Sawan Fibrosis: Pilpres 2024
Showing posts with label Pilpres 2024. Show all posts
Showing posts with label Pilpres 2024. Show all posts

Saturday, March 20, 2021

Penolakan Impor Beras Semakin Nyaring! Dimana Gibran? Sedang Ghosting?

Gubernur Jateng dan Walikota Solo (credit to Inews Jateng)

Di berita berita “mainstream,” dapat kita simak “koor” penolakan impor beras dari berbagai kalangan, mulai dari petani, pejabat, pemda dan bahkan mantan pejabat.

Jika kita bagi para penolak impor beras ini, bisa kita golongkan kedalam kategori besar yaitu formal dan informal.

Dari kategori formal, berdasarkan hasil bacaan sepintas (maaf, jika ada yang tidak lengkap):

1) Pejabat daerah

- gubernur Jateng dan gubernur Jabar
- bupati Blora

2) Pejabat pusat

- Direktur Utama Bulog, Budi Wasesa

3) Mantan Pejabat

- Susi Pudjiastuti, mantan menteri perikanan dan kelautan

4) Partai politik

- seperti biasa adalah PKS

Netizen, dari golongan informal, memainkan jari jemarinya di media sosial sangat keras menolak impor beras.

Selanjutnya, PKS punya nostalgia indah dengan sektor pertanian, karena menteri pertanian era presiden SBY. Anton Apriantono berasal dari partai ini. Indonesia sempat swasembada pangan saat itu.

Jabar juga pernah menjadi lumbung beras, ketika gubernurnya dijabat oleh Ahmad Heryawan (Aher) dari PKS.

Anehnya, partai politik, tokoh masyarakat dan bahkan ulama yang “ngaku ngaku” berjasa ketika presiden Jokowi membatalkan perpres Miras, sekarang “sembunyi” di mana?

Apakah akan kembali “ngaku ngaku” berjasa jika presiden Jokowi sudah “membatalkan” atau paling tidak “mengurangi” impor beras?

Dan lebih menarik lagi, walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka kok diam?

Apakah sedang “ghosting?”

Apakah Solo bukan Jawa Tengah?

Ditunggu loh suaranya dari para petani Jawa Tengah.

Wednesday, January 20, 2021

Bisakah Orang MISKIN Dijebloskan Ke Penjara?

 Korupsi Bansos (credit to Riaunews). Hanya ilustrasi tulisan.

Berdasarkan definisi dari Biro Pusat Statistik (BPS), ada dua kelompok orang yang bisa dikatakan MISKIN:

- Pertama, MISKIN karena kelaparan, tak bisa memenuhi kebutuhan makan.

- Kedua, MISKIN karena “Non Makanan,” bukan karena kelaparan.

Poin pertama jelas dan terang benderang. Berdasarkan laporan Bank Dunia, di Indonesia, ada 25 juta orang kelaparan dan 100 juta orang hidup Senin Kamis.

Ini kategori MISKIN yang harus dibantu oleh pemerintah.

------------------------

Tafsir poin kedua, sekarang sedang ramai didiskusikan di kalangan politisi Amerika Serikat.

Siapa saja yang bisa masuk MISKIN kategori dua?

Pemimpin yang TIDAK punya Empati terhadap golongan dan agama tertentu.

Senator Cory Booker mengusulkan UU agar pemimpin MISKIN karena TIDAK punya empati dijebloskan ke penjara !

------------------------------

Terus?

Apakah pemimpin atau presiden dengan ciri ciri sebagai berikut bisa dikategorikan MISKIN, dan dijebloskan ke penjara?

- berfoto di lokasi hutan terbakar, bencana alam, perkampungan kumuh

- tiap hari kerjanya ngomong ekonomi meroket

- kampanye pakai sendal jepit, naik becak, nampal ban dan ngaku ngaku merakyat serta hidup sederhana.

- membayar buzer untuk memuji dirinya sendiri

Terus?

-----------------------------

Apakah bisa dikatakan sebagai Bukti MISKIN?

- Korupsi uang bansos untuk rakyat kelaparan.

- Korupsi uang bansos untuk orang cacat.

Ini bukan hanya bukti MISKIN empati, tapi sekaligus miskin MORAL, dan juga tindakan kriminal.

Hukuman yang paling tepat adalah TEMBAK sampai mati!!

Wednesday, September 9, 2020

Pilpres 2024 - Anies Baswedan dan Politik Identitas

 

Anies Baswedan dalam sebuah acara (credit to detikNews)

Di Amerika Serikat, biasa biasa saja orang mengidentikkan dirinya dengan:

- African American
- Japanese American
- Chinese American
- Asian American

Dalam dunia politik adalah biasa biasa juga seorang calon presiden mengidentikkan dirinya dengan suatu golongan atau asal usulnya, karena identitas berhubungan sumber SUARA dan DUIT.

Ketika mencalonkan diri sebagai presiden tahun 2008, Obama mendapat suara 95% dari African American, dan sumbangan uang sebesar US$760 (Rp 11 triliun).

Uang umumnya datang dari orang hitam (African American) yang berprofesi sebagai bintang film, olahragawan, seniman dan pengusaha kecil menengah.

Sekarang, Kamala Haris meng-identikkan dirinya sebagai anak imigran Jamaica dan India.

Ketika diumumkan sebagai calon wakil presiden Joe Biden, hanya dalam waktu 24 jam uang terkumpul sebanyak US$24 juta (Rp 350 milyar).

Sepanjang bulan Agustus, hanya satu bulan, kamala Haris dan Joe Biden mengumpulkan uang US$364 juta (Rp 5,3 triliun). Uang ini umumnya datang dari komunitas India dan Jamaica di Amerika Serikat.

Tentu saja, India dan Jamaica di Amerika akan memberikan suara mereka untuk Joe Biden – Kamala Haris.

-------------------------------------------------------------------------------------

Pernahkan anda mendengar Ahok secara LANTANG mengaku dia orang Cina?

Orangtua, ya, Ayah Ahok emangnya lahir di mana?

Kakek Ahok lahirnya di mana? Dan apa profesi kakek Ahok?

Hanya sekedar menguji pengetahuan anda!!

Terus, apa hubungannya dengan Anies Baswedan?

--------------------------------------------------------------------------

Kakek Anies Baswedan dilahirkan di Surabaya.

Kalau anda TIDAK tahu Surabaya itu di mana, saya kasih tahu bahwa Surabaya itu berlokasi di Pulau Jawa.

Kakek Anies Baswedan adalah “founding father,” yaitu salah satu tokoh pendiri Republik Indonesia. Diantara founding father yang lain adalah Sukarno dan Hatta.

Ayah Anies Baswedan adalah mantan Dekan dan wakil Rektor UII. Tahukah anda UII itu di mana?

Di Medsos, ayah Anies mengaku berasal dan menetap di Yogyakarta. Dan Yogyakarta itu berada di Beijing, eh, Yaman.

Anies Baswedan sendiri lahir di Kuningan (Jawa Barat). Ibunya berasal dari Cipicung, Jawa Barat.

Dari TK, SD, SMP, SMA, dan Kuliah di Yogyakarta. Silahkan cek di Youtube, bagaimana lancarnya Anies Baswedan berbahasa Jawa.

Selain lancar, aksennya “medok.”

Dimana letak salahnya, kalau saya nuduh Anies Baswedan orang Jawa atau saya menuduh Ahok adalah orang Bangka Belitung?

Soal identitas ini, terserah orang Jawa, calon pemilih terbesar Indonesia apakah akan menganggap Anies Baswedan sebagai “putra daerah” dan kemudian memilihnya sebagai presiden tahun 2024.

Mari kita tunggu!!

Tuesday, August 11, 2020

Megawati Kalah Di Jawa Tengah - Apakah Puan Akan Kalah Juga?

Capres Cawapres 2009

Sebenarnya, di status maupun komen yang lalu lalu, ada saya sebutkan “kemungkinan” yang akan ikut pilpres 2024.

Yang Sudah Dibahas:

Susi dan AHY : Jabar dan Jatim:
- Pilpres 2024 – Akankah Giliran Jawa Barat?

Ganjar dan Khofifah: Jateng dan Jatim

Yang BELUM dibahas?

- Gibran “sang putra mahkota” > Paling menarik
- Sandiaga Uno
- Anies Baswedan
- Ridwan Kamil
- dll


Hutan, hanya ilustrasi

# Perlu diingat: Megawati KALAH di Jateng selama ikut Pilpres!!

- Megawati juga Kalah ketika bersanding dengan ketua NU, Hasyim Muzadi
- Megawati kalah dua kali berturut turut
- Megawati DITOLAK mentah mentah ketika akan menggandeng Jokowi. Ditolak oleh pengurus PDIP dan Jokowi

## Megawati saja KALAH, bagaimana dengan anaknya, Puan?

- Megawati KALAH di Jateng, apakah Puan bisa menang?
- Apakah nasib Puan akan sama dengan Megawati? Ditolak MENTAH mentah oleh pengurus PDIP?

### Rakyat Jateng sangat marah dengan Megawati, karena menolak putra daerah Jateng untuk menjadi gubernur saat itu.

- Bukan tidak mungkin, kemarahan rakyat Jateng akan dilampiaskan ke Puan, jika putra daerahnya tidak diusung dalam Pilpres 2024.

### Creng creng creng…...nanti akan kita bahas!

11 Agustus 2020

Sunday, August 9, 2020

Apakah Pilwako Tangsel Sebagai “Test Case” Pilpres 2024?

Sara, Prabowo dan Muhammad

Pada posting yang berjudul “Cawagub DKI – Cerdas, Cantik dan Nasrani,” ada saya sebutkan bahwa berdasarkan exit poll Pilpres 2019, suara 52% umat Islam tidak mengantarkan Prabowo ke Istana.

Sementara itu, Jokowi menang dengan komposisi suara 48% umat Islam dan 90% non-muslim.

Suara non-muslim naik pesat, dari 70% tahun 2014, menjadi 90% di tahun 2019. Kenaikan yang fantastis.

Menyimak pelaksanaan KLB Partai Gerindra, dapat dibaca, Prabowo ingin “meng-kopi:”
- Formula kemenangan Jokowi: 48% Islam + 90% non-muslim pada Pilpres 2024 nanti.

Apa kaitannya dengan Pilwako Tangsel?
------------------------------------------

Hasil poling, RMOL Banten


Tiga pasangan yang akan bertarung dalam Pilwako Tangsel adalah:
- Muhammad dan Rahayu Saraswati
- Siti Nur Azizah dan Ruhama Ben
- Benyamin dan Pilar Saga.

Adalah fakta, hanya Rahayu Saraswati satu satunya yang Nasrani. Dengan demikian, bukan hal mustahil, pasangan Muhammad – Rahayu akan meraup 100% suara non muslim.

Kalau angka 100% terlalu optimis, adalah hal yang biasa biasa saja, jika Muhammad – Rahayu kemungkinannya dapat suara di atas 50% atau 70% dari non muslim.

Bukan hanya mengandalkan beragama Nasrani, Rahayu lebih jauh sudah melakukan berbagai upaya untuk meraih suara maksimal:
- program kerja untuk minoritas
- pemberdayaan perempuan
- pendekatan dengan “buzzer” yang mendukung Jokowi

Bagaimana dengan suara dari umat Islam?

Ini pertarungan 3 pasangan, maka untuk menang, TIDAK perlu seperti Jokowi, yaitu butuh suara 48% dari umat Islam.

Muhammad – Rahayu memerlukan dukungan umat Islam “cukup” 35% saja.

Hanya sekedar info, dari Poling yang dilakukan RMOL Banten, Muhammad – Rahayu mendapatkan angka 60%+
Meskipun ini bukan poling “serius,” akurasinya diragukan, tapi bisa ditarik kesimpulan:
- Pasangan Muhammad - Rahayu sudah dikenal luas masyarakat.
- Kampanye program program kerja, baik langsung dan melalui media (mainstream dan sosial) akan mudah dilakukan.

Jika Muhammad – Rahayu MENANG, maka rumus 48% + 90% dengan modifikasi dan varian variannya akan diaplikasikan di Pilpres 2024.

Mari kita tunggu!!

Tuesday, June 23, 2020

Pilpres 2024 – Dua Terbilang Dalam Timangan Istana

Ganjar dan Khofifah

Baru saja diumumkan pemenang “new normal,” dimana daerah yang dianggap “sukses” menangani Covid-19 dapat ganjaran dari istana.

Untuk level Propinsi, ada EMPAT hal menarik dari hadiah ini:

1) 6 dari 7 kategori jatuh ke tangan propinsi yang memenangkan Jokowi dalam pilpres 2019

2) Dua propinsi yang menjadi lumbung suara Jokowi, yaitu Jatim dan Jateng adalah diantara pemenang. Bahkan Jatim mendapat hadiah di dua kategori.

3) Dua propinsi, yaitu Jakarta dan Jabar TIDAK termasuk dalam daftar pemenang

4) Wanti wanti dari panitia:”Jangan PILIH pertahana yang Gagal Menangani Covid-19.” Anda pasti tahu arahnya ke mana.
--------------------------------------------------------
Posting saya tertanggal 12 June 2020: Pilpres 2024 – Akankah Giliran Jawa Barat?

Dalam kolom komentar, ada saya sebutkan bahwa Gubernur Jawa Timur lebih “menggiurkan” ketimbang Jawa Tengah. Dua hadiah untuk Jawa Timur “membuktikan” “benarnya” komen saya.

Khofifah adalah “anak manis”, dari menteri diizinkan Jokowi untuk ikut pemilihan gubernur, dan MENANG. Balasan Khofifah, memenangkan Jokowi.

Padahal, menurutkan teman yang bekerja di salah satu lembaga penelitian di Singapura, “exit poll” yang dia lakukan menunjukkan angka “imbang” antara Jokowi dan Prabowo.

Soal suara di Jatim, ada saya buat coretan dengan judul:”Angka yang Janggal di Jatim.”

Tapi, saya dan teman TIDAK berani menyimpulkan bahwa hasil Pilpres 2019 apakah Sah atau TIDAK SAH. Kenapa? Lain kali saja dibahas.
-----------------------------------------------------------------

Terus, apa maksudnya dengan judul: “Pilpres 2024 – Dua Terbilang Dalam Timangan Istana?”

Ada apa dengan Jabar dan DKI?
---------------------------------------------------------------

Ada istilah “stick and carrot” dalam politik. DKI dan Jabar mendapat “gebukan” dari istana.

Untuk DKI, pasti sudah bisa anda raba raba. Sedangkan Jabar, sudah saya komen di posting sebelumnya bahwa RK mempermalukan presiden, kalah dua kali berturut turut di wilayahnya. “Anak tak tahu diuntung!”
----------------------------------------------------

Presiden negara mana saja punya keinginan agar warisan “kebijaksanaannya” dan dirinya sendiri (beserta keluarga) aman aman saja setelah tidak menjabat.

Memang benar, selama Ganjar gubernur, tidak ada yang menonjol di Jateng. Tapi jabatan Ganjar masih ada sekitar 3 tahun, masih punya kesempatan untuk “menarik” perhatian publik.

Jika memang Ganjar menjadi anak “timangan” Jokowi, maka beliau akan mendapat jabatan di seputar istana sekitar tahun 2023 nanti. Berpeluang untuk tampil di panggung nasional.

Khofifah sendiri masih punya waktu panjang juga, ada 4 tahun sampai 2024 nanti. Banyak hal bisa dikerjakan untuk “mencuri” perhatian nasional.

Gabungan SUARA dari propinsi Jatim dan Jateng, terbukti menjadi KUNCI kemenangan 4 kali pilpres di era reformasi.

Kita tunggu saja pesta demokrasi 2024 nanti!

Friday, June 12, 2020

Pilpres 2024 – Akankah Giliran Jawa Barat?

Susi dan AHY sedang berbincang

Benar, masih terlalu jauh bicara Pilpres 2024, ini hanya coretan imajinasi saja. Sekedar iseng kala “carut marut” pandemi Covid-19 masih berlangsung.

Jika anda menyimak pilgub DKI 2017, salah satu poling yang “menggemparkan” adalah Susi Pudjiastuti berada di posisi atas.

Soal ini pernah ditulis di Kompasiana oleh seorang teman, saya memberi komentar kira kira: “Buk Susi lebih dibutuhkan pada posisi menteri, kemungkinan besar beliau tidak diizinkan presiden untuk maju di pilgub DKI 2017.”
---------------------------------------------

Terus...apa hubungannya dengan judul: Pilpres 2024 – Akankah Giliran Jawa Barat?

Dan apa pula hubungannya dengan AHY?

Dari presiden yang “TERPILIH” atau DIPILIH oleh PPKI, MPRS, MPR atau oleh rakyat langsung, TIDAK termasuk yang MENGGANTIKAN presiden sebelumnya (BJ Habibie dan Megawati), mereka berasal dari:

- Sukarno : Jatim
- Suharto : Yogyakarta
- Gus Dur : Jatim
- SBY : Jatim
- Jokowi : Jateng

Sedangkan jumlah daftar pemilih presiden 3 besar Indonesia, berdasarkan data tahun 2019:
- Jawa Barat : 33 juta
- Jawa Timur : 30 juta
- Jawa Tengah : 28 juta

Ada dua catatan penting dari data 3 besar pemilih tersebut:
Catatan 1 - Belum ada presiden dari Jawa Barat semenjak Indonesia merdeka, padahal Jabar adalah pemilik suara terbesar di Indonesia.

Catatan 2 – Berdasarkan “teori peluang,” kombinasi Jabar dan Jatim memiliki suara TERBANYAK yaitu 63 juta pemilih.

Sudah bisa anda TEBAK, siapa dan dari daerah mana kombinasi yang BERPELUANG paling BESAR untuk menang pilpres 2024.

Keunggulan Susi adalah berpengalaman di pemerintah, dan TIDAK usah ditanya“asam garamnya” di sektor swasta. Dan tercatat sebagai salah satu orang kaya Indonesia dengan duit triliunan rupiah

AHY sendiri, meskipun NOL pengalaman di pemerintahan, ya, paling tidak, sangat mengerti seluk beluk militer.

Menariknya, kedua orang ini punya STAMINA luar biasa. Susi Pudjiastuti adalah pemegang “license to flight” dari Florida, USA.

Kemudian, anda pasti tahu bahwa AHY bisa berlari 10 km dengan beban di pundak, serta berjalan kaki dari pagi sampai sore tanpa lelah.

Jika mereka maju pilpres, maka kampanye 2024 akan riuh rendah, karena mereka bisa berada di titik manapun di Indonesia, tanpa letih!

Siapa kira kira pasangan pilpres 2024 lainnya?

Stay tune!