Sawan Fibrosis: Psikologi
Showing posts with label Psikologi. Show all posts
Showing posts with label Psikologi. Show all posts

Thursday, July 15, 2021

Mewariskan Harta Untuk Anak – Tragedy of Common – Psikologi 3

Fig 01- Bunga magnolia putih sedang mekar

Tragedy of Common bisa diartikan secara bebas adalah bencana atau malapetaka atau azab yang diderita masyarakat secara keseluruhan karena perbuatan “bejat” yang dilakukan oleh segelintir orang.

Penebangan hutan secara besar besaran, mengakibatkan global warming yang dirasakan oleh penduduk dunia:

- beberapa derjat celsius saja suhu udara di permukaan laut naik, maka akan terbentuk badai (hurricane) yang meluluh lantakkan apa saja yang dilaluinya.

=========================

Ketika membeli rumah, anak kami menolak namanya dimasukkan sebagai ahli waris, jika saya dan istri meninggal dunia nanti.

Seorang pasien istri, tidak mewariskan harta ke anaknya ketika dia meninggal dunia. Ke mana harta warisan senilai Rp1,4 triliun itu mengalir?

Kenapa terjadi tragedy of common jika harta warisan diberikan ke anak?

Sebaliknya, apa rahmat yang akan didapat oleh masyarakat jika harta warisan TIDAK diberikan ke anak?

# “Tidak ada do” istilah mengumpulkan harta untuk 7 turunan.


Fig 02- Buah favorit burung liar

Salah seorang pasien istri yang punya harta warisannya Rp1,4 Triliun itu mengalir ke sini:

- ke lembaga riset yang meneliti penyakit yang dia derita
- ke rumah sakit, agar pelayanan rumah sakit meningkat
- dibelikan tanah penguburan untuk orang miskin.
- bonus untuk nakes yang merawatnya.


Fig 03- Bunga liar di pinggir jalan.

Sejarah membuktikan bahwa anak anak yang mendapat harta warisan orang tua cenderung tidak mandiri, bahkan banyak yang jadi ugal ugalan, sehingga mengganggu ketentraman masyarakat.

Mensponsori teman temannya untuk mabuk mabukan dan narkoba. Kemudian nyetir mobil tak bertanggung jawab yang mengakibatkan tabrakan beruntun adalah contoh tragedy of common.

Azab dan derita untuk masyarakat.

Saat ini, banyak orang kaya Amerika Serikat yang punya duit ribuan triliun rupiah TIDAK akan mewariskan hartanya ke anak anak mereka, diantaranya:

- Bill Gates
- Warren Buffet
- Mark Zuckerberg

Ke mana harta mereka diwariskan?

Ya, ke masyarakat atau lembaga lembaga atau yayasan yayasan yang berhubungan dengan:

- pemberdayaan masyarakat kelas bawah
- kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan pendidikan
- peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat
- berbagai pembangunan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Rahmat untuk masyarakat secara keseluruhan.

Anak anak Amerika Serikat malu menerima warisan harta benda dari orang tuanya, bahkan MALU ngaku ngaku anak pejabat atau orang kaya.

# Bagaimana dengan di negara kita?

Thursday, July 8, 2021

Apakah Bisa Gila Karena Halusinasi, Ilusi dan Delusi? - Psikologi 2

 

Fig 01- Halusinasi, ilustrasi (credit to Healthline).

Kita mungkin pernah terbaca atau mendengar orang bicara 3 kata ini:

- halusinasi
- ilusi
- delusi

Halusinasi terjadi jika seseorang merasakan atau mengalami sesuatu yang asalnya atau sumbernya TIDAK ada.

Contoh halusinasi, jika seseorang mendengar suara, tetapi sesungguhnya:

- TIDAK ada bunyi
- TIDAK ada orang yang bicara

Ilusi adalah kesalahan mengartikan atau salah persepsi terhadap sesuatu. Beda antara persepsi dan hal sebenarnya.

Contoh ilusi, seseorang “melihat” sarang lebah di kamarnya, padahal itu cuma bantal.

Apa pula yang dimaksud dengan delusi?


Fig 02- Ilusi, hanya ilustrasi (credit to Relaks Minds)


Fig 03- Delusi (credit to WikiHow)

Delusi adalah kenyakinan yang salah tentang sesuatu. Keyakinan berlawanan dengan kenyataan.

Contoh delusi:

- Menuduh suami tidur dengan perempuan lain, padahal kenyataannya TIDAK.
- Kita merasa hebat, karena pujian dari buzzer. Padahal kenyataannya TIDAK.

Sangat mungkin diantara kita pernah mengalami salah satu atau malah ketiganya dari halusinasi, ilusi dan delusi.

Hati hati, dalam psikologi, Halusinasi dan Delusi pada tingkat yang “parah,” bisa dikatakan SAKIT jiwa atau GILA.


Gila karena Halusinasi dan delusi?

Friday, May 7, 2021

Kenapa Bill Gate dan Melinda Bercerai? - Psikologi 1

Fig 01- Bill dan Melinda Gates (credit to Showbiz..).

Baik di Amerika dan Indonesia, diantara sebab “utama” perceraian adalah sama, tidak beda.

Apa itu?

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh “financial firm TD Ameritrade” tahun 2018, dan berbagai sumber “mainstream” (silahkan cek melalui Google), penyebab perceraian adalah:

- Money
- Duit
- Uang
- Piti
- Hepeng
- Artos
- Doku

Kita tentu bertanya tanya:”loh, emangnya Bill dan Melinda Gates kekurangan uang?”


Fig 02- Buah “blackberry,” ada di belakang rumah. Ilustrasi


Fig 03- Malam hari di sudut kota. Ilustrasi

Tentu saja tidak!

Bill Gate, istri dan anak anak “bergelimang duit,” mereka seperti berenang di lautan uang.

Terus, apa sebab mereka cerai?

Coba kita lihat hasil riset yang dipublikasi oleh jurnal ilmiah “Couple Family Psychol. 2013 Jun; 2(2): 131–145,” tentang alasan orang bercerai:

- kurang komitmen
- selingkuh
- suka bertengkar
- kekerasan dalam rumah tangga
- kurang pendidikan.

Berdasarkan riset ilmiah di atas, menurut anda, “butir” yang mana kira kira penyebab Bill Gates dan Melinda bercerai?

Tidak satupun. Bahkan Bill Gates “workaholic,” mabuk kerja. Sedangkan Melinda sibuk dengan aktifitas sosial yayasan mereka.

Terakhir, kenapa mereka bercerai?

Sampai saat ini, belum diketahui alasan pasti!

Wednesday, October 9, 2019

“Pseudobulbar,” Penyebab Joker Tertawa Panjang!

Joker tertawa panjang

Banyak orang bilang, Joker adalah simbol dari tawa. Dalam film, sang Joker bisa tertawa, tanpa mengenal kondisi dan waktu.

Bahkan bisa tertawa panjaaaang, meskipun sedang melakukan kejahatan!

Dalam konteks “medical” dan “psychological,” apakah tertawa panjang itu “normal?”

Secara medik, tertawa panjang dikategorikan sebagai gangguang kesehatan, disebut dengan istilah “pseudobulbar.”

Tidak hanya tertawa, penderita “pseudobulbar” juga bisa menangis panjang.

Tertawa dan tangis bisa silih berganti. Penderita “pseudobulbar” tertawa dan menangis tanpa sebab, di mana saja dan tanpa mengenal waktu.

Dalam kehidupan sehari hari, bisa anda telusuri melalui media sosial, berjibun alias banyaaak penderita “pseudobulbar.”

Contoh nyata penderita “pseudobulbar” adalah mentertawakan, sekaligus menghardik orang lain dalam kondisi SUSAH, karena:
- biaya sekolah naik
- berobat tak sanggup
- bbm menjulang tinggi
- listrik tak ada tanda tanda turun!

Sejak pilpres 2014, banyak banget penderita “pseudobulbar”:
-Tak bisa membedakan mana fantasi dan mana yang realitas. Mana yang pencitraan (ber-TOPENG), mana yang sesungguhnya!

Joker, hidup bertopeng, bisa disarungi dengan TOPENG. “Pseudobulbar,”