Sawan Fibrosis

Thursday, January 3, 2019

Pilpres 2019- Indonesia Pengimpor Gula Terbesar Dunia

Ilustrasi, credit to Aktual.com

Luar biasa, ternyata Indonesia pengimpor gula terbesar di dunia, mengalahkan Cina yang berpenduduk 1,38 milyar jiwa dan Amerika Serikat dengan penduduk 326 juta jiwa. Urutan negara negara pengimpor gula berdasarkan nilai impor dalam US dolar (Sumber: Workman, 2018):

1. Indonesia senilai US$ 2,5 milyar (Rp 35 triliun)
2. United States senilai US$ 1,7 milyar
3. Bangladesh senilai US$ 1,1 milyar
4. China sebesar US$ 1,08 milyar
5. United Arab Emirates sebesar US$ 1 milyar

Angka senilai Rp 35 triliun itu seberapa besar? Sebagai pembanding, APBD dari 3 propinsi yang terbanyak penduduknya di Sumatera:
1. Sumatera Utara, penduduk 14,24 juta jiwa, APBD sebesar Rp 13, 8 triliun
2.Sumatera Selatan, penduduk 8,27 juta jiwa, APBD sebesar Rp 6,9 triliun
3. Riau, penduduk 6,7 juta jiwa, APBD sebesar Rp 10,1 triliun

APBD di 3 propinsi terbesar di Sumatera jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan angka impor gula. Bukan itu saja, impor juga berarti pengurangan cadangan devisa dalam jumlah yang besar.

Makna yang perlu dicermati dari konsekwensi impor, dalam konteks ini kita bicara impor gula (bisa berlaku untuk komoditi apa saja):
1. Karena impor, gula dalam negeri menjadi tak laku, maka petani tak bisa bekerja (untuk menanam kembali). Walhasil, bukan sejahtera yang didapat, tapi malah NGANGGUR. Jadi pengangguran si pak tani tebu. 

2. Sementara petani gula negara lain seperti Thailand UNTUNG besar, karena bisa jual gulanya di INDONESIA.

Kenapa petani Thailand bisa memproduksi gula lebih murah? Diantaranya adalah subsidi di tingkat petani berupa pupuk, bibit unggul dan tenaga penyuluh (tenaga ahli). Petani juga bisa mendapatkan kredit ekspor.

Lagi lagi, diperlukan keseriusan presiden untuk menekan impor dalam jangka pendek, dan kalau perlu mendorong ekspor dalam jangka panjang. 

Reference
Workman, D. 2018. Sugar Imports by Country. Retrieved from: http://www.worldstopexports.com/sugar-imports-by-country/

Tuesday, January 1, 2019

Pilpres 2019- Di Mana Ada Gula, Di Situ Ada Impor

Kontrak politik Sandiaga dengan petani tebu, credit to swararakyat

Indonesia mengimpor gula 5 juta ton tiap tahun, akibatnya apa? Petani rugi sekitar Rp 2 triliun untuk tahun 2018 saja (Merdeka, 2018). Kenapa rugi? Hal ini terjadi karena pasar “over supply,” sehingga produksi petani yang cuma 2,2 juta ton pertahun (USDA, 2017), tidak terserap pasar.

Produksi gula petani menumpuk di gudang, mereka melakukan demo ke istana presiden bulan Oktober, 2018 lalu (diliput oleh banyak media mainstraim), agar gula impor segera distop. Apa tanggapan pemerintah? Menambah jumlah impor (CNBC, Desember, 2018).

Apa hubungannya dengan pilpres 2019? 
# Pertama, ada 400 ribu hektar ladang tebu, 300 ribu ha terkosentrasi di Jateng dan Jatim. 
## Kedua, jumlah orang yang terlibat di tebu dan industri kaitannya ada jutaan orang (buruh tanam, buruh pelihara, buruh panen, buruh angkut, buruh pabrik gula, buruh gudang dan sebagainya).

Jutaan orang (buruh) ditambah dengan jutaan anggota keluarga adalah potensi “jumlah suara” yang akan ikut dalam pileg dan pilpres 2019. 

Seandainya capres dan cawapres mampu menangkap peluang ini dengan cara menawarkan program program konkret, bukan hanya sekedar janji, maka akan sangat berpengaruh terhadap elektabilitas mereka. Sampai saat ini, cawapres Sandiaga Uno telah menanda tangani kontrak politik dengan perwakilan petani tebu. Semoga kontrak politik tidak hanya berhenti di sini.

Bukan hanya petani tebu yang “terpukul” oleh impor, tapi juga petani beras. Disamping itu beberapa komoditi pertanian lainnya mengalami penurunan harga yang juga berdampak terhadap kesejahteraan petani.

Isu isu kampanye pilpres diharapkan fokus terhadap problema pertanian ini. Apa saja “policies” yang ditawarkan sangat ditunggu tunggu petani. Sebagai bentuk keseriusan, kalau perlu ada “shadow” kepres dan kep-wapres” yang siap ditantatangani setelah pelantikan. 

Apa saja butir butir “Kep-preswapres” beserta kontrak politik dengan semua petani (semua sektor pertanian) segera disosialisasikan ke seluruh Indonesia. Biar rakyat semua tahu tentang keseriusan capres dan cawapres dalam kedaulatan pangan. Kita tunggu !!

Sunday, December 30, 2018

Dua Puluh Negara yang “Mudah” Memberikan Izin Menetap

Indahnya salah satu sudut Croatia, credit to Trekker

Ada 20 negara di dunia yang “mudah” untuk mendapatkan izin menetap asalkan memenuhi syarat syarat tertentu. Negara negara ini tersebar di benua Amerika, Eropa dan Asia. Diantaranya adalah Perancis, Italia, Irlandia, Spanyol, Portugal, Malta dan Croatia.

Izin menetap itu apa sih? Izin untuk bertempat tinggal di suatu negara sepanjang yang anda maui. 

Di Denmark, Canada, Amerika atau Australia istilahnya adalah “permanent resident.” Anda tetap memegang passport (warga negara) Indonesia, tetapi anda punya kartu “PR” (Permanent Resident).

Sebagai PR, anda punya hak dan kewajiban yang sama seperti warga negara lainnya. Bedanya, anda “tak punya hak” untuk nyoblos dan ikut pemilu di negara yang anda berstatus sebagai PR. Tetap punya hak ikut pemilu di negara asal (Indonesia).

Sebagai contoh, saya (pemegang PR Amerika Serikat), tidak punya hak untuk nyoblos atau ikut pemilu di Amerika Serikat. Kalau ketahuan malah dihukum penjara.

Sebagai warga negara Indonesia, sama seperti anda di Indonesia, punya hak ikut pemilu dan kewajiban bayar pajak. 



Kalau anda nyoblosnya di TPS, saya di Kedutaan atau konsul terdekat atau melalui surat (kirim melalui pos).

Kembali ke pengurusan izin tinggal. Anda pasti tahu negara Croatia, ya, negara kecil yang masuk babak final melawan Perancis di piala dunia 2018. Maksud “mudah” di tulisan ini, dimana untuk mengurus izin tinggal, anda cukup mengurusnya di “pos polisi”, tanpa dipungut bayaran. Gratis. 

Pertama, anda diberi izin 90 hari. Sebelum habis masa berlaku, bisa diperpanjang sampai 5 tahun. Setelah 4 tahun, anda kemudian bisa mengajukan izin tinggal menetap, istilahnya “permanent resident.” 

Setelah mendapat status “permanen resident,” seperti warga negara lain, bisa mengakses fasilitas perumahan bersubsidi, pendidikan gratis dan biaya berobat bersubsidi.

Croatia adalah salah satu negara anggota Masyarakat Ekonomi Eropa, artinya sebagai pemegang status PR Croatia, anda “mudah” mendapatkan visa ke seluruh negara Eropa Barat dan bahkan Amerika Serikat.

Income perkapita negara Croatia cukup tinggi, yaitu USD 23 ribu, bandingkan dengan Malaysia yang USD 13 ribu dan Indonesia USD 4 ribu.

Bagaimana dengan mengurus izin menetap di negara lain? Tunggu “tanggal mainnya.” Stay tune.

# Saya TIDAK bermaksud mengajak atau TIDAK mengundang anda untuk menetap di negara manapun !!

-Nanti, tidak ada petir, tak ada gerimis, tapi ada pula yang teriak teriak: “ Hujan batu di negeri sendiri, lebih baik nggak hujan di mana mana…..”

## Tulisan ini hanya sekedar menambah wawasan anda

Friday, December 28, 2018

Pilpres 2019: Perang Bintang di Jateng dan Jatim

Prabowo dan SBY

Semakin mendekati hari “H,” pilpres 2019 semakin seru. Banyak pernyataan langsung dari kedua timses yang patut disimak, terutama yang berkenaan dengan “polling.” Sepertinya “survei” yang dilakukan oleh lembaga survei “mainstream” selama ini semakin sulit untuk dipercayai.

Ada pernyataan menarik dari presiden Jokowi: “Jokowi Akui Masih Kalah 9 Persen dari Prabowo di Banten” (CNNI, 2018). Hasil internal survei Timses Jokowi-Amin di Jabar berada di bawah magic number, 47%. Sedangkan Indopolling menemukan angka 27% untuk Jokowi-Amin di Jabar. Meskipun, katanya Jokowi-Amin masih unggul.

Seperti memperkuat survei lawan, Timses Prabowo-Sandi menemukan keunggulan mereka di Jakarta, Banten dan Jabar. Hanya sekedar pembanding: Sandi-Anis menang di Jakarta 2017. Untuk Banten dan Jabar, Prabowo menang 2014.

Saya mulai “meragukan” hasil survei LSI Denny JA, karena lembaga ini mengungkapkan hasil survei kontradiktif: Prabowo “kalah” di Jabar, tapi partai Gerindra “menang.”

Apapun hasil survei, dan oleh siapapun: jelas dan terang benderanga, di tiga propinsi ini (Jakarta, Banten, Jabar), pertarungan pilpres 2019 sangat kompetitif, dan cenderung “memihak” Prabowo-Sandi.

Perang Bintang (Star Wars)
Mengingat 70% penduduk Indonesia berada di Pulau Jawa, kemenangan di pulau Jawa berarti kemenangan di Indonesia. Wilayah yang akan menjadi penentu kemenangan di pulau Jawa adalah Jateng dan Jatim.

Pada tulisan terdahulu, saya menyebutkan 95% kemenangan Jokowi berasal dari Jateng dan Jatim (silahkan baca: 95% Suara Kemenangan Jokowi Berasal Dari Jateng dan Jatim). Menunjukkan betapa pentingnya Jateng dan Jatim dalam pilpres 2019.

Baik survei internal Timses Prabowo-Sandi, maupun survei internal Jokowi-Amin serta semua lembaga survei punya hasil seragam: Jokowi-Amin UNGGUL di kedua propinsi Jateng dan Jatim sampai tulisan ini dibuat.

Data dan fakta ini menyebabkan Timses Prabowo-Sandi memindahkan markasnya ke Jateng. Tak tanggung tanggung, bahkan rencananya akan ada lebih dari 4 markas yang tersebar di Jateng, termasuk di dekat rumah presiden Jokowi.

Khusus Jateng, ada empat orang Jenderal yang akan turun langsung “menggempur” propinsi ini, yaitu Prabowo, SBY, Djoko Santoso dan Gatot Nurmantyo (baru belakangan masuk timses). Kemudian Prabowo dan SBY akan bersama sama bergerilya di Jatim.

Sekedar mengingatkan, SBY dan Partai Demokrat pernah menaklukkan propinsi Jateng dan Jatim.

Pertama kali dalam pilpres, empat orang yang bintangnya “bersinar terang” bersinergi di lapangan untuk memenangkan “pertempuran.” Ini bisa kita sebut dengan istilah “star wars.” Seru dan mendebarkan menunggu hasilnya.

# Trending hasil estimasi bisa kita lihat nanti di akhir Januari 2019 atau awal Pebruari 2019 melalui:
- Hasil survei internal dari kedua timses
-Lembaga survei (mainstream maupun marginal) sebagai pembanding

## Tentu saja hasil akhir adalah hitungan suara sampai selesai.

Thursday, December 20, 2018