Tidak ada angin, tidak ada badai: Puan Maharani mengumpulkan bupati, walikota dan pengurus PDIP se Jawa Tengah.
Kenapa Jawa Tengah? Sudah pasti bisa anda tebak:
- 63% (22 dari 35) bupati dan walikota di Jateng adalah kader PDIP
- Jokowi menang 77% di Jateng pada pilpres 2019. Bandingkan dengan kemenangan Orde Baru, hanya 68% di Jateng, Pemilu terakhir, 1997.
Publik riuh rendah karena: Minus Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo!
Ada empat tafsir dari langkah Puan ini:
Tafsir 1: seperti koar koar netizen, bahwa ini hanya taktik untuk mendongkrak simpati terhadap Ganjar Pranowo, agar mulus di pilpres 2024.
Berarti, hal ini sejalan dengan salah satu posting saya, bahwa gubernur Jateng adalah diantara yang “dielus” istana:
- Sawan Fibrosis: Pilpres 2024 – Dua Terbilang Dalam Timangan Istana
Bagaimana dengan tafsir 2, 3 dan 4?
Dan bagaimana pula membuktikan kebenaran semua tafsir ini?
Tafsir 2: Langkah Puan untuk memberi jalan lebar, agar Jokowi bisa 3 periode.
Silahkan saja “googling,” maka anda akan menemui judul judul berita seperti ini:
- Gubernur Viktor Laiskodat: Masyarakat NTT Ingin Bapak Jokowi Jadi Presiden 3 Periode
- Mungkinkah Presiden 3 Periode?
Tafsir 3: Megawati maju Capres 2024.
Apa?
Beda usia Megawati dengan Prabowo 3 tahun saja. Sementara usia harapan hidup perempuan Indonesia tiga tahun lebih panjang dari pria.
Plus, Megawati masih segar bugar. Jika Prabowo maju pilpres 2024, kenapa Megawati TIDAK?
Bagaimana cara membuktikan tafsir mana yang paling jitu?
Jika Ganjar Pranowo tidak diberi jabatan yang levelnya nasional pada tahun 2023, maka ada kemungkinan yang benar adalah Tafsir 2 atau 3.
Jika tafsir 1 salah, dan tidak ada amendemen UUD 45, maka hampir pasti:
- Megawati dan Gibran maju pilpres 2024!!
# Loh, mana tafsir 4?
- stay tune!!