap “sel beta.” Beberapa obat yang memiliki efek negatif terhadap sel beta adalah:

- obat antimicrobial
- obat antidepressants
- Niacin (vitamin B3)
- obat anti seizure (sakit Parkinson)
- Obat HIV
- Obat Pneumonia seperti Pentamidine
- Glucocorticoids (obat asthma and rheumatic arthritis)
- Statin


Tablet Statin (credit to AARP)

Dua obat yang mendapat perhatian untuk kasus ini adalah Statin dan Niacin. Keduanya diberikan oleh dokter untuk menurunkan kandungan kolesterol dalam darah.

Niacin adalah suplemen, artinya bahwa kita bisa membeli tanpa resep dokter. Dijual baik di apotik maupun di toko obat (di Amerika, bahkan dijual di kedai makanan)

Statin adalah obat yang harus dengan resep dokter. Selain untuk mengontrol kolesterol, Statin juga dipakai untuk melindungi jantung, dan menghindari stroke. Sangat disayangkan, Statin diduga bisa menyebabkan sakit diabetes.

Niacin sebagai Vitamin B3 adalah suplemen yang dapat mengurangi sakit arthritis dan menstimulasi fungsi otak. Dosis yang disarankan adalah 15 mg per hari.

Efek negatif Niacin adalah bisa meningkatkan kadar gula dalam darah. Dengan demikian bisa merusak sel beta, kemudian mempengaruhi pasien diabetes.

Terakhir, setiap pasien diabetes sebaiknya menyadari tentang efek negatif dari berbagai obat. Jika ragu, sebaiknya tanya dokter.

# Diterjemahkan dan dimodifikasi dari judul asli:

Sunday, January 19, 2020

Tak Habis Dirundung Korupsi, Di Laut NATUNA Kitapun Dicuri

Setelah kunjungan presiden, pencuri menjadi jadi

Jika orang asing mengikuti berita mass media Indonesia, kesimpulan yang dapat ditarik adalah:”Indonesia negeri yang tak habis dirundung korupsi.”

Hampir setiap hari kita disuguhkan berita korupsi dan sogok menyogok di berbagai lembaga pemerintah dan BUMN.

Seperti monster ganas, koruptor itu juga ada di partai politik, bahkan lembaga yang dianggap independen seperti KPU.

Kalau dihitung hitung, kata KPK, nilai korupsi itu untuk tahun 2019 sekitar Rp2.000 (dua ribu) triliun rupiah. Ini termasuk APBN plus potensi pendapatan negara plus kekayaan negara.

Bisa apa kita dengan uang sebanyak itu?:
- bisa menggratiskan biaya kesehatan
- gratis biaya pendidikan dari dasar sampai S3 (Doktor)
- mensubsidi BBM dan listrik
--------------------------------------------------------

Dua anggota TNI AL, Alfriansyah dan Edi dibunuh oleh Pencuri ikan Thailand ketika sedang melakukan patroli di kepulauan Anambas, Laut Cina Selatan, Kepulauan Riau.

Tentang pembunuhan ini, silahkan baca media nasional seperti Tempo, Detik, Merdeka dan Okezone edisi bulan April 2014.

Bangkok Post memuat berita bahwa polisi Thailand telah berhasil menangkap para pembunuh anggota TNI AL tersebut.

Natuna, Anambas dan ribuan pulau adalah bagian dari laut Cina Selatan. Berada di provinsi Kepulauan Riau, Indonesia.

Ada paling sedikit 1.000 (seribu) kapal pencuri ikan dari berbagai negara keluar masuk Natuna, Anambas dan Kepulauan Riau setiap hari. Ya, setiap hari
-----------------------------------------------------------------

Apa maknanya?

Mental korup (MALING) kita dibaca oleh para MALING dari berbagai negara:
- Koruptor hanya memikirkan diri sendiri dan keluarga, paling jauh para pendukung dan penjilatnya.
- Koruptor hanya BISA dan MAMPU melakukan korupsi di wilayah kekuasaan yang nyaman (BUMN, Departemen, Propinsi, Kabupaten, Kecamatan dan seterusnya).

Apa konsekwensinya? Negara lain atau maling maling dari berbagai negara itu akan berani melakukan operasi di luar “zona nyaman” para koruptor negeri:
- mencuri ikan di laut yang sepi
- membakar hutan
- membuang sampah di laut tak terjaga
- mengklaim pulau yang tak ada penghuni (Sipadan dan Ligitan)

Terus apa yang harus kita lakukan?

Wednesday, January 15, 2020

Menggunakan Kekuatan Tenaga – Cerpen 2 – bagian 1

Illustrasi Boneka anak (credit to eBay)

Banyak pasien, tapi yang baru aku tangani adalah pasien bernama Olson.

Mohon secepatnya datang, putriku sangat menderita.”

Kutemui seorang ibu, kelihatan cemas, tapi sangat bersih dan dengan nada sedih bertanya: “apakah ini dokter?” Kemudian mempersilahkan aku masuk ke dalam rumah.

Mohon maafkan kami dokter, kami menaruhnya di dapur, karena hangat. Kadang kadang agak lembab di sini.

Anak yang sakit berbaju lengkap, duduk di pangkuan ayahnya dekat meja dapur. Si ayah mencoba untuk tegak, tapi gerakannya agak mengangguku, membuat jasku tersingkap, dan beberapa saat kemudian keadaan baru nyaman.

Aku melihat semua wajah cemas, menatapku dengan mata penuh curiga, tidak percaya. Sering, dalam kondisi seperti ini, mereka tidak mengatakan dengan jujur yang seharusnya mereka katakan.

Terserah aku untuk ngomong apa saja; karena mereka telah membayarku sejumlah uang, tiga dolar (Rp 52 ribu).

Si anak menggangguku dengan tubuh dingin, mata tak bergerak, dan wajahnya tidak ada ekspresi.

Tubuh dia seperti patung dan kelihatan diam, membisu; tidak tertarik dengan hal sekecil apapun, dan fisiknya kuat seperti sapi betina.

Tapi muka memerah, tarikan nafasnya cepat, sepertinya sadar bahwa dia menderita demam. Dia berambut pirang, lebat, luar biasa cantik.
Wajah anak seperti ini selalu menjadi model iklan dan fotonya menjadi salah satu penghias surat kabar minggu.

Sudah tiga hari demam, kata si ayah dan tidak mengetahui apa penyebabnya. Emaknya telah memberikan obat, seperti yang orang lain lakukan, tetapi demam semakin menjadi jadi.

Demam seperti ini sedang mewabah di lingkungan kami. Jadi, kami harap pak dokter men-diagnosanya, dan memberitahu kami sejauh apa parahnya.

# Bersambung ke bagian 2
Diterjemahkan dari judul asli: The Use of Force oleh William Carlos Williams.
Cerpen ini dikarang sebelum tahun 1963.

Sunday, January 12, 2020

Ada Dijual Keripik Pisang di Amerika Serikat

Keripik pisang, dijual di Amerika

Keripik pisang adalah diantara produk yang biasa dikonsumsi saat berada di tanah air. Di Amerika, juga ada dijual di toko atau warung milik orang Meksiko atau Latin Amerika.

Anehnya, tak pernah ditemui di warung milik orang Asia seperti Vietnam, Bangladesh atau Pakistan. Padahal negara negara ini juga menghasilkan pisang.

Harganya cukup lumayan juga, US$ 6.89 (Rp 100 ribu) per bungkus dengan berat setengah kilo (½ kg). Per kilonya, ya dikali dua saja, Rp 200 ribu.

Selain bisa dibeli langsung di toko, keripik pisang juga bisa dipesan secara online, melalui Amazon dan retail terbesar di Amerika Serikat, Walmart.

Harganya hampir sama saja, tapi pesan online harus ditambah ongkos kirim, jika pesanan dibawah US$ 50 (Rp 900 ribu).




Bungkus keripik pisang,
berbagai ukuran disusun di rak

Keripik pisang menurut pakar nutrisi sangat baik untuk kesehatan. Mengandung diantaranya:
- Berbagai vitamin, seperti vitamin A, B6 and C.
- minerals (magnesium, phosphorous, iron, potassium)
- fiber

Fiber adalah manfaat terbesar mengkonsumsi pisang atau keripik pisang. Fiber sangat bermanfaat untuk memperlancar pencernaan dan mengurangi resiko penyakit kronis.


Pisang segar, disusun rapi di warung milik orang Meksiko

Selain keripik, Amerika tentu mengimpor pisang segar juga. Negara yang meng-ekspor pisang ke Amerika adalah:
- Guatemala
- Ecuador
- Costa Rica
- Colombia
- Honduras

Amerika mengimpor sebanyak 3.9 juta ton pisang dari 5 negara di atas, semuanya negara Amerika Latin.

Amat disayangkan, negara Indonesia belum bisa memanfaatkan pasar Amerika yang besar ini. Padahal kita banyak memproduksi pisang!

Wednesday, January 8, 2020

Cerita Tentang Jam – Cerpen 1 – bagian 3

Jam lukisan Salvador Dali

Baca bagian dua terlebih dulu: Cerita Tentang Jam – Cerpen 1 – bagian 2

Lepas! Lepas tubuh dan roh!

Josephine membungkuk ke pintu dengan bibirnya mendekat ke lubang kunci. “Louise, buka pintu! Mohon, buka pintu – engkau akan sakit.

Apa yang engkau lakukan Louise? Demi surga, buka pintu.”

Pergi. Aku takkan menyebabkan diriku sendiri jatuh sakit.” Tidak; dia telah menenggak minum yang dicampur ramuan, terlihat melalui lubang kunci pintu.

Minuman itu telah membuatnya gelisah. Hari hari musim semi dan panas telah menjadi miliknya sendiri.

Dia menarik nafas dalam doa pendek, berharap panjang usia. Barusan kemarin, dia berharap dengan gemetar bahwa usianya akan panjang.

Ny. Mallard (Louise) bangkit dan membuka pintu untuk adiknya. Terlihat kemenangan di mata, dan dia seperti seorang dewi kemenangan. 

Dia memeluk pinggang si adik, kemudian bersama sama meneruni anak tangga. Richard berdiri tegak menunggu mereka di bawah.

Seseorang membuka pintu depan dengan kunci duplikat. Dia adalah Brently Mallard, dari sebuah perjalanan jauh, kemudian masuk, membawa kopor kecil dan payung. 

Dia jauh dari tempat kejadian kecelakaan, dan bahkan tidak mengetahuinya sama sekali. Dia berdiri terkesima menatap jeritan tangis Josephine; sementara itu Richard bergerak cepat untuk menyelidik keadaan. 

Richard terlalu lamban ketika para dokter datang dan mengatakan bahwa Ny. Mallard telah mati karena serangan jantung – kematian indah.

# Selesai
Diterjemahkan dari judul asli: The Story of an Hour oleh Kate Chopin