Sawan Fibrosis: Politik Indonesia
Showing posts with label Politik Indonesia. Show all posts
Showing posts with label Politik Indonesia. Show all posts

Monday, February 24, 2020

Cawagub DKI – Cerdas, Cantik dan Nasrani

Rahayu Saraswati sedang meninjiau Tanaman hias dan lukisan mural
(sumber foto: Rahayu Saraswati)

Dari data yang tersebar di media “digital”:
# persentase penduduk non-muslim DKI adalah 17%
# Dalam Pilkada, Ahok yang nasrani bisa mengumpulkan suara 42,04%

Ini bisa diartikan, Jakarta memiliki populasi non-muslim tinggi, dibandingkan dengan 13% non-muslim di Indonesia.

Sebuah kenyataan bahwa “sebagian” muslim Jakarta bisa menerima non-muslim sebagai pemimpin mereka.
-------------------------------------------------

Dari beberapa exit poll yang dilansir oleh berbagai survey dalam pilpres 2019:

# 52% suara muslim memilih Prabowo Subianto
# Hanya 10% Non-muslim yang menjatuhkan pilihan kepada Prabowo Subianto

Kesimpulan apa yang bisa ditarik?
1) Suara sebesar 52% dari muslim, TIDAK cukup mengantarkan Prabowo ke istana

2) Suara non-muslim adalah KUNCI kemenangan Jokowi.

Terus, apa hubungannya dengan Rahayu Saraswati dan Calon wakil gubernur DKI?
-------------------------------------------
Silahkan cek dari berbagai sumber digital, baik media mainstream, semi mainstream dan apalagi media social.

Paling sedikit ada 3 kelompok BESAR yang memfokuskan dirinya untuk menyerang, membenci, nyinyir dan bahkan berusaha “menggagalkan” apapun yang dilakukan oleh gubernur DKI, Anies Baswedan.

3 kelompok itu adalah:
- Ahoker (banyak non-muslim + ada muslim)
- Jokower (ada non-muslim + banyak muslim)
- Non-muslim

Anies Baswedan dalam hal ini Pemda DKI, TIDAK punya pilihan lain kecuali membangun KOMUNIKASI dengan 3 kelompok ini.

Rahayu Saraswati adalah salah satu figur yang punya kemampuan untuk membangun jembatan dengan 3 kelompok di atas. Kenapa?
- latar belakang keluarga besar yang multi etnis dan multi agama
- pendidikan (Amerika + Eropa) di bidang yang mampu berkomunikasi dengan siapa saja.
- smiling face ke masyarakat tanpa memandang strata sosial dan asal usul

Sebagai pegiat sosial dan anggota DPR RI di bidang pemderdayaan perempuan, bisa menggantikan peran Sandiaga Uno untuk meningkatkan ekonomi keluarga melalui usaha kecil.

Semacam OK OCE dengan specifik target yaiu emak emak. Bisa di-desain pilot project untuk 1.000 ibu rumah tangga dengan modal usaha Rp5 juta per ibu rumah tangga.

Sayangnya, potensi ini BELUM dimanfaatkan oleh partai Gerindra dan belum dilirik oleh Anies Baswedan untuk menggantikan posisi KOSONG wakil gubernur DKI.

Semoga ada yang mempromosikannya dan Rahayu Saraswati sendiri (timses) berperan aktif mendekatkan diri ke partai Gerindra, Anis Baswedan dan Sandiaga Uno!

Wednesday, October 23, 2019

Membabi Buta, Realistis dan Pilpres 2024

Jokowi dan Prabowo

Golongan para pendukung, baik Jokowi dan Prabowo, secara garis besar dapat dikelompokkan ke dalam:
- golongan MEMBABI BUTA
- golongan realistis

Pendukung yang “membabi buta” ini selalu memakai kata “pokoknya.” Jokowi dan Prabowo harus terus “Berantam,” entah sampai kapan. Pokoknya cakar cakaran terus.

Golongan yang kedua adalah mereka yang “realistis,” dimana mereka beranggapan bahwa pilpres 2019 sudah selesai, sampai jumpa 2024 (ditulis oleh banyak media asing seperti Sydney Morning Herald, South China Morning Post dan The Straits Times).

Mereka yang tergolong realistis ini jumlahnya lebih besar, tapi lebih banyak diam, silence majority. Golongan pendiam. Tidak pakai kata “pokoknya.”
-------------------------------------------------

Sebenarnya, masuknya Prabowo kedalam kabinet Jokowi, merupakan kesempatan untuk para “haters:”

- mengevaluasi kinerja Prabowo, apakah sesuai dengan pokok pokok pikiran yang disampaikan dalam debat dan kampanye.

- Jika kinerja Prabowo tidak sesuai harapan, seperti janji presiden Jokowi:”akan memberhentikan siapa saja, menteri apa saja yang tidak bekerja keras.”
------------------------------------------------

Untuk pendukung Prabowo (lovers), silahkan cek kembali jejak jejak digital selama Pilpres 2019:
- dimana, baik Prabowo dan Sandi tak jarang sama sama mendapat halangan untuk berkampanye, bahkan lokasi dan gedung tempat kampanye yang sudah dipesan, tiba tiba dibatalkan tanpa sebab.

Masuknya Prabowo dalam pemerintahan, apalagi sebagai menteri pertahanan, maka pada tahun 2024 nanti TIDAK akan ada pejabat daerah yang berani menghalangi capres dari partai Gerindra.

Tentu saja Capres Gerindra 2024 belum bisa ditebak, bisa saja Prabowo Subianto maju kembali. Bisa juga Anies Baswedan, Sandiaga Uno bahkan Hasyim Djojohadikusumo.

Masih GELAP gulita.

Baca baca di medsos, sudah banyak dari Projo (cebong) yang mengusulkan agar Gerindra gabung ke PDIP, dengan capres-cawapres:
- Sandiaga Uno – Ganjar Pranowo (gubernur Jateng)
- Prabowo Subianto – Puan Maharani
- Anies Baswedan – siapa saja yang ditunjuk Gerindra dan PDIP

Bahkan ada juga yang mengusulkan agar manajer kampanye pilpres 2024 adalah Gibran Rakabuming atau Sarah Djojohadikusumo.

Segala peluang, sekaligus tantangan TERBUKA lebar dengan masuknya Prabowo ke kabinet presiden Jokowi.

Semoga kita berumur panjang untuk ikut serta (apapun posisi kita) dalam pesta demokrasi 2024!!